Indonesia membantah pernyataan Malaysia tentang kebakaran hutan dan kabut asap

TOPIKTERKINI.COM – JAKARTA: Indonesia pada hari Jumat menolak keluhan Malaysia tentang asap berbahaya yang melayang dari kebakaran hutannya di seberang perbatasan, mengatakan api juga berkobar di beberapa bagian Malaysia dan di perkebunan milik Malaysia di Indonesia.

Dalam perselisihan yang meningkat tentang kabut asap, seorang menteri Malaysia mengatakan pada hari Kamis bahwa Perdana Menteri Mahathir Mohamad akan menulis surat kepada Presiden Indonesia Joko Widodo untuk meningkatkan kekhawatiran tentang kabut lintas batas.

Malaysia menutup ratusan sekolah dan mengirim setengah juta masker wajah ke Sarawak minggu ini, setelah asap naik ke tingkat yang tidak sehat.

Kualitas udara di kota-kota Indonesia yang paling dekat dengan kebakaran telah meningkat ke tingkat yang berbahaya dan pada hari Rabu ribuan orang mengadakan doa massal Islam untuk hujan.

Kebakaran hutan telah menjadi kejadian yang hampir setiap tahun terjadi di Indonesia, terutama di tahun-tahun kering, dan tetangga-tetangga Indonesia mengeluhkan kabut asap yang tebal dan tersumbat, meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan dan dampaknya terhadap pariwisata.

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Siti Nurbaya Bakar pada hari Jumat mengatakan dia merasa Malaysia belum melukiskan gambar obyektif dari api, yang telah merobek sebagian pulau Sumatra dan Kalimantan Indonesia selama lebih dari sebulan.

Siti Nurbaya Bakar mengatakan sementara kabut asap dari kebakaran di Indonesia mungkin telah melintas ke Malaysia, kebakaran yang terdeteksi minggu lalu di negara bagian Sarawak, Malaysia di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia juga berkontribusi terhadap kualitas udara yang memburuk di sana.

“Saya hanya meminta mereka (Malaysia) bersikap objektif dan berurutan dalam analisis data mereka,” katanya kepada media, Jumat, menanggapi pernyataan Kuala Lumpur bahwa mereka menggunakan data terkini dari ASEAN Specialized Meteorological Centre.

Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Yeo Bee Yin dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya pada Kamis malam mengatakan bahwa Indonesia “tidak boleh menyangkal” dan data harus berbicara sendiri.

Yeo mengatakan data ASEAN menyebutkan jumlah hotspot di provinsi-provinsi Indonesia di Kalimantan dan di pulau Sumatra masing-masing 474 dan 387, dibandingkan 7 di Malaysia. Dia juga mengklaim bahwa arah angin berarti kabut tidak mungkin berasal dari Sarawak.

Siti Nurbaya Bakar mengatakan dia tidak mencari alasan tetapi tidak “punya waktu untuk polemik” dan lebih suka bekerja memadamkan api yang dia katakan meliputi area “besar”.

Jakarta telah mengerahkan 46 helikopter untuk pengeboman air dan penyemaian awan, kata Bakar.

Indonesia telah mengirim ribuan personel keamanan untuk mencoba memadamkan api.

Pemerintah juga telah menutup perkebunan yang dioperasikan oleh setidaknya 30 perusahaan, di mana kebakaran telah terlihat, dan membawa tuntutan pidana terhadap empat.

Setidaknya empat perusahaan kelapa sawit yang tanahnya telah ditutup merupakan anak perusahaan dari kelompok Malaysia, kata Bakar.

Dia menamainya sebagai Sime Indo Agro yang berbasis di Kalimantan Barat – unit Perkebunan Sime Darby, Sukses Karya Sawit – unit IOI Corporation, Rafi Kamajaya Abadi – unit TDM Berhad dan Adei Plantation and Industry yang berbasis di Riau – unit dari Grup Kepong Kuala Lumpur.

Seorang juru bicara untuk operasi Samas Darby di Indonesia Minamas Plantation mengatakan perusahaan tidak menyadari perkebunannya telah ditutup dan sedang memantau hotspot. Sime Darby dan IOI mengatakan mereka sedang memeriksa operasi mereka di Indonesia.

Sukses Karya Sawit, Rafi Kamajaya Abadi dan Adei Plantation and Industry tidak dapat segera dihubungi. Perusahaan induk tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Editor: AzQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *