Angka Staycation di Lombok Barat Masih Tinggi, Capai 1 Juta Lebih

Topikterkini.com. Lobar –Pariwisata Lombok Barat relatif masih dikatakan beruntung. Karena ada aktivitas staycation yang cukup tinggi, dibandingkan lain seakan mati suri, di tengah pandemi virus corona menghantam semua sektor.

“Alhamdulillah masih banyak yang tinggal di Hotel (staycation,red) tanpa meninggalkan kota akibat pandemi Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H Saiful Akhkam, Senin 8 Maret 2021.

Akhkam menyampaikan kalkulasi data yang berhasil dihimpun Dinas Pariwisata Lombok Barat terhadap tren staycation ini mencapai 1 juta lebih. Sebenarnya tren tinggi staycation di Lobar ini tidak sendiri. Hal sama juga terjadi di Lombok Timur.

Tren ini lanjutnya (Lombok Barat, red) terutama menyasar wilayah Senggigi. Sedangkan di Lombok Timur terjadi di Sembalun. Namun, tren ini berbeda dengan jumlah kunjungan wisatawan. Dimana kunjungan wisatawan disebutnya cukup lesu. Namun demikian, setidaknya ada sekitar 400 ribu lebih wisatawan yang berkunjung selama pandemi.

“Jumlah ini jauh dari target. Kita maklum ini kondisi pandemi, tapi tetap kita syukuri,” kata dia.

Ahkam menuturkan, baru-baru ini, Dinas Pariwisata Lombok Barat telah meluncur Calender of Event (CoE) tahunan. CoE ini menjadi bagian stimulus merangsang kembali kunjungan wisatawan ke Lombok Barat.

Niat di balik CoE tersebut, Dinas Pariwisata Lombok Barat ingin menghabiskan diri sebagai daerah paling siap menyongsong gelaran MotoGP Oktober mendatang.

Setidaknya, ada 16 kalender kegiatan yang termuat dalam CoE. Salah satunya yakni parade budaya yang akan dilaksanakan di Taman Narmada.
“Di penghujung Maret ini, semoga agenda itu bisa terlaksana dan berjalan lancar,” ucapnya.

Ada hal menarik dari parade budaya tersebut, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi juga turut memeriahkan agenda itu.
Keterlibatan daerah itu, dianggap sebagai media sharing.

Dimana kedua daerah bisa memperkenalkan budaya masing-masing. “Dari kita ada sekitar 40 grup sekehe (gendang Beleq) dan 13 pengiring, termasuk tari Gandrung,” ucapnya.

Terhadap apa yang dilontarkan Ahkam terkait staycation, belum lama ini General Manager Aruna Senggigi Hotel, Weni Kristanti mengamini. Sejak pandemi, pihaknya fokus menyasar pasar lokal.

Selama ini, jelasnya, wisatawan lokal jarang jadi obyek sasar. Padahal, dengan potensinya dianggap menjanjikan.

“Strategi kita tak dengan menjadikan liburan di hotel sebagai gaya hidup. Hotel tidak lagi hanya untuk orang-orang kaya, warga biasa juga bisa melakukan hal sama,” tutupnya.

Tim Liputan : Saeful

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *