I Maddi Daeng Rimakka sedang duduk santai di baruganya. Asyik mewarnai kukunya, menusuk gigi merahnya, dan menyisir rambut panjangnya, ketika utusan Karaeng Bontotangnga tiba di istananya
Melihat tamunya datang, I Maddi Daeng Rimakka mempersilahkannya duduk dan menyodorkan sirih pinang di talang emas.
Selang beberapa saat kemudian, I Maddi Daeng Rimakka berkata, “Ada apa gerangan paman datang ke istanaku?”
Salah seorang utusan menjawab, “Kami diutus oleh Karaeng Bontotangnga untuk menyampaikan pesan kepada ananda.
BACA JUGA: Uji skill pembalap, MPC PP kerjasama KNPI jeneponto adakan Road Race Bupati cup 2020
Sang Raja ingin agar ananda mengganti kerbau dan kuda miliknya, pamanmu sendiri agar ananda tetap rukun sekeluarga dan tidak terjadi pertumpahan darah.”
Mendengar pesan tersebut, I Maddi Daeng Rimakka naik pitam seraya berkata, “Katakan pada Karaeng Bontotangnga, jika ingin kerbau dan kuda itu diganti, maka kamu harus terlebih dahulu memenggal kepalaku di medan perang, Karena hanya dengan cara itu, aku baru bisa mengabulkan permintaanmu.”
Mendengar statement keras dari I Maddi daeng rimakka, para utusan itupun pulang dan melaporkannya ke Karaeng Bontotangnga.