TOPIKterkini.com, TAKALAR — Memasuki triwulan kedua, Pj. Bupati Takalar Dr. Setiawan Aswad .M.Dev,.Plg memimpin Rapat Intern di Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, Pekebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Takalar guna mengetahui progres dari program kegiatan yang dilaksanakan, sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi program yang sumber dananya dari DAK tahun 2023 -2024.
Dalam rapat Ia menekankan kepada Dinas Tanaman Pangan bahwa sekarang sudah masuk musim tanam kedua, para petani sudah membutuhkan pupuk. Dan sekarang pemerintah provinsi sudah bergerak untuk pembagian pupuk ke kabupaten.
“Sambil mengantisipasi hal tersebut, yang paling penting adalah memastikan pupuk tepat sasaran kebawah dan dapat terdistribusi dengan baik ke tingkat petani, karena selama ini banyak permasalahan mengenai pupuk ini. Untuk itu, kita harus melakukan sesuatu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,” jelasnya, Kamis (16/5/2024).
Lanjut dikatakan, agar pupuk tepat sasaran, sebelum penyaluran kita akan lakukan pertemuan terlebih dahulu dengan para pengecer terkait penyaluran pupuk bahwa ada mekanisme yang harus dijalankan dalam penyaluran pupuk, dan akan diawasi oleh Bhabinkamtibmas dan penyuluh pertanian.
“Untuk kelompok pertanian, saya harap didata dengan baik dan pastikan bahwa kelompok tersebut betul-betul ada sehingga petani merasakan betul bantuan pertanian untuk dapat dimanfaat dalam kelompoknya,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas DTPHPKP Takalar Muhammad Ikbal,SE.,M.M. melaporkan bahwa penambahan pupuk yang sedang berjalan sebanyak 6818 ton dan untuk penambahan alokasinya sekitar 5082 ton khusus untuk urea sehingga total untuk pupuk urea sebanyak 11900 ton, dan untuk MPK dari alokasi sebanyak 5007 ton dan dari penambahan sebanyak 5993 ton sehingga total sebanyak 11000 ton.
Beliau juga melaporkan bahwa beberapa kegiatan tahun sebelumnya seperti screen house dan pendampingan Simurp agar kegiatan tersebut bermanfaat bagi kelompok sasaran dapat dikelola dengan pola sistem dukungan (sisduk) agar lebih mengedepankan partisipasi, dan persiapan sosial sehingga program tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
“Untuk permasalahan perluasan area tanam (PAT) sudah di antisipasi dengan mengahdirkan irigasi perpompaan sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi eL-nino,” jelasnya. (*)