TOPIKterkini.com, TAKALAR — Seperti dikabarkan sebelumnya, Lembaga Analisis Anti Korupsi Indonesia (Lakindo) mendorong Aparat Penegak Hukum (APH) baik kejaksaan maupun Polres Takalar untuk mengusut tuntas Pembangunan Pasar tradisional Sanrobone, Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, yang diduga Gagal Perencanaan.
Pasar yang dibangun pada tahun 2016 lalu, sampai sekarang tidak dimanfaatkan alias Mubazir, padahal anggaran yang digunakan cukup fantastis dengan Pagu Rp. 1.100.000.000,00 yang dikerjakan oleh CV. IRZHAL MAULANA KONSTRUKSI dari satuan Kerja Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian dan ESDM Takalar.
Atas dorongan itu, Pihak Polres Takalar mulai menelisik adanya dugaan korupsi pada proses pembangunan Pasar Tradisional Sanrobone.
Hal itu diungkapkan oleh PLT Kasat Reskrim Polres Takalar, Iptu Chaidir, saat dikonfirmasi via whatsapp, menyampaikan bahwa pihaknya sudah mulai turun dan melakukan pengembangan, kini dalam tahap pengumpulan dokumen.
“Iye daeng sudah turun, dalam tahap pengumpulan dokumen,” singkat Iptu Chaidir melalui pesan Whatsapp, Kamis (8/8/2024).
Sementara itu, Arsyadleo selaku Direktur Lakindo Takalar mengapresiasi langkah Polres Takalar dalam hal pemberantasan dugaan tindak pidana Korupsi.
Pihaknya berharap, Polres Takalar dalam hal ini Penyidik Tipidkor untuk bisa mengusut tuntas pasar Sanrobone, yang dinilai mulai dari pembebasan lahan, kuat dugaan ada unsur KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) antara pihak Dinas dengan pemilik lahan.
“Ya, mulai dari pembahasan lahannya, karena lahan tersebut milik salah satu warga Sanrobone yang notabene sudah menghibahkan lahannya untuk pembangunan Pasar tradisional Sanrobone,” kata Arsyadleo.
“Kami berkeyakinan bahwa Pasar Tradisional Sanrobone sama dengan pasar Dande-Dandere Tanakeke,” timpalnya.
Selain itu, pemerintah setempat dalam hal ini Camat Sanrobone yang ditemui di kantornya mengaku bahwa pihaknya pernah mengundang beberapa pedagan untuk datang kesana dan memanfaatkan pasar tersebut, namun para pedagang tidak bertahan.
“Kami pernah mengundang beberapa pedagang untuk datang kesana dan memanfaatkan pasar itu, tetapi mereka tidak bertahan lama dan mengeluh, alasannya tidak ada pembeli,” ungkap Camat Sanrobone.
Berdasarkan pantauan, pasar Sanrobone kini dipenuhi rumput liar yang semakin meninggi, bangunan pasar pun tampak kumuh tak terurus dan dipenuhi kotoran ternak, ini menandakan bahwa memang pasar tersebut tidak pernah digunakan dan dimanfaatkan sebagaimana layaknya pasar.
(*)