Pemerintah Kabupaten Sigi Masuk Aksi 3 Rembuk Stunting

Topikterkini.com.Sigi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi saat ini tengah memasuki tahap (Aksi 3) rembuk stunting sebagai bentuk upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi diwilayah tersebut.

Kegiatan ini dibuka langsung, Bupati Sigi, Mohamad Irwan, di Best Western Plus Coco Palu, Selasa (5/7/2/22). Turut hadir pada kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Sigi, Hazizah M. Irwan, Ketua DPRD diwakili Anggota, Ashar H. Nongtji, Kepala BKKBN Sigi, Riadin, Kadis Kominfo, Safriansyah H. Ali, Bappeda Provinsi Sulteng bersama tim pendamping, jajaran Kepala OPD yang sempat hadir, para Camat dan Kapus se Kabupaten Sigi serta tak lupa diikuti Wakil Bupati, Samuel Yansen Pongi dan elemen terkait lainnya melalui Virtual Zoom.

Bupati, Mohamad Irwan menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita khususnya 1000 hari pertama kehidupan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang lama dan menerus.

Pasalnya, kata Bupati Irwan, anak-anak stunting beresiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes dan obesitas.

Hal ini, kata dia, disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.

“Apabila kondisi seperti ini terus terjadi, akan mempengaruhi kualitas hidup anak-anak dan generasi yang akan datang,“ ucapnya.

Bupati Irwan pun menegaskan pada seluruh elemen pemangku kepentingan, stunting menjadi salah satu isu utama yang harus di selesaikan untuk mencapai pembangunan sumber daya manusia yang lebih berkualitas, dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Beradasarkan data hasil survei gizi balita Indonesia 2021 menunjukan prevalensi stunting saat ini sebesar 27,67 %.

“Melihat pencapaian ini, tentunya kita mempunyai harapan stunting untuk dapat terus turun hingga mencapai target 14 persen di tahun 2024 nantinya. Dan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat,“ pintanya.

Ditambah lagi, melakukan upaya yang bersifat holistik dan saling terintergrasi, melakukan koordinasi yang kuat ditingkat pusat dan petunjuk teknis yang jelas di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga pemangku kepentingan dan seluruh elemen terkait lainnya.

“Permasalahan stunting ini bersifat multidimensional, artinya bukan sebatas perihal kurang makan, namun banyak determinan seperti permasalahan ekonomi dimana soal kemiskinan, ada juga soal pendidikan, akses terhadap pangan, pola asuh bahkan santiasi air bersih“. tandasnya.

Kegiatan tersebut dibarengi juga dengan penandatangan seluruh elemen terkait, dalam hal pencegahan penurunan stunting di wilayah Kabupaten Sigi.

Laporan: Alir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *