Desa Bagek Papan Berdiri Sejak Tahun 1879 Dipimpin 11 Kades Saat Ini Masih Kokoh Tempat Pusat Pendidikan Santri dan Kemandirian Ekonomi

TOPIKTERKINI.Com LOMBOK TIMUR— Menurut sejarahnya desa Bagek papan telah ada sejak tahun 1872, dengan cikal bakal berdirinya adalah HAJI ABDUL RASYD bersama tokoh-tokoh masyarakat pada masa itu.

Nama BAGEK PAPAN diambil dari bahasa sasak, yaitu berasal dari kata “BAGEK” yang berarti “ASAM” dan “PAPAN” yang berarti “BUAH ASAM YANG BENTUKNYA SEPERTI RENGKAPAN” (Alat untuk memotong padi zaman dahulu) atau anai-anai.

Jadi kata Bagekpapan dapat kita artikan bahwa biji asam yang bentuknya seperti rengkapan.

DESA BAGEK PAPAN sejak terbentuknya tahun 1872 sampai saat ini, dan sudah di pimpin oleh 11 orang Kepala Desa.

Salah satu mantan Kepala desanya menjadi pemimpin kedua Lombok Timur atau Wakil Bupati Lombok Timur yaitu H. Rumaksi SJ, SH (periode 2017-2023).

Saat ini di pimpin oleh H Maydi S.,H Yang mempunyai visi besar yaitu dan dikenal dengan prinsipnya “Tidak Pernah Pandang Bulu”, menggambarkan komitmen kuatnya untuk menciptakan kesetaraan dan keadilandalam melayani seluruh warga desa tanpa diskriminasi.

Dalam menjalankan tugasnya, H. Maydi berfokus pada pembangunan desa yang inklusif, di mana setiap lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku, maupun organisasi perhatian yang sama dalam setiap program pembangunan.

Desa Bagik Papan, yang terletak di wilayah dengan potensi besar, kini tengah bertransformasi menuju status sebagai Desa Santri yang Mandiri. Dengan fondasi kuat di bidang keagamaan, pendidikan, dan kemandirian ekonomi, Desa ini secara bertahap membangun model desa yang tak hanya berpegang teguh pada ajaran agama Islam, tetapi juga mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan modern. 

Pendidikan agama menjadi tulang punggung utama masyarakat Desa Bagik Papan.

Berbagai lembaga pendidikan, seperti pesantren yang berada di masing-masing dusun, hal ini berperan penting dalam mencetak generasi santri yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang mendalam, tetapi juga mampu menghadapi tantangan zaman dengan keterampilan praktis.hal ini yang menjadi salah satu keunggulan desa tersebut dan satu-satunya desa yang kaya dengan pondok pesantren di setiap dusun oleh karena itu layak di dorong menjadi desa santri yang mandiri. 

Desa ini juga mendorong pembangunan karakter yang berlandaskan akhlak mulia, sehingga setiap individu mampu berkontribusi dalam masyarakat yang lebih luas.

Selain dari aspek pendidikan, kemandirian ekonomi juga menjadi fokus utama. Banyak warga Desa Bagik Papan yang terlibat dalam sektor pertanian, wirausaha, dan industri kreatif lokal.

Upaya pengembangan wirausaha santridilakukan untuk menciptakan desa yang mandiri secara ekonomi, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan kemampuan masyarakat lokal. 

Semangat gotong royong dan keharmonisan sosial yang tinggi juga menjadi ciri khas desa ini.

Masyarakat bekerja bersama-sama dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, menciptakan desa yang kuat dalam persatuan. Dengan pembangunan infrastruktur yang semakin baik dan program-program pemberdayaan masyarakat yang terus berjalan, Desa Bagik Papan semakin layak untuk diakui sebagai desa santri yang mandiri.

Desa Bagik Papan memiliki keunggulan unik dan signifikan dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kecamatan Pringgabaya Kab. Lombok Timur NTB, yaitu setiap dusunnya memiliki pondok pesantren. Keberadaan pondok pesantren di setiap dusun memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat, baik dari segi pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Berikut adalah beberapa keunggulan utama yang dihasilkan dari kondisi ini:

  1. Pendidikan Agama yang Menyeluruh: Dengan adanya pondok pesantren di setiap dusun, seluruh masyarakat desa, terutama anak-anak dan remaja, memiliki akses mudah ke pendidikan agama yang berkualitas. Pondok pesantren ini menjadi pusat pembelajaran ilmu agama yang mendalam, di mana para santri dapat memperdalam ajaran Islam tanpa harus pergi jauh dari rumah. Hal ini meningkatkan kesadaran religius di seluruh wilayah desa.
  2. Pembentukan Karakter yang Kuat: Pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter yang kuat pada santri melalui pembinaan akhlak, disiplin, dan etika. Kehadiran pesantren di setiap dusun memastikan bahwa nilai-nilai moral dan etika Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
  3. Penguatan Identitas Desa Santri: Keberadaan pesantren di setiap dusun menjadikan Desa Bagik Papan dikenal sebagai desa santri yang mandiri. Ini memberikan identitas yang khas bagi desa, meningkatkan reputasi desa sebagai pusat pendidikan agama yang komprehensif. Desa ini dapat menjadi contoh bagi desa lain yang ingin mengembangkan pendidikan berbasis agama.
  4. Peningkatan Ekonomi Lokal: Pondok pesantren juga berkontribusi pada perekonomian lokal. Para santri dan kegiatan yang terkait dengan pesantren, seperti pengadaan kebutuhan sehari-hari, menyediakan peluang usaha bagi warga desa. Warung-warung, jasa penginapan, dan usaha kecil lainnya dapat tumbuh berkat interaksi antara pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
  5. Pusat Kegiatan Sosial dan Keagamaan: Pesantren di setiap dusun berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Acara seperti pengajian, peringatan hari besar Islam, dan kegiatan sosial lainnya dapat diselenggarakan dengan mudah di lingkungan pesantren. Ini memperkuat ikatan sosial di antara warga desa dan menumbuhkan semangat gotong royong.
  6. Penyebaran Nilai Toleransi dan Keharmonisan: Pesantren juga berperan dalam menyebarkan nilai-nilai toleransidan keharmonisan antarwarga. Dengan pendidikan Islam yang mendalam, santri didorong untuk mempraktikkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan sesama warga, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi.(TT).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *