Sikapi Pengeroyokan Mahasiswa di Kantor Gubernur, Sejumlah Aktivis Kepton Siap Bergerak

Laporan Jurnalis Kepton: Anton

TOPIKterkini.com, BAUBAU – Menyikapi tindakan brutal aparat keamanan (Sat Pol-PP dan diback-up Kepolisian) yang melakukan tindakan pengeroyokan terhadap mahasiswa saat aksi unjuk rasa di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu 06 Maret 2019 kemarin, sejumlah Ketua Organisasi/Lembaga Kepemudaan dan Mahasiswa, beserta para aktivis lainnya yang ada di wilayah Kepulauan Buton (Kepton) mulai menggalang persatuan dan siap bergerak.

Para aktivis di wilayah Kepton langsung melakukan rapat konsolidasi yang bertempat di Kota Baubau, pada Jumat malam (08/03/2019). Para Ketua Lembaga Kepemudaan dan Mahasiswa tersebut menilai bahwa, tindakan pengeroyokan secara brutal yang dinilai tidak berperikemanusiaan tersebut harus ditanggapi dan disikapi serius agar menjadi pelajaran semua pihak, serta tidak terulang dimasa mendatang.

“Oknum pelaku pengeroyokan terhadap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi dalam aksi unjuk rasa penolakan IUP tambang di kantor Gubernur Sultra itu bukan sifat manusia alias tidak berperikamanusiaan,” kutuk salah satu Ketua Lembaga, Mursid Kancil yang mewakili rekan-rekannya kepada awak TOPIKterkini.com, Jumat malam (08/03/2019).

BACA JUGA : 

Dijelaskannya, berdasarkan hasil komunikasi dan koordinasi sesama mahasiswa di wilayah Sultra daratan, para peserta unjuk rasa dalam menyampaikan aspirasinya telah sesuai mekanisme maupun peraturan yang berlaku.

“Sesuai dengan amanah konstitusi di negara kita dalam Undang-Undang Tahun 1998 yang dinyatakan bahwa semua orang berhak menyampaikan pendapatnya dimuka umum,” ujarnya.

Dikatakan pula, bila mahasiswa dan masyarakat peserta aksi khilaf atau salah dalam menyampaikan aspirasi tidak serta-merta dipukul ataupun dikeroyok, karena semua tindakan punya batasan-batasan tertentu.

“Aparat Kepolisian dan Pol-PP seharusnya bisa menjaga wibawanya selaku penegak hukum, lagian teman-teman mahasiswa peserta aksi juga tidak melakukan pengrusakan fasilitas negara, oknum Pol-PP jangan bermain-main dengan kekuatan mahasiswa dan masyarakat,” kata Mursid.

“Ingat, yang menumbangkan rezim orde baru pada tahun 1998 adalah kekuatan dan persatuan mahasiswa, aparat keamanan pun kewalahan saat itu, jadi jangan memancing emosi seluruh mahasiswa di Sultra,” sambungnya.

Mursid juga menjelaskan, rapat konsolidasi melahirkan kesepakatan bahwa, para Ketua Lembaga Kepemudaan dan Mahasiswa di Kepulauan Buton siap menurunkan massa dan berbaur dalam aksi besar-besaran pada Senin 11 Maret 2019 di Kota Kendari.

“Kondisi terburuknya bila massa dari Kepulauan Buton tidak jadi menyeberang ke Kota Kendari, maka sebagai bentuk solidaritas sesama mahasiswa, kami akan fokus lakukan unjuk rasa di Kota Baubau,” pungkasnya.

Publisher: Darman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *