AGENDA KEBUDAYAAN TAHUN KESENIAN
Oleh: Halim HD
Budayawan Indonesia
Tahun 2020 sebagai Tahun Kesenian yang dilontarkan oleh kaum seniman melalui acara keprihatinan yang diselenggarakan oleh seniman Makassar pada tanggal 6-8 Januari 2020 sehubungan dengan kondisi dan posisi gedung kesenian, bisa menjadi langkah konkrit yang strategis.
Langkah strategis ini berkaitan dengan harapan dan keinginan kaum seniman di dalam memposisikan dirinya sebagai pemangku khasanah dan pencipta senibudaya.
Di dalam langkah steategis ini sangat dibutuhkan pemetaan masalah yang didasarkan kepada jejak sejarah dan lintasan berbagai peristiwa.
Kaum seniman harus dan wajib memikirkan dan merenungi jejak kesejarahan kehidupan senibudaya, dan menggali kembali dasar dasar pemikiran yang lampau sebagai khasanah dan komparasi tentang apa yang pernah menjadikan Sulsel dan Makassar dahulu miliki citra dan dianggap sebagai wilayah khasanah dalam konteks proses nilai, sistem produksi dan arus pemikiran.
Berkaitan dengan hal itu, betapa pentingnya bagi kaum seniman melacak kembali bentuk dan wujud sarana yang bersifat infra struktur sosial. Sebab, suatu sistem produksi dan sistem nilai hanya bisa diwujudkan jika ada sarana, jika ada alat sebagai moda sosial dan moda produksi.
Posisi kaum seniman sebagai makhluk sosial yang memiliki kesadaran untuk menggabungkan diri secara bersama. Secara singkat, kesadaran bersama sama untuk mengusung gagasan, konsep dan harapan dirumuskan di dalam organisasi.
Organisasi inilah yang menjadi pelatuk strategis bagi kaum seniman untuk memposisikan dirinya secara setara di dalam berhadapan dengan para eksekutif dan legislatif dalam konteks merumuskan rencana kerja.
Bahkan pada kasus kota Jakarta pada masa lampau, organisasi kaum seniman menjadi nara sumber bagi policy kebudayaan kota. Demikian juga dengan kota Makassar pada tahun 1970-80an, di mana organisasi kaum seniman menjadi tolok ukur untuk merumuskan langkah langkah policy kehidupan kebudayaan.
Secara praktis, organisasi atau lembaga itu menjadi jembatan bagi rencana kerja bagi kaum seniman untuk mewujudkan bukan hanya citra. Tapi lebih dari itu, organisasi dan lembaga itu sebagai think tank, ruang pengolah pemikiran pemikiran visioner dalam kebudayaan beserta berbagai aspeknya.
Kini kaum seniman di Makassar mencanangkan Tahun Kesenian, maka kaum seniman pula yang harus kembali merenungi dan merumuskan pemetaan masalah melalui sarana organik yang bersifat kelembagaan.
Perlu bagi kaum seniman di Makassar dan partisipan untuk menyusun suatu rencana kerja dalam konteks revitalisasi Dewan Kesenian Sulawesi Selatan (DKSS), Dewan Kesenian Makassar (DKM) dan Badan Pengelola Gedung Kesenian Societeit de Harmonie.
Tiga agenda strategis ini harusnya bisa diwujudkan pada tahun 2020 ini, sebagai langkah konkrit untuk mewujudkan strategi kebudayaan Sulsel, yang juga berkaitan dengan lembaga lembaga adat lainnya.
Penulis: Halim HD