TOPIKTERKINI.COM, KALBAR – Pertanian merupakan modal utama dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, karena pangan masuk dalam kategori sembilan bahan pokok manusia pada umumnya, banyak kiat – kiat sukses para petani dalam rangka meningkatkan hasil produksinya untuk memberikan kebutuhan
Khususnya di Kabupaten Sekadau, terdapat kisah menginspiratif dalam rangka mengelola pertanian di sebuah daerah. Seperti yang dirintis dari awal hingga meraih sukses oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ‘Ansar Bersatu’ Desa Nanga Ansar Kecamatan Belitang.
Berawal dari program Pemerintah yaitu Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan disingkat PUAP, merupakan program kementerian Pertanian yang dilakukan pada tahun 2011 silam yang diberikan kepada kelompok tani untuk mengembangkan usaha pertanian dan perkebunannya.
Ketua Gapoktan Ansar Bersatu Matius S menjelaskan, bahwa proses pengelolaan usaha pertanian dari awal hingga saat ini adalah berlandaskan gotong – royong dan beraungguh-sungguh dalam bekerja.
“Awal mula pengajuan proposal dari kami petani pada tahun 2011 lalu, dan kami dengan kebijakan Pemerintah mendapatkan bantuan pada program PUAP sebesar 100 juta dari Kementerian Pertanian. Dengan anggaran itu kami kelola dengan semaksimal mungkin untuk usaha di bidang pertanian dan perkebunan,”ujarnya saat diwawancara awak media, pada Kamis (7/10) di Sekretariat Gapoktan Desa Nanga Ansar.
Awal mulanya,kata dia, potensi pertanian di Desa Nanga Ansar ini sangat besar, baik berupa padi Sawah, pada ladang tugal dan Sawit sehingga kebutuhan pupuk, obat-obatan dan bibit sangat besar.
“Dengan anggaran bantuan tersebut, pengurus langsung melakukan pembelian Persediaan Sarana Produksi (Saprodi) dengan jenis seperti benih, pupuk, dan obat-obatan pertanian. Dalam manajemen pengelolaannya berdampak baik pada petani, sehingga produksi pertanian dan perkebunan meningkat,”ungkapnya.
Tercatat ada 17 kelompok tani (Poktan) yang terdaftar di Gapoktan Ansar Bersatu, yang terdiri dari petani pangan (padi), petani kebun (sawit), ternak Sapi dan Babi. Mengenai pola pengaturannya, Matius memaparkan, setiap Poktan wajib mengembangkan produksi sesuai dengan jenisnya masing-masing dengan sungguh – sungguh.
“Dari 17 Poktan tersebut mengembangkan usahanya, dan dibantu berupa permodalan dan pembelian pupuk, sehingga produksi padi dan sawit mereka dapat menghasilkan dan dijual ke kita, “kata dia.
Diketahui bahwa data anggota kelompok tani saat ini berjumlah 419 orang terdiri dari laki-laki 358 orang dan perempuan 61 orang. Dengan kondisi garapan luas lahan mencapai 884 Hektar.
“Dengan rincian Luas lahan perkebunan 718 Hektar, Luas lahan persawahan 62 Hektar dan luas lahan tegal/ladang 104 hektar, ini merurpakan potensi garapan lahan hingga menjadikan hasil produksi petani meningkat dan berkembang pesat, “bebernya.
Seiiring berjalannya waktu, dari pengelolaan modal awal 100 juta, empat tahun berjalannya usaha tersebut bisa menutupi modal.
“Empat tahun berjalan usaha Saprodi, kita bersyukur modal 100 juta dapat kembali, dan pengurus berinisiatif untuk mengembangkan usaha selain Saprodi dan Saprotan juga mampu membeli Tanda Buah Segar (TBS) sawit yang dimiliki warga secara mandiri maupun sawit plasma. Bahkan kami berani membeli dengan harga jual standar pemerintah dan prosesnta langsung bayar ditempat tanpa menunggu lama, “ucapnya.
Dengan usaha yang semakin berkembang pesat, penghasilan pun semakin bertambah hingga empat tahun dari 2014 silam hingga tahun 2019 ini omset mencapai dua kali lipat.
“Tepat pada tahun 2019 akhir laporan omset kami saat ini mencapai 300 jutaan, jadi dari awal bantuan tahun 2011 hingga 2019 ini dengan jarak waktu 8 tahun berjalan usaha kami mendapatkan omset yang terbilang sangat luar biasa, bahkan kami dengan laba atau keuntungan pembagian persenan dialihakan kepada bantuan kerohanian dan sosial, “ucapnya.
Sementara itu, Darmuji selaku PPL Desa Nanga Ansar mengatakan, pihaknya juga ikut dalam proses pengembang usaha dan pembinaan para petani di wilayah kerjanya sangat bersyukur dengan kemajuan yang dilakukan oleh Gapoktan Ansar Bersatu ini.
“Saya bersyukur atas kerja keras oleh pengurus Gapoktan ini, sehingga membuat petani maju dan usahanya meningkat dengan bantuan usaha Gapoktan ini, “ungkapnya.
Adapun hasil yang diraih oleh usaha tersebut dan dikelola sesuai presentasinya, Darmuji mengatakan, sesuai dengan aturan dan kesepakatan pengurus dari 100 persen.
“Pembagian dari hasil tersebut meliputi 45 persen dari hasil usaha dan penambahan usaha, 30 persen jasa pengurus, 10 persen untuk dana cadangan, 9 persen sisa tambahan kesejahteraan untuk anggota, 6 persen untuk bantuan kerohanian,”paparnya.
Menurutnya, dalam pelaksanaan usaha Gapoktan tidak semata-mata mencari keuntungan. Melihat dari situasi dan kondisi sosial masyarakat juga diperhatikan.
“Kita juga melihat dari sisi kondisi ekonomi anggota kelompok tani tidak sama dan kami bantu mereka. Mengenai kendala yang dirasakan dilapangan adalah skil petani agar lebih ditingkatkan terutama pengentasan hama dan kita berkomimen tentang masalah itu, “ulasnya.
Menurutnya, kalau diukur secara materi penghasilan perbulan Gapoktan mencapai 2 jutaan.
Dan kondisi produksi para petani berdasarkan jenis meliputi sawit per 15 hari capai 600 ton, jika dihitung penghasilan satu bulan cm apai 1.000 ton.
“Untuk produksi padi 186 ton setiap pertahun, garapan sawah dan ladang dalam setahun capai 3 kali panen, dari hasil produksi pangan saat ini masih dikosumsi secara pribadi,”kata dia.
Kemudian tentang aset di Gapoktan saat ini ada 3 Gudang penampung hasil usaha dan menjual hasil usaha.
“Gapoktan memiliki 1 gudang, kemudian gudang Dinas ada 1, gudang KUD ada 1, jadi ada 3 gudang yang menampung aset usaha di antaranya persediaan pupuk 48 ton untuk permintaan Poktan. Dan harapan kami kedepan bisa lebih maju dan mandiri. Bahkan untuk meningkatkan hasil produksi dan menambah usaha lainnya Pemerintah dapat membantu kembali, “pungkasnya.