PENGELOLAAN KESEHATAN DAN PENGGUNAAN VAKSIN PADA IKAN. Oleh: Moh.Kachfi.M.S.Pi

Secara factual serta berdasarkan analisis problem pada Budi daya perikanan yang kian santer diperbincangkan lewat diskusi pengembangan komoditas perikanan yang tidak dapat di panen atau gagal panen,menjadi pemikiran serius dikalangan masyarakat petani dan nelayan.

Dalam menentukan arah dan kebijakan kelautan dan perikanan Kabupaten Buol, di mana kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Buol berhadapan dengan Laut Sulawesi yang merupakan alur pelayaran sehingga posisi geografi Buol menjadi salah satu pintu gerbang perdagangan internasional yang disebut dengan “REI FASIFIK,”atau bibir Fasifik.

Problematika yang mendasar pada pengelolaan budi daya perikanan secara umum ada beberapa hal.

Pertama, komoditi yang di Budi dayakan gagal panen, Kedua, Produk Budi daya yang tidak terjual.Ada beberapa indikator yang menjadi rujukan yang menjadi rujukan sebagai referensi telaah, utamanya pada kalangan petani nelayan khusus pada komoditi unggulan yang terinfeksi virus, bakteri dan parasit.

Benih yang tidak aktif pada dinamika lingkungan dan pada rangkaian Dekontruksi operasional lingkungan yang ramah lingkungan.

Manajement pengawasan kesehatan ikan dengan tujuan peningkatan produksi perikanan dan Budi daya yang berdaya saing dan aman dikonsumsi serta memenuhi standar pangan yang bersertifikat.

Guna menciptakan kawasan Budi daya yang sehat, dapatlah dilakukan dengan pengelolaan kesehatan ikan melalui beberapa strategi penanganan yang serius.

PERTAMA.
Dengan pengendalian obat dan vaksin yang berbahan kimia dan bahan biologi (OKB). Ini merupakan salah satu upaya Mengimplementasikan salah satu jaminan dan keamanan hasil perikanan,pada proses pembudidayaan.

KEDUA,
Isasi Laboratorium kesehatan lingkungan yang merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor:02/MEN/2007 tentang pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.Secara khusus diatur pada pasal13, yang memberikan kewenangan laboratorium, yang menjadi salah satu komponen penting dalam upaya pengendalian penyakit Ikan,
Pengelolaan yang memenuhi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan.

Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan yang diarahkan pada dua peran utama.

Sebagai pihak penyedia data dan informasi dari hasil pengujian laboratorium untuk pengambilan keputusan dalam mencapai target produksi dan keamanan pangan serta di tuntut sebagai pihak yang independen dan kompeten.

KETIGA,
Pengendalian residu menjadi salah satu indikator untuk menjamin mutu dan keamanan produk perikanan dan Budi daya, dalam rangka meningkatkan daya saing di pasar internasional adalah terkendalinya kandungan residu pada produk, sehingga kandungan obat kimia dan kontaminasi tidak terdeteksi atau di bawah ambang batas yang di persyaratkan Negara Negara luar sebagai Bayar.

KE EMPAT,
Pengendali penyakit’ Ikan yang telah menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi para pembudidaya ikan, karena memang produksi ikan sangat dipengaruhi oleh adanya berbagai wabah penyakit, penyebaran virus Koi herpes, Virus (KHV), virus Nervous Necrosis(VNN), White Spot Syndrome Virus(WSSV), maupun yang disebabkan oleh penyebaran bakteri, seperti wabah Mycobacterium sp, yang masih menjadi masalah yang serius terutama pada Budi daya ikan air tawar dan Ikan hias yang terinfeksi pathogen Viprio sp, penyebab kematian pada ikan.

PENGGUNAAN VAKSIN PADA IKAN

Vaksinasi pada ikan adalah usaha merangsang daya tahan tubuh ikan dengan memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan dan diproses dengan bahan lain atau usaha merangsang pembentukan anti bodi sehingga terjadi kekebalan tubuh pada ikan.

Beberapa vaksin yang tersedia dan dapat diaplikasikan pada pembudidayaan ikan yaitu, Vibrio so, Streptococcus agalctiae, Streptococcus iniae, Koi herves virus, Irido virus.

Beberapa manfaat penggunaan faksin pada ikan yaitu meningkatkan kekebalan tubuh dan kelangsungan hidup ikan, meningkatkan penghasilan dengan hasil yang seimbang dan terakhir dalam.menciptakan system’ budidaya yang sehat dan aman melalui pengelolaaan kesehatan ikan merupakan hal yang penting untuk dapat berdaya saing dan aman dikonsumsi.

Perlu perhatian dalam kebijakan perencanaan program baik kegiatan maupun program yang berkelanjutan.

Maka Kabupaten Buol dengan potensi perikanannya seluas 10.500 hektar,di mana luasan yang terkelola baru kurang lebih 275, masih sangat sedikit.

Olehnya itu, Kabupaten Buol yang ditetapkan sebagai salah satu dari 5 daerah yang
menjadi demplot tambak nasional oleh pemerintah pusat melalui program tambak nasional yang sedang dibangun di Kabupaten Buol, perlu disiapkan adalah industri pakan udang.

Hali ini menjadi dua sisi yang menguntungkan yaitu dapat digunakan menjadi pakan ikan dan udang maupun sebagai pakan ternak. Sehingga menjadi salah satu dya dukung sukses nya salah satu program unggulan pemerintah Daerah Kabupaten Buol yaitu, “ONE MAN ONE COW”

Kita berkeyakinan dengan ide gagasan dan keterpaduan konsep kita semua investasi di Kabupaten Buol akan semakin bergeliat dan semakin eksis,karena investasi merupakan komponen penting dalam membangun ekonomi di masa yang akan datang.

 

Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian STIP Kabupaten Buol / Camat Bokat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *