Jelang Ramadhan 1443 H, 150 Orang Ikuti Pelatihan Mubaligh di Mesjid Agung Buol

Topikterkini.com.Buol – Bupati Buol dr. H. Amirudin Rauf, Sp.Og, M.Si hadir dan memberi sambutan sekaligus membuka secara resmi pelatihan Mubaligh Ramadhan 1443 Hijriah, bertempat di Aula lantai I Masjid Agung Buol, rabu 30 Maret 2022.

Kegiatan ini di hadiri oleh Peserta Mubaligh sekabupaten Buol kurang lebih 150 orang.

Hadir Dalam kesempatan itu Ketua Dewan Masjid Indonesia, Drs. H. Ahmad Yani, Kepala Kementrian Agama Kab. Buol, Pimpinan OPD, Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, dan seluruh peserta Mubaligh se-Kabupaten Buol.

Dalam sambutannya, Bupati Buol berharap agar pada mubaligh dapat membumikan nilai agama.

“Islam harus terinternalisasi dalam perikehidupan. Agama Islam harus menjadi the Way of life, sebagai Satu-satunya penuntun kita” Terang Bupati.

Baginya eksistensi Mubaligh adalah menjalan tanggung jawab di Keumatan di atas.

“Agar hendaknya ada orang-orang yang terus saling mengingatkan di antara sesamanya,” ucap Amirudin Rauf, mengutip salah satu khutbah Rasulullah Muhammad SAW.

Hal ini juga di kuatkan dalam perintah Al-Quran. Dimana hendaknya ada sekelompok orang di antara kalian, yang senantiasa selalu mencegah terjadinya amar maruf nahi mungkar.

Menurutnya, menjadi Mubaligh tidak saja hanya menyampaikan, akan tetapi memberi contoh dalan perbuatan dan tindakan kehidupan sehari-hari.

Ada tiga hal yang harus dilakukan Mubaligh, dan menjadi tugas mendesak saat ini, menurut Bupati Buol. Ketiga hal tersebut Yakni:

1. Metode (Ilmu Komunikasi). Substansinya adalah pesan ini tersampaikan.

2. Wawasan yang luas baik Agama dan pengetahuan Umum. Perbanyak referensi.

3. Membaca tanda-tanda zaman. Semisal memahami geopolitik dunia seperti Rusia dan Ukraina.

“Sekali lagi, masjid sebagai Benteng Pertahanan Terakhir dari serangan mereka yang hendak menghancurkan dan memecah belah Islam” tegas Bupati.

Olehnya sebagai Mubaligh, Bupati berharap agar Mubaligh tidak saja menjadi penceramah dan menyampaikan tentang keagamaan.

“Mubaligh harus memiliki pengikut dan memiliki jamaah. Harus memiliki majelisnya sendiri”

Sebab, dari seorang mubaligh harus dapat mendidik generasi dan kader yang menyebarkan nilai-nilai keislaman.

Pesan terakhir Bupati Buol, agar Mubaligh jangan terjebak pada simbol dan melupakan substansi.

“Masa depan bergerak lebih cepat dari apa yang kita pikirkan. Kadangkala kebohongan yang di produksi secara terus menerus akan di anggap sebagai sebuah kebenaran” ujar Bupati Mengutip Pandangan Post Truth atau paska kebenaran.

Kegiatan ini di tutup dengan penyematan secara simbolis tanda pengenal kepada peserta kegiatan pelatihan Mubaligh.
Sumber: Prokopim Buol.

Laporan: Firman Taid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *