Minggu, 20 Oktober 2024, akhirnya menjadi hari bersejarah bagi Sang Jendral H Prabowo Subianto dengan resminya beliau ditetapkan sebagai Presiden RI ke 8.
Setelah sekian lama berjuang menuju tahta orang nomor 1 di negeri ini, jerih parah dari hasil perjuangannya itu menuai hasil memuaskan dan bertahta sebagai Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029.
Terlepas dari konsistensi yang akan dilakukan oleh Prabowo Subianto dalam menata dan menjalankan pemerintahan yang dipimpinnya kali ini, situasi jelang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota se Indonesia, pastinya tak luput dari perhatian Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Sebagai faunding father Partai Gerindra, Presiden RI ke 8 ini tentunya tidak mau kehilangan muka dengan melepaskan kepentingan para pejabat yang menduduki kursi Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota se Indonesia.
Tentu saja Prabowo Subianto akan menunjukkan powernya sekaligus menegaskan bahwa konsolidasi kekuatan menggalang pertahanan kekuasaan jangka panjang yang dibentuknya, harus seiring dengan kekuatan politik pejabat di wilayah Provinsi dan Kabupaten Kota se Indonesia adalah kader atau sosok yang diusung oleh Partai besutan Sang Presiden ini.
Tak terkecuali dengan wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri yang diusung oleh Partai Gerindra, dipastikan tidak ada ruang yang akan dibiarkan oleh penguasa negeri Republik Indonesia ini terlepas dari genggamannya.
Apalagi dengan turut serta anak angkatnya Presiden RI ini yakni Abdul Karim Aljufri sebagai Calon Wakil Gubernur dan merupakan kader tulen Partai Gerindra, membuat segala-galanya dipertaruhkan untuk mengamankan kemenangan.
Bicara strategi dan taktik plus genggaman kekuasaan sudah mutlak berada di tangannya, bukanlah hal yang sulit bagi seorang Prabowo Subianto melakukan operasi senyap demi memastikan kemenangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri di Pilgub Sulawesi Tengah.
Jadi, jika masih ada kicauan dari calon lain yang menganggap dirinya kader dan Prabowo akan bermain dua mata pisau, itu adalah angan-angan dan mustahil dilakukan seorang Jenderal yang sangat berintegritas seperti Presiden ke 8 RI ini.
Pilgub Sulteng atau Pilkada se Indonesia, adalah harga mati bagi Prabowo Subianto sebagai pendiri Partai Gerindra untuk memenangkan kader-kader atau sosok dari koalisi Partai yang diusung.
Sehingga, walau ada kiranya yang yang berasal dari kalangan yang dulunya dia pernah di militer kini menjadi mencalonkan diri dan berpasangan dengan kompatriotnya, jangan bermimpi lapisan alat negara akan patuh padanya.
Karena seluruh sendi-sendi pemerintahan baik itu executive maupun yudikatif bahkan kalangan edukatif, akan hanya tunduk dan patuh kepada ‘perintah’ dari petinggi pemerintahan di Republik Indonesia ini.
Atau ada juga calon lainnya yang masih belum move on karena tidak didukung oleh Partai besutan Prabowo Subianto, masih juga tidak punya malu pamer semangat Prabowo di masa Pilpres lalu sebagai ‘jualan’ ke masyarakat, seolah Prabowo mendukung pasangan yang tidak didukung oleh Partai Gerindra itu.
Dan sebagai Calon yang didukung oleh Partai Gerindra, sekali lagi penulis tegaskan adalah pasangan nomor urut 1 yakni H Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri.
Dan sebagai pemenang di Sulteng pada Pilpres lalu, Prabowo Subianto pastinya akan menegaskan marwahnya bahwa Calon Gubernur yang diusung oleh Partai yang dipimpinnya, harus juga mutlak memenangkan pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah.
Tandang ke Gelanggang Meski Seorang, Bisa Tidak Bisa Harus Bisa dan Yakin Usaha Sampai untuk memenangkan H Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)
BERSAMBUNG