TOPIKTERKINI-GUNUNGSITOLI-Pelaksanaan Ujian Penjaringan Calon Perangkat Desa Gawu-gawu Bouse tahap ke dua penuh dengan dilema, Diduga kuat ada kecurangan, Kamis 20/05/2021
Kabarnya Ujian tahap pertama telah terlaksana dengan baik, namun dalam tahap kedua ini, Panitia pelaksana kegiatan tersebut melaksanakan kegiatan tersebut tanpa ada kordinasi kepada pihak kecamatan Gunungsitoli Utara,
Menurut Torotodo Zega,SE Camat Kecamatan Gunungsitoli saat dikonfirmasi mengatakan, Bahwa ujian tahap pertama terlaksana dengan baik,
” Kegiatan Ujian pertama dilaksanakan telah terlaksana dengan baik dan tidak ada persoalan, Bahkan bahan Ujian peserta tersebut diambil di kecamatan saat pagi harinya waktu pemilihan, Namun saya heran tahap kedua ini pihak Panitia pelaksana kegiatan tersebut sempat mengsurati pihak kita terkait permintaan Pihak panitia agar peserta yang telah ikut di ujian sebelumnya agar dapat di perkenankan,” Tuturnya
Lanjutnya, Namun saya sebagai Camat Gunungsitoli Utara Membalas surat tersebut dengan mengingatkan keputusan yang telah diambil pada tanggal 15 April 2021 Oleh Panitia Pelaksana sebagai berikut, bagi calon perangkat desa yang telah memperoleh Nilai 60 tidak lagi mendaftar Ulang serta tidak Wajib untuk mengikuti ujian seleksi tertulis pada pelaksanaan Penjaringan dan Penyaringan Ulang yang dilakukan Tim, Artinya panitian tidak komitmen dengan keputusan yang telah diambil sebelumnya, ” Ucap Camat Gunungsitoli Utara
Ditempat yang terpisah Sonifati Mendrofa sebagai masyarakat Desa Gawu-gawu Bouse dan sekaligus sebagai saksi pada kegiatan Ujian tertulis dalam Penjaringan Aparat desa, menyatakan tidak ada persoalanya, Bahkan pada saat itu soal diambil dari kecamatan,
” Namun saya heran dalam Ujian tertulis Penjaringan tahap kedua ini dimana soalnya diambil dari STKIP (SEKOLAH TINGGI KEGURUAN PENDIDIKAN) nias selatan. dimana di perguruan tinggi tersebut diduga keluarga kades (adek ipar) kades gawu gawu bo’uso, yang mengajar/sebagai dosen, yang diduga keluarga dekat ketua panitia penjaringan dan penyaringan perangkat desa gawu gawu bo’uso itu, kami sebagai masyarakat desa bertanya-tanya kenapa seperti itu,” Tandasnya Sonifati itu. (Tim)