Sejarah Singkat Kerajaan Yang Pernah Berkuasa di Sinjai

SEJARAH SINGKAT KERAJAAN YANG PERNAH BERKUASA DI SINJAI
(Oleh: Andi Agung Iskandar Karaenta Manjapai)

A. Latar Belakang

Sinjai di masa lalu adalah suatu wilayah kerajaan yang terpecah menjadi kerajaan kecil yang berkuasa secara otonom dan mandiri.

Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain:

  1. Tiga dari kerajaan yg menguasai pesisir terdiri dari: Tondong, Bulo-Bulo dan Lamatti yang disebut Persekutuan “Tellulimpo-E”
  2. Tujuh dari yang menguasai pengunungan, yaitu: Turungeng, Terasa, Manipi, Manimpahoi, Suka, Bala Suka dan Pao yang disebut Persekutuan “Pitulimpoe-E”.

Dalam perjalanan sejarah Kerajaan Bulo-Bulo merupakan kerajaan yang paling kuat dan paling berpengaruh dari 10 kerajaan ini, bahkan Bulo-Bulo menjadi pemimpin persekutuan (leading sektor) dari kerajaan persekutuan kerajaan ini.

B. Kerajaan Persekutuan

Tellulimpo-E
Kerajaan Tondong dan Bulo- Bulo merupakan kerajaan kembar yang didirikan oleh La Patongai yang digelar “Timpa-E Tana” (membuka lahan) di “Tonro-E” sekitar akhir abad ke-13 atau sekitar tahun 1367 masehi.

Sebelum La Patongai mempersatukan wilayah ini kedalam suatu pemerintahan kerajaan yang teratur dan tersetruktur, daerah ini merupakan wilayah yang terpecah-pecah yang dikuasai oleh sekelompok kecil penguasa belum teratur yang disebut “anang dan gella” bahkan diantara para gella ini sering terlibat konflik dalam memperebutkan wilayah subur.

Para penguasa atau “Gella” yang berkuasa dan terkenal pada saat itu, antara lain: Tokka, Kolasa, Saukang dan Samataring yang kemudian menjelma menjadi Gellareng atau dewan adat, sehingga La Patongai juga gelar “Pasaja” karena berhasil mempersatukan wilayah ini menjadi suatu pemerintahan yang teratur dan tersetruktur.

Atas kesepatakan para gella sebagaimana yang disebutkan di atas Dg. La Patongai, maka didirikanlah Kerajaan Tonroe yang kemudian dilafalkan menjadi “Tondong” dan diangkat La Patongai menjadi Raja Tondong pertama, sedangkan para “Gella” yaitu: Gellareng Tokka dan Gellareng Kolasa dikukuhkan menjadi Ade’ Pitue (dewan adat) Kerajaan Tondong.

Sesuai amanah Puatta TIMPA-E Tana, Dewan Adat “Ade Pitu’e” Tondong membagi dua kekuasaan kerajaan kepada kedua anak La Patongai, yakni: Sappe Ribulu menjadi Raja Tondong, sedangkan Barubbu Tanae menjadi Raja Bulo-Bulo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *