Polemik Seniman dan KNPI Soal Gedung Kesenian, Halim HD: Diperlukan Dialog Budaya

Topikterkini.com-Makasar: Setelah mencermati dan mendalami, Halim HD, salah seorang seniman dan Budayawan Indonesia mengungkapkan, bahwa simpan siur berita tentang akan digunakannya Gedung Kesenian Socieyeit de Harmonie oleh KNPI sebagai sekretariat telah memancing polemik diantara seniman di Makassar.

Issu KNPI ingin berkantor di gedung bersejarah itu, nampaknya bagaikan kepulan asap yang berasal dari perpecahan pada organisasi pemuda, yang pada satu sisi melibatkan anak Gubernur Sulsel, dan disisi lain ada pihak dari faksi KNPI yang berusaha memancing simpati dari seniman dengan cara melontarkan issu keterlibatan anak Gubernur.

“Umpan itu nampaknya punya kaitan kuat dari sisa sisa pertikaian politik pilkada ketika Nurdin Abdullah terpilih jadi Gubernur Sulsel”, ungkapnya.

Terlepas daripada simpang siur issu yang ada dan kaum seniman yang juga sedang merumuskan sikap, menurut Halim, ada baiknya kedua belah pihak antara Gubernur Sulsel dengan kaum seniman mengadakan dialog budaya.
“Dialog ini kita harapkan bukan hanya klarifikasi posisi Gubernur dalam konteks KNPI”, harapnya.

Yang lebih penting lagi sebagai upaya silaturrahim untuk mewujudkan kehidupan kebudayaan di Sulsel dan khususnya di Makassar.

“Kaum seniman sebaiknya juga menyiapkan diri dengan hati dan pikiran terbuka beserta rumusan gagasan dalam konteks pengelolaan gedung yang pernah sarat dengan nilai nilai dan peristiwa bersejarah”, katanya.
Dialog budaya itu, tambah Halim, sebagai langkah kongkrit posisi dan fungsi seninan ditengah lingkungan masyarakat dan wujud untuk ikut menciptakan proses humanisasi melalui peristiwa senibudaya.

Menurutnya, pada sisi lainnya, dialog budaya ini sebagai salah satu lontaran gagasan Gubernur Sulsel berkaitan dengan upaya untuk merenovasi Gedung, yang sejak bulan Juni 2019 telah dinyatakannya, bahwa Pemda Sulsel mengalokasikan dana sebesar sembilan(9) Miliar. Kehidupan kebudayaan sangat membutuhkan fasilitas yang memadai.

“Untuk itu Gedung Kesenian yang jadi icon kota Makassar membutuhkan rumusan pemikiran dari semua pihak, khususnya pemda via Gubernur dan kaum seniman”, katanya.

Laporan Andi. Agung Iskandar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *