TOPIKterkini.com – KONUT | Menanggapi viralnya video aksi unjuk rasa masyarakat Desa Tambakua Kecamatan Landawe Kabupaten Konawe Utara ( Konut ) Provinsi Sulawesi Tenggara ( Sultra ) di PT. Tiran yang berujung anarkisme dan penangkapan beberapa orang yang di duga sebagai provokator jum’at ( 23/04/2021 ), saat ini kembali beredar video permohonan maaf ke 13 orang yang sempat diamankan di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort ( Polres ) Konut.
Didalam video pernyataan masyarakat yang diwakilkan mustaman selaku koordinator lapangan ( Koorlap ) yang beredar luas menyampaikan rasa penyesalan atas peristiwa tersebut mengatakan ” Atas peristiwa demonstrasi yang terjadi jumat lalu kami masyarakat Desa Tambakua yang terlibat membakar jembatan, melalui media ini kami memohon maaf kepada pihak PT. Tiran atas tindakan kami tersebut “.
Mustaman selaku Koorlap menerangkan bahwa didalam peristiwa tersebut tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, lebih lanjut dia menegaskan agar jangan ada lagi oknum lain yang mencoba memanfaatkan kejadian tersebut, untuk kepentingan kelompok maupun kepentingan pribadinya.
” Kami juga menyatakan sikap bahwa tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, selanjutnya kami menegaskan jangan ada pihak lain yang memanfaatkan kejadian ini untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya ” tutup mustaman.
Melalui Hubungan Masyarakat ( Humas ) PT. Tiran H. Lapili, S.Pd menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan langkah – langkah persuasif yang telah melahirkan beberapa solusi yang menjadi kesepakatan bersama salah satunya yaitu Tali Asih ” Sejak PT. Tiran Indonesia di Lameruru beroperasi kami selalu memberikan CSR dan Tali Asih kepada Lima Desa yang masuk dalam wilayah Tiran Indonesia. Juga sebagai bentuk kepedulian PT Tiran Indonesia kepada masyarakat di Wilayah perusahaan pada bulan Suci Ramadhan ini, kami juga sudah memberikan ribuan
Paket Ramadhan pada tiap-tiap rumah tanpa terkecuali sebagai bentuk kepedulian “.
” Tetapi kemudian ada satu desa yang baru saja masuk dalam wilayah garapan perusahaan Tiran Indonesia ingin meminta kompensasi hutan. Hanya untuk permintaan dimaksud tidak mungkin kami penuhi, karena lahan tersebut adalah Lahan Hutan Produksi ( HP ) yang kita sudah bayarkan ke negara, Terangnya.
Lebih jelas ia menyampaikan bahwa ” masyarakat disekitar lokasi pun banyak yang direkrut untuk kerja di PT Tiran Indonesia atau sekitar 95% karyawan Tiran dari masyarakat sekitar sehingga secara umum dan mereka nyaman dengan keberadaan PT Tiran Indonesia. Hanya terkadang ada oknum atau pihak-pihak tertentu yang mencoba memprovokasi saja ”
Selaku Humas PT. Tiran ia juga memaparkan bahwa ” Adapun tindak lanjut dari tuntutan aksi demo yang terjadi, kami dari pihak perusahaan telah melakukan langkah-langkah persuasif yang itu telah melahirkan solusi yang menjadi kesepakatan bersama “.
” Alhamdulillah sudah ada pernyataan resmi perwakilan pendemo tentang permintaan maaf kepada Pihak PT Tiran Indonesia atas aksi yang terjadi. Kami pun menyambut baik permintaan maaf tersebut dan telah berlapang dada memaafkan mereka. Pendemo pun yang diambil keterangannya oleh pihak kepolisian sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Bahkan mereka mengimbau agar hal ini jangan ada pihak pihak lain yang tunggangi untuk mengambil keuntungan pribadi atau kelompok. Adapun fasilitas yang rusak saat demo pihak perusahaan akan memperbaiki semua ” Ucap mantan aggota DPRD Provinsi Sultra tersebut.
” Semoga kedepannya kita bisa gandengan tangan, bisa bahu membahu antara masyarakat dan perusahaan agar penambahan lapangan kerja semakin terbuka untuk masyarakat sekitar. Kami selaku anak bangsa sekaligus sebagai pengusaha pribumi tentunya akan berusaha selalu untuk memberikan kontribusi terbaik pada daerah dan bangsa yang kita cintai ini dalam mengatasi kondisi saat ini, dimana ekonomi semakin sulit yang berdampak pada bertambahnya kemiskinan , pengangguran, dan lain sebagainya. Maka kami sebagai anak pribumi sudah selayaknya dukungan itu diberikan, karena pada dasarnya kita memiliki cita-cita luhur yang sama untuk kemajuan daerah dan masyarakat kita, Tutup mantan aktivis UHO tersebut melalui media WhatsApp.
Laporan : Endran Lahuku, S.Hut