TOPIKTERKINI.COM.LOMBOK TIMUR — Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November menjadi momentum reflektif bagi banyak pendidik di Indonesia. Namun, bagi Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, hari istimewa ini memiliki makna yang jauh lebih mendalam.
Sosok yang kini memimpin salah satu kabupaten terbesar di Pulau Lombok itu pernah menapaki karier sebagai seorang guru sebelum terjun sepenuhnya dalam dunia pemerintahan.
Dari Pengajar di Kelas ke Pemimpin Daerah
Dalam rekam jejak digital maupun catatan perjalanan kariernya, Haerul Warisin dikenal sebagai sosok yang memulai pengabdian dari ruang kelas. Ia pernah aktif sebagai pendidik pada awal kariernya, mengajar di salah satu sekolah menengah di Lombok Timur. Kecintaannya pada dunia pendidikan itulah yang kemudian membentuk gaya kepemimpinan serta kedekatannya dengan masyarakat.
Sebagai guru, Haerul kerap dituliskan sebagai pribadi yang sabar, komunikatif, dan dekat dengan para siswa maupun orang tua. Ia dikenal menanamkan nilai kedisiplinan dan etos kerja, dua hal yang kemudian melekat dalam kiprahnya ketika memasuki politik dan birokrasi.
Perjalanan Menuju Kursi Bupati
Perlahan namun pasti, Haerul Warisin mulai aktif dalam organisasi kepemudaan dan sosial. Pengalamannya terjun langsung dalam berbagai program masyarakat mengantarkannya semakin dikenal publik.
Konsistensinya dalam pembangunan daerah serta rekam jejak bersih membuatnya mendapat kepercayaan luas sebagai pemimpin. Puncaknya, ia resmi dilantik sebagai Bupati Lombok Timur, membawa visi pembangunan yang menekankan pemerataan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Refleksi Hari Guru: Pendidikan sebagai Pondasi Kepemimpinan
Dalam beberapa kesempatan, Haerul Warisin tak jarang menegaskan bahwa latar belakangnya sebagai guru adalah “sekolah kepemimpinan” yang paling berharga. Menurutnya, mengajar bukan sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga membangun karakter, mendengar keluhan, dan memahami kebutuhan orang banyak—keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam memimpin sebuah daerah.
“Guru mengajarkan saya untuk mendengar, memahami, dan melayani. Nilai-nilai itu yang saya bawa dalam menjalankan amanah sebagai bupati,” demikian salah satu pernyataannya pada sebuah peringatan Hari Guru tahun sebelumnya.
Kebijakan yang Berpihak pada Pendidikan
Selama menjabat, Haerul memberikan perhatian khusus pada sektor pendidikan. Berbagai program seperti peningkatan kualitas guru, perbaikan sarana sekolah, penguatan literasi, hingga akses pendidikan untuk wilayah terpencil menjadi prioritas dalam agenda pembangunan Lombok Timur.
Tak sedikit kalangan pendidik yang menilai kebijakan tersebut merupakan refleksi dari perjalanan kariernya sebagai mantan guru yang memahami kondisi lapangan secara langsung.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah perjalanan Haerul Warisin menjadi pengingat bahwa profesi guru dapat melahirkan pemimpin yang tangguh dan berintegritas. Di momen Hari Guru ini, banyak masyarakat Lombok Timur menyampaikan apresiasi serta harapan agar bupati mereka terus memajukan pendidikan sebagai fondasi pembangunan daerah.
Hari Guru bukan hanya penghormatan terhadap para pendidik, tetapi juga penegasan bahwa pendidikan adalah pilar utama kemajuan bangsa—pesan yang sejak lama dihayati Haerul Warisin dalam setiap langkah pengabdiannya.(TT).












