Cegah Stunting, Tim NS Tondasi Gelar Kegiatan Bayi Ilusif

TOPIKterkini.com, MUNA BARAT – Dalam rangka mencegah stunting (Pertumbuhan tinggi badan yang tidak normal, red), Tim Nusantara Sehat (NS) yang ditempatkan di Puskesmas Tondasi, Kecamatan Tiworo Utara, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar kegiatan bayi ilusif atau wisuda Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Kegiatan itu dilaksanakan di gedung serba guna Desa Tondasi, Kamis (8/8/2019).

Kegiatan wisuda bayi ilusif perdana yang digelar di Kabupaten Mubar kali ini diikuti oleh 60 ibu hamil dan ibu bayi/balita. Ada dua bayi yang lulus ASI eksklusif dan dipakaikan toga. Dua bayi yang diwisuda yakni Sabarudin (7 bulan) dan Azzalfah Khariyah Mahmud (8 bulan).

“Alhamdulillah dari 60 bayi/balita yang hadir, ada dua bayi yang dipakaikan toga atau diwisudakan lulus ASI eksklusif,” kata Hafid Wabula, salah satu anggota Tim Nusantara Sehat wilayah kerja Puskesmas Tondasi.

Hafid menjelaskan pula, stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya. Menurutnya, di tengah cukup tingginya kasus stunting dan gizi kurang di Indonesia, pihaknya berusaha memutar otak agar ibu-ibu di wilayah tempat tugasnya termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka.

“Kegiatan pencegahan stunting dengan mencanangkan bayi ilusif atau wisuda lulus ASI eksklusif merupakan kegiatan yang pertama kalinya dilaksanakan di wilayah Puskesmas Tondasi. Tujuannya, agar kita dapat menekan dan mencegah kasus stunting, gizi kurang dan gizi buruk,” tuturnya.

Kasus stunting, lanjut Hafid, masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.

“Kita ketahui dengan kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan pendidikan. Bagi calon ibu lain untuk tidak memberikan makanan tambahan ke anaknya hingga usia 6 bulan,” tandasnya. (*)

Laporan : Dennis
Publisher : Anton

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *