Topikterkini.com.Palu, 10 November 2025 – Sebagai wujud nyata pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk mendukung program swasembada pangan nasional, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu memastikan ketersediaan air irigasi bagi sawah-sawah produktif di sejumlah wilayah Sulawesi Tengah akan semakin memadai dan berkelanjutan.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari implementasi ASTACITA Presiden Prabowo Subianto, yang salah satu prioritasnya menekankan pada kedaulatan pangan dan penguatan ketahanan nasional melalui peningkatan infrastruktur sumber daya air di daerah-daerah pertanian potensial.
Andi Anugerah,ST.M.Eng selaku PPK Program Inpres 2 ini secara khusus mendukung program swasembada pangan dan memastikan kesedian air Irigasi yang andal dan berkelanjutan bagi Sawah-sawah produktif.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BWS Sulawesi III Palu melaksanakan Program Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di berbagai kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Kabupaten Banggai, Kabupaten Tojo Una-Una, dan Kabupaten Donggala.
Mendukung Ketahanan Pangan Melalui Air Tanah Produktif
Kepala BWS Sulawesi III Palu menjelaskan bahwa JIAT merupakan sistem irigasi modern yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber utama untuk mengairi lahan pertanian, terutama di wilayah yang rawan kekeringan. Program ini melibatkan pengeboran, pemasangan pompa, serta pembangunan jaringan distribusi air menuju lahan pertanian warga.
“Dengan jaringan irigasi air tanah ini, kita ingin memastikan tidak ada lagi lahan sawah yang kekeringan saat musim kemarau. Air tersedia sepanjang tahun, dan petani dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali setahun,” ujarnya.
Pembangunan di 24 Titik Strategis
Proyek JIAT tahun 2025 ditargetkan dibangun di 24 titik lokasi strategis yang tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya:
- Kabupaten Donggala: Kecamatan Dampelas, Banawa Selatan, Balaesang, Balaesang Tanjung, Sirenja, dan Sindue.
- Kabupaten Tojo Una-Una: Kecamatan Ratolindo dan Ampana Kota.
- Kabupaten Banggai: beberapa titik di kawasan pertanian produktif.
Pekerjaan proyek ini dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp45,3 miliar (termasuk PPN), bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025.
Dampak dan Manfaat Langsung Bagi Petani
Program ini tidak hanya menambah pasokan air bagi sawah-sawah produktif, tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan, mendukung ketahanan pangan daerah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.
Dengan adanya jaringan irigasi air tanah ini, petani dapat lebih mandiri, bahkan saat musim kemarau panjang, karena suplai air tetap terjamin. Hal ini juga akan berdampak pada peningkatan indeks pertanaman (IP), efisiensi pengelolaan air, dan berkurangnya risiko gagal panen.
“JIAT adalah investasi jangka panjang untuk masa depan pertanian Indonesia. Kedaulatan pangan hanya bisa dicapai jika petani memiliki akses terhadap air yang cukup, stabil, dan berkelanjutan,” tegas perwakilan BWS Sulawesi III Palu.
Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat petani. BWS Sulawesi III juga menggandeng kelompok tani dan dinas pertanian setempat untuk memastikan pengelolaan jaringan irigasi dilakukan secara partisipatif dan berkesinambungan.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah terus hadir untuk memperkuat fondasi pembangunan nasional melalui peningkatan infrastruktur sumber daya air, guna mewujudkan cita-cita besar Indonesia sebagai negara agraris yang mandiri dan berdaulat dalam pangan.
Laporan: Arie Daud.












