Topikterkini.com.Donggala — Polemik terkait dugaan Kadis Kesehatan Kabupaten Donggala, dr. Syarial, tidak membayar biaya perbaikan mobil pribadinya akhirnya terungkap. Adik kandung Kadis, Ishak, yang dipercayakan mengurus mobil tersebut, memberikan klarifikasi lengkap atas tuduhan yang beredar.
Menurut Ishak, mobil pribadi milik kadis Kesehatan Donggala itu rusak dan kemudian dipercayakan kepadanya untuk diperbaiki.
“Mobil itu sudah dipercayakan ke saya oleh kakak saya, dr. Syarial. Saat mobil rusak, beliau minta saya tolong perbaiki. Saya cari bengkel lewat Google karena tidak tahu bengkel di Tanjung Tavanjuka, dan ketemulah bengkel terdekat,”
ujar Isyahk, Sabtu (4/10/2025).
Awal Perbaikan dan Munculnya Masalah
Ishak menjelaskan, setelah mobil dibawa ke bengkel, mekanik menyarankan agar mobil dibongkar karena mengalami kerusakan berat pada mesin (turun mesin). Dari hasil pembicaraan, disepakati estimasi biaya sebesar Rp16 juta, namun jumlah itu berubah beberapa kali hingga mencapai Rp19 juta.
“Nota estimasi sempat berubah tiga kali, tapi semuanya masih berupa foto. Nota fix terakhir masih saya simpan. Semua perbaikan mesin disetujui kakak saya, termasuk body dan beberapa bagian tambahan seperti inner fender dan klakson,”
jelasnya.
Ishak bahkan mengaku telah mentransfer uang muka sebesar Rp8 juta ke pemilik bengkel bernama Ambo, sebelum pekerjaan dimulai. Namun setelah itu, mobil justru hanya dibongkar tanpa dikerjakan.
“Saya lihat mobil cuma dibongkar, tidak dikerjakan. Sudah saya bolak-balik ke bengkel, mobil belum disentuh juga. Baru tiga minggu kemudian mulai dibersihkan, tapi tetap saja tidak ada progres berarti,”
ungkapnya.
Mobil Dipindahkan Tanpa Izin
Persoalan makin pelik ketika mobil diketahui dipindahkan ke bengkel body tanpa pemberitahuan. Lokasi bengkel body tersebut bahkan tidak diinformasikan kepada Ishak.
“Yang paling parah, mobil dipindahkan tanpa izin saya. Saya baru tahu saat tetangga pak Kadis bilang mobilnya ada di bengkel keponakannya pemilik bengkel body,”
tutur Ishak.
Setelah ditelusuri, ternyata mobil memang hanya dititip di bengkel body dan tidak dikerjakan karena tidak ada uang muka dari pihak bengkel sebelumnya.
Penyelesaian dan Kesepakatan Baru
Masalah sempat diredam setelah pihak bengkel mesin menemui dr. Syarial. Dalam pertemuan itu, disepakati tambahan biaya Rp8 juta untuk perbaikan body mobil, sementara urusan mesin menjadi tanggung jawab penuh pihak bengkel.
“Kakak saya sudah maafkan dan menyetujui biaya body sebesar Rp8 juta. Pihak bengkel juga mengaku mesin menjadi tanggung jawab mereka dan tidak ada biaya tambahan lagi,”
terang Ishak.
Namun, setelah perbaikan body selesai dan mobil dikembalikan ke bengkel mesin, mobil kembali mangkrak selama berbulan-bulan.
“Sudah dijanjikan tiga hari, tapi empat bulan lebih mobil tidak juga beres. Saat saya protes, pemilik bengkel malah berkata kasar, ‘Kami bukan babu dan tidak bisa diatur-atur’. Setelah itu saya tak mau lagi berkomunikasi,”
ucap Ishak kesal.
Bantahan atas Tuduhan Tak Mau Bayar
Terkait pemberitaan bahwa Kadis Kesehatan Donggala enggan membayar biaya perbaikan, Ishak dengan tegas membantah. Ia menyebut bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab atas pembayaran, bukan sang kakak.
“Yang tidak mau bayar itu saya, bukan pak Kadis. Karena menurut saya, mereka yang justru punya utang pekerjaan yang belum tuntas. Inner fender saja belum terpasang,”
tegasnya.
Menurut Ishak, pihak bengkel tidak menepati kesepakatan pekerjaan, bahkan menagih biaya tambahan tanpa dasar yang jelas.
“Saya sudah bayar uang muka, tapi mobil belum juga selesai. Malah mereka menagih tambahan Rp1,6 juta padahal pekerjaan tidak tuntas,”
tambahnya.
Di akhir keterangannya, Ishak menegaskan bahwa semua bukti transaksi dan komunikasi antara dirinya dengan pihak bengkel masih ia simpan, termasuk bukti transfer dan dokumentasi foto kondisi mobil.
Kisruh ini bermula dari miskomunikasi dan lemahnya profesionalitas pihak bengkel, bukan dari itikad buruk Kadis Kesehatan Donggala. Ishak berharap klarifikasinya ini bisa meluruskan pemberitaan yang terlanjur menyudutkan sang kakak.
“Semua ini saya sampaikan supaya publik tahu bahwa pak Kadis tidak pernah menolak membayar. Saya yang bertanggung jawab penuh, dan saya hanya ingin keadilan,”
pungkas Ishak.
(Alir).