Assalamualaikum wr wb, Salam Sejahtera Bagi Kita Sekalian.
Ada hal yang menarik buat kita telisik ketika dapat kesempatan kampanye yang dilakukan oleh Ahmad Ali sebagai calon Gubernur Sulawesi Tengah Periode 2024-2029 di Desa Sinei, Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong, Senin (07-10-2024).
Ahmad Ali mengatakan bahwa saat beliau menjabat sebagai Gubernur, wilayah Parigi Moutong (Parimo) ini akan dibangun industri perikanan.
Karena selama ini masyarakat melaut hanya untuk mencari makan, bukan untuk mencari kesejahteraan.
Ahmad Ali juga ingin bangun sekolah vokasi perikanan, agar hasil-hasil tambak di sini bisa dikelola anak daerah.
Wacana itu disebut Ahmad Ali sebagai salah satu upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah yang masyarakatnya mayoritas nelayan.
Menurut Ahmad Ali, selama ini masyarakat, khususnya nelayan, menangkap ikan hanya sekadar untuk kebutuhan sehari-hari, bukan untuk kesejahteraan.
Padahal, mata pencarian utama mereka itu seharusnya bisa menjadi faktor utama dalam meningkatkan kemampuan ekonomi.
Olehnya, ia ingin anak-anak daerah memiliki kemampuan untuk mengelola hasil-hasil kelautan sebagai sumber ekonomi warga.
Sesungguhnya Sulawesi Tengah punya potensi ekonomi kelautan yang sangat melimpah. Namun potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Permasalahannya adalah bahwa potensi luar biasa ini belum bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah secara optimal.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah ke depannya harus lebih merapikam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3) yang ada di Sulawesi Tengah.
Dokumen ini digunakan untuk memetakan pemanfaatan sumber daya kelautan di Sulawesi Tengah secara berkelanjutan, setidaknya selama 20 tahun mendatang.
Bukan tidak mungkin, sektor kelautan memiliki kesempatan untuk menjadi salah satu penopang ekonomi negeri Tadulako ini di masa depan.
Sebab ada beberapa potensi tersembunyi dari kelautan Sulawesi Tengah yang bisa dikembangkan secara ekonomi, antara lain kawasan konservasi perairan, pariwisata, dan kekayaan arkeologi.
Di sektor kawasan konservasi perairan Sulawesi Tengah pastinya memiliki sekian hektare kawasan konservasi perairan.
Awalnya, proses penetapan kawasan konservasi laut di Sulawesi Tengah dianggap hanya mengeluarkan biaya tanpa ada pemasukan.
Namun, pengelolaan kawasan konservasi laut khususnya di Sulawesi Tengah ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Nilai ekonomi ini berasal dari kegiatan pemanfaatan riset yang menggali potensi kelautan dan perikanan bagi manusia.
Konservasi laut juga memberikan nilai ekonomi dalam bentuk kelebihan (spill over) sumber daya ikan yang dapat dimanfaatkan nelayan di luar kawasan konservasi.
Pemanfaatan ekowisata di kawasan konservasi perairan juga akan mendatangkan keuntungan ekonomi dalam bentuk pemasukan daerah melalui kunjungan turis lokal maupun mancanegara.
Ditambah lagi, konsep ekosistem yang menjaga keseimbangan ekosistem akan membantu upaya perlindungan alam.
Lalu, kekayaan keanekaragaman hayati di Sulawesi Tengah yang bermanfaat untuk bahan baku obat-obatan, kosmetika, hingga pangan juga memiliki nilai ekonomi.
Kekayaan lainnya adalah, laut menyimpan sejumlah energi terbarukan maupun tidak terbarukan. Sumber daya energi terbarukan yang bisa diberdayakan seperti panas air laut, gelombang laut, hingga arus laut.
Sementara sumber daya energi tidak terbarukan terdapat di dasar laut, seperti minyak dan gas bumi.
Sayangnya, potensi ini sampai sekarang masih belum dapat dimanfaatkan. Belum adanya kemauan politik yang kuat.
Baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya, untuk mau terjun dalam mengembangkan potensi sumber daya energi ini.
Maka sudah sangat tepat kiranya, jika Ahmad Ali saat memimpin Sulawesi Tengah dalam kapasitasnya sebagai Gubernur, memberikan perhatian khusus terhadap sektor kelautan.
Selain meningkatkan kesejahteraan para nelayan dengan hasil tangkapnya, juga melalui konservasi perairan di Sulawesi Tengah untuk mengembangkan potensi sumber daya alam berikut sumber energi dimaksud.
Penulis : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)
BERSAMBUNG