Kemampuan Ekonomi Perempuan Berperan Melalui UMKM, Diyakini Dapat Atasi Stunting di Sulteng (Jilid 159)

Peran signifikan UMKM yang dikelola perempuan dalam perekonomian di Sulawesi Tengah, patut di kedepankan oleh Ahmad Ali dan AKA. UMKM yang dikelola perempuan juga memainkan peran penting dalam mengatasi stunting.

Dalam membahas isu stunting, menurut hemat penulis diperlukan kerja sama lintas sektoral dan berbagai pihak untuk mengatasi stunting.

Banyak yang menganggap masalah stunting hanya terkait tumbuh kembang anak. Padahal, stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kemampuan ekonomi perempuan dapat berperan dalam mengatasi masalah stunting nasional.

Kekurangan nutrisi dan gizi buruk yang menyebabkan stunting dapat ditekan jika ibu memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan memberikan gizi yang baik bagi dirinya dan anaknya. Kemampuan ini, antara lain, bisa diperoleh melalui pemberdayaan UMKM perempuan.

Calon orang tua seharusnya mendapat pembekalan sejak dini, bahkan sejak remaja. Mereka perlu diberi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, tumbuh kembang anak, dan cara mengatasi berbagai masalah perawatan anak.

Saat ini, prevalensi stunting tahun 2023 hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di Sulawesi Tengah mencapai 27,2 persen. Diharapkan dengan adanya gerakan penguatan UMKM perempuan, pada tahun-tahun mendatang, angka stunting di Sulawesi Tengah menjadi nol, dengan target penurunan angka stunting Sulawesi Tengah secara signifikan.

Oleh karena itu, perlu kerja sama dari berbagai pihak untuk mengatasinya. Mengingat perannya dalam mengatasi stunting, UMKM perempuan juga perlu diberdayakan agar semakin mandiri dan bermanfaat.

Ekonomi perempuan dan ekonomi rumah tangga sangat penting. Kita bangun dari kalangan UMKM mikro. Kita bangun ekonomi kaum perempuan, kita entaskan kemiskinan, kita tuntaskan stunting.

Ahmad Ali memastikan pengentasan stunting tetap jadi salah satu program kerja yang akan dilakukan jika ia berhasil meraih kursi Sulawesi Tengah 1.

Bagi Ahmad Ali, pengentasan stunting merupakan program nasional yang harus dilakukan dalam jangka waktu panjang. Dimulai Ketika sang calon ibu merencanakan kehamilan hingga 1.000 hari pertama kehidupan.

“Karena kalau mau memperbaiki stunting, salah satu faktor yang harus diselesaikan itu kemiskinannya dulu. Penyelesaiannya, memberdayakan ibu-ibu melalui UMKM sehingga ekonomi mereka tumbuh,” ucapnya.

Ahmad Ali juga mengingatkan bahwa ketika kemiskinan turun, stunting bisa teratasi.

Hal ini sangat mendapat perhatian dari Calon Gubernur (Cagub) Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 1, Ahmad HM Ali menyoroti persoalan stunting atau gagal tumbuh kembang anak. Penanganan stunting dinilai perlu dilakukan dari akarnya.

Salah satu penyebab stunting, kata dia karena rumah tangga yang miskin. Kondisi ekonomi sulit ini, dinilai sanga berpengaruh terhadap kurangnya pemenuhan gizi terhadap anak.

“Ekonomi warga kita perbaiki dulu. Ketika ekonomi tercukupi, secara bertatap stunting itu hilang di Sulteng,” ucapnya Ahmad Ali.

Menurutnya, pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat secara luas.

“Tentu pemerintah di depan dalam penanganan. Namun, kita semua juga dapat berkontribusi dalam upaya bersama mencegah stunting pada anak,” tutur Ahmad Ali.

Dia menuturkan, stunting merupakan kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan sering mengalami infeksi. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang tidak mencapai standar.

Dampaknya sangat signifikan terhadap tumbuh kembang anak, termasuk peningkatan risiko penyakit, gangguan kecerdasan serta fungsi tubuh yang tidak optimal.

Dia menjelaskan, di Indonesia, statistik menunjukkan bahwa satu dari empat anak mengalami stunting, dengan jumlah anak yang terkena stunting mencapai sekitar 5 juta.

Saat ini, stunting tetap menjadi salah satu permasalahan utama upaya pembangunan sumber daya manusia khususnya dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas sesuai dengan visi Indonesia Emas dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional 2025-2045.

Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)

BERSAMBUNG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *