Distributor Tidak Bisa Meminta Kuota Tambahan, Haerul Warisin Tegaskan Tidak ada Yang Tidak Bisa Demi Petani di Lotim!

TOPIKTERKINI.Com LOMBOK TIMUR—Pupuk subsidi selalu menjadi perbincangan hangat dikalangan petani. Dibatasinya kuota pupuk subsidi untuk sembilan jenis komuditi tertentu membuat petani tidak puas.

Terlebih untuk petani tembakau virginia tidak memperoleh pupuk subsidi. Karena adanya penyaluran Dana Baagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) yang diterima.

Menanggapi hal tersebut, Calon Bupati Lombok Timur H Khaerul Warisin mengatakan, untuk petani tembakau sebenarnya tidak perlu mengharapkan subsidi, karena bisa memperoleh secara gratis, dengan catatan tidak perlu menerima Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau.

“Bisa digratiskan, asalkan DBHCT ini kita salurkan dalam bentuk pupuk secara gratis,” Katanya, saat ditemui wartawan di Selong, 16 Oktober 2024.

“Jangankan penambahan kuota pupuk subsidi, gratis saja bisa diberikan kepada petani. Sementara Penambahan itu kewajiban Bupati meminta ke pusat,” Lanjutnya.

Selain itu, tugas distributor hanya berkaitan dengan pendiatribusian pupuk dengan berpedoman dengan aturan yang berlaku di Daerah.

Pupuk gratis ini bisa ditentukan, bisa disalurkan ke petani komoditi unggulan. Seperti petani nanas, karena tanaman nanas tidak dapat pupuk sunaidi, sehingga bisa diberikan gratis karena masuk tanaman unggulan.

Saat ini perolehan pupuk subsidi yang diterima petani disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki.

“Bisa saja petani jagung juga, bisa diberikan gratis, karena kekurangan salah satu penyebab keluhan masyarakat,” Ujarnya.

Rata rata petani mendapatkan pupuk subsidi sebanyak 40 kilogram hingga satu kwintal dengan harga yang sudah ditentukan sesuai Harga Eceran Tertinggi.

Dari beberapa pantauan, data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) masih menjadi persoalan saat ini, karena tidak sesuai dengan luas lahan dengan perolehan kuota pupuk subsidi.

Mulai dari hulu data RDKK, sesuai dengan areal dan nama petani. Misalnya, penggarap ini bukan pemilik lahan, sehingga tidak dapat pupuk subsidi. Ini tentu menjadi permasalahan ditingkat petani.

Kedepannya bisa disesuaikan dengan menerapkan kebijakan Pemerintah Pusat yang ada, yakni Kedaualatan pangan, kedaulatan air, kedaulatan energi merupakan program perioritas presiden terpilih.

Lebih lebih negara luar saat ini enggan mengeluarkan beras dari negaranya, karena iklim ekstrim yang terjadi. “Kalau kita bertahan, pupuk harus di subsidi penuh,” Pungkasnya.

Dalam data RDKK tersebut jelas sesuai dengan kebutuhan, seperti jenis komuditi yang ditanam. Sekarang ini sembilan komuditi, kedepannya semua jenis komuditi diupayakan mendapatkan pupuk subsidi.

Penyaluran pupuk subsidi diharapkan bisa disesuaikan dengan komuditi di daerah, seperti padi, jagung, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakau, kopi dan lainnya.

Sementara di Lotim, tidak semua komuditi tersebut ada.

Beberapa jenis komuditi menjadi tanaman warga seperti padi, kakau dan lainnya. Sementara untuk pupuk subsidi tebu rakyat yang tidak ada di Lotim, bisa dialihkan ke tanaman komuditi yang lain.

“Biasa kita berikan pupuk gratis kepada petani tembakau nantinya. Kukurangan ini harus kita atensi untuk mensesuaikan dengan area sawah petani agar tidak terjadi kekurangan pupuk,” Tutupnya.(TT).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *