Laporan Jurnalis Jeneponto: Samsir
TOPIKterkini.com, JENEPONTO – Akses Jalan utama antara Desa Borong Tala, Kecamatan Tamalatea dan Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, nyaris terputus lantaran bangunan talud pada sayap kiri jembatan tersebut roboh.
Salah seorang warga sekitar, Bundu mengaku, bahwa robohnya talud jembatan itu, yang menyebabkan jalan penghubung antara batas Karoppong Pajja dengan Barayya Selatan, hampir putus. Dirinya menduga sangat tidak sesuai petunjuk juknis yang ada.
Menurut Bundu, harusnya pasangan batu pertama dari dasar tanah minimal kedalaman 80 cm. “Saya melihat teknis pengerjaannya itu, tanaman batu dasarnya hanya 50 cm,” katanya.
Ia menjelaskan, bahwa kedudukan lebar pondasi dasar tanah pada bagian bawah sangat – sangat kecil. Jika berdasarkan gambar yang ada, harusnya lebar pondasi minimal 110 hingga 120 cm.
“Dari kwalitas campurannya saja, saat proses pengerjaannya itu sempat saya tegur. Saya bilang, kok kamu pakai satu batu gunung tok saja pak, kenapa tidak mencontohi saja bangunan yang lama, ini kan rehabilitas, contohi saja bangunan yang lama,” paparnya ke pekerja itu.
“Saya selaku warga borong tala dari awal tidak setuju, dengan kwalitas bangunan seperti itu. Karena tidak sesuai dengan ukuran kwalitas yang ada di RAB,” tambahnya
Dirinya menduga, anggaran yang menelan ratusan juta rupiah dengan proses pengerjaannya seperti itu tidak sampai 50%.
“Saya tidak tahu siapa yang kerja, karena di lokasi poryek tidak ada papan bicara, yang saya dengar proyek itu sudah dipihak ketigakan,” demikian Bundu, kepada Indonesiasatu.co.id, Minggu (3/2/2019).
Sementara, Kepala Desa Borong Tala, Kecamatan Tamalatae, Suhardi karaeng Rewa mengatakan, sejak dikerjanya pembangunan talud jembatan itu pihaknya tidak tahu menahu adanya pembangaunan di wilayahnya.
Suhardi mengaku, dari pihak pelaksana tidak pernah ada penyampaian ke pemerintah setempat terkait pembagunan tersebut. Bahkan pengerjaan talud jembatan sudah selesai, Ia tidak pernah menerima laporan.
Dikatakan, pembanguan talud jembatan itu adalah rehab, dikerja awal bulan November 2018 lalu. Setelah dua bulan masa pengerjaan selesai tiba-tiba datang banjir sehingga talud jembatan itu roboh.
“Yang saya tahu, pasca-banjir bandang kemarin, debit arinya tinggi sekali, sehingga terdapat dua talud jembatan yang roboh di wilayahku. Yaitu, talud jembatan batas Binamu Tamalatea, yang dibiayai oleh Dana Desa sedangkan, batas Desa Karompong Pajja Barayya, dibiayai oleh Daerah.
“Banjir itu bersumber dari air pembuangan sungai Balang yang di SMA 2 itu, lewat jembatan di Desa ini. Ada dua jembatan tempat pembuangan airnya, jembatan batas Barayya dan Jembatan batas Karompong Pajja Binamu,” katanya
Ditanya besar anggarannya, Kades juga tidak mengetahui pasti nominalnya berapa, yang jelasnya kata dia, sekitar ratusan juta rupiah. Karena saya tidak pernah ke lokasi apakah papan proyeknya ada atau tidak.
Diketahui, talud jembatan yang roboh itu, pengerjaan Bina Marga pada Dinas Pengerjaan Umum (PU) Kabupaten Jenponto, jelasnya.