Munculnya Pemikiran Karl Marx yang Mengkritik Eksploitasi Kehidupan Sosial terkait Perbedaan Kelas dalam Masyarakat berdasarkan Pandangan Marxisme

Munculnya Pemikiran Karl Marx yang Mengkritik Eksploitasi Kehidupan Sosial terkait Perbedaan Kelas dalam Masyarakat berdasarkan Pandangan Marxisme

Oleh: Nur Santi
Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Secara singkat Marxisme merupakan sistem dari pandangan Karl Marx yang mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial untuk memberikan kritik tajam atas kapitalisme dalam kaitannya dengan eksploitatif borjuis atas proletariat. Menurut pandangan Marxisme sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas.

Teori Perjuangan Kelas Menurut Prasetya (Kristeva, 2011: 370) Marxisme memiliki tiga dalil penting sejarah perjuangan kelas. Pertama, dalil tentang keyakinan Marx pada apa yang dinamakan dengan materialisme historis, yang menyatakan bahwa sekalipun segala sesuatu dalam masyarakat saling berhubungan, tetapi basis suatu masyarakat tetaplah cara produksi ekonomi. Sehingga dalam pandangan Marxisme, tindakan-tindakan, sikap-sikap dan bahkan kepercayaan individu tergantung pada hubungan-hubungan sosialnya dan hubungan sosial tergantung pada situasi kelas dan struktur ekonomis dari masyarakatnya.

Pertentangan kelas atas dan kelas yang tertindas tak dapat didamaikan karena bersifat objektif. Pertentangan ini ada karena secara nyata dan tak terhindarkan masing-masing kelas memiliki bagian dalam proses produksi. Di dalam proses produksi masing-masing kelas memiliki kedudukannya masing-masing. Kelas atas berkepentingaan secara langsung untuk menghisap dan mengeksploitasi kelas yang tertindas karena dia telah membelinya. Kelas atas menindas dan menghisap kelas bawah karena kedudukan dan eksistensi mereka. Sementara itu, kelas yang tertindas berkepentingan untuk membebaskan diri dari penindasan dan bahkan berkepentingan untuk menghancurkan kelas atas.

Kristeva (2011: 390) menjelaskan, bahwa Karl Marx pada dasarnya menentang semua bentuk usaha untuk mendamaikan kelas-kelas yang bertentangan. Reformasi pada kelas atas dan usaha perdamaian antar kelas hanya akan menguntungkan kelas atas. Marx menekankan bahwa perjuangan kelas yaitu penghancuran penindasan yang terjadi dalam masyarakat. Untuk itulah dalam masyarakat kapitalis, Marx menekankan perlunya revolusi proletar.

Revolusi proletar yaitu usaha mencabut hak milik kaum kapitalis atas alat-alat produksi dan menyerahkannya pada seluruh rakyat Kristeva (2011: 390) menjelaskan, bahwa Karl Marx pada dasarnya menentang semua bentuk usaha untuk mendamaikan kelas-kelas yang bertentangan. Reformasi pada kelas atas dan usaha perdamaian antar kelas hanya akan menguntungkan kelas atas. Marx menekankan bahwa perjuangan kelas yaitu penghancuran penindasan yang terjadi dalam masyarakat. Untuk itulah dalam masyarakat kapitalis, Marx menekankan perlunya revolusi proletar. Revolusi proletar yaitu usaha mencabut hak milik kaum kapitalis atas alat-alat produksi dan menyerahkannya pada seluruh rakyat.

Hubungan eksploitatif antar dua kelas itu menurut Marx akan menciptakan antagonisme kelas, yang pada akhirnrya akan melahirkan krisis revolusioner. Kaum proletar menghendaki perubahan struktural, mengambil alih kekuasaan dengan paksa dan melakukan transformasi struktural sosial secara revolusioner. Marx dan Engels selalu menekankan pentingnya konflik kelas. “Tanpa konflik kelas, kata Marx dalam Das Kapital via Kristeva (2011: 405) tidak ada kemajuan karena ia merupakan hukum yang selalu menyertai peradaban (dari dulu hingga sekarang)”.

Marx sangat meyakini bahwa konflik kelaslah yang dapat mengubah secara struktural kehidupan masyarakat dan setiap kelas yang berkonflik selalu menunjukan hubungan dialektis dalam pengertian hegelian yaitu satu kelas menjadi tesis dan kelas lainnya menjadi antitesis. Akar-akar konflik itu menurut Marx dalam Ibid tidak disebabkan oleh sekedar karena perbedaan pendapat dalam bentuk kekayaan pasif, melainkan perbedaan tajam menyangkut hubungan pemilikan dan penggunaan bentuk serta kekuatan-kekuatan produksi aktif. Faktor-faktor ini penting karena hubungan produksi, dan hubungan kekayaan dalam produksi industrial (Kristeva, 2011: 425).

Kritik Marx terhadap kapitalisme didasarkan pada analisisnya terhadap teori nilai upah, di mana terdapatnya nilai surplus pekerja yang dicuri oleh kelas pemilik modal. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pertentangan antar kelas yang ditindas atau kelas proletariat (kelas pekerja) dengan kelas yang menindas (borjuis). Marx menjelaskan bahwa kemelaratan para pekerja yang kian meningkat akan merangsang kaum proletariat untuk menggulingkan kapitalisme, dan menggantikannya dengan sosialisme serta lahirnya suatu masyarakat tanpa kelas yang disebut sebagai masyarakat komunis (Kristeva, 2011: 364).

Marx adalah tokoh utama yang mengaitkan filsafat dalam ekonomi dan sejarah. Manusia selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan yang melahirkan sejarah. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang beraktivitas, terlibat dalam suatu proses produksi. Hakekat manusia adalah kerja (Kristeva, 2011: 86). Jadi, ada kaitan yang erat antara filsafat, sejarah dan masyarakat. Pemikiran Karl Marx kemudian dikenal dengan istilah materialisme dialektika. Pemikiran Marx secara historis berkaitan dengan munculnya manifesto komunis, teori nilai lebih, serta komunisme dan masyarakat tanpa kelas.

 

Daftar Pustaka

Solidaritäslied” yang termuat di dalam Ernst Busch: Legenden, Lieder Balladen 1925-1934, Aurora 580027/28 yang diunduh penulis dari www.erinnungsort.de.

Basalamah, Aly Abubakar. 1991. Al-Jamiah: Semiotik dan Penerapannya dalam Studi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baumann, Barbara dan Birgitta Oberle. 2000. Deutsche Literatur in Epochen.

Deutschland: Max Hueber Verlag Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *