Masyarakat Turatea Sebagai Patron Kedewasaan Berdemokrasi di Sulsel, Bukti Nyata Ada’ Siri’ Napacce dan Sikap Sipakalabbiri, Sipammaling-malingi

Oleh: Dr.Mustaufiq.,S.IP.,SE.,SH.,M.Si.,MH.(Akademisi & Birokrat Muda Jeneponto)

Debat Publik Kedua Pilkada Jeneponto 2024 yang mengusung tema Peningkatan kualitas layanan publik, teknologi dan lingkungan hidup berbasis kearifan Lokal berlangsung alot dan mentrigger political will dari 4 pasangan calon (Paslon). Dari penampilan para Paslon pada debat publik kedua Ahad malam (10/11/2024), semua menyajikan gaya dan gestur yang hampir sama satu sama lain. Nampak para Paslon menawarkan program pelayanan publik (public service), lingkungan hidup (environment), budaya (culture) dan kerukunan beragama (religious harmony) secara konseptual. Dan jawaban yang di sajikan pun hampir nada dan arah tujuannya sama.

Diantaranya ialah Pelayanan Publik, para Paslon menitikberatkan pada keterjangkauan layanan, kecepatan layanan dan efisiensi serta pembenahan infrastruktur menuju pelayanan yang berbasis Teknologi Digital/Digitalisasi.
Meskipun narasi yang disajikan berbeda dengan balutan kalimat yang hampir semisal namun tarikan dan arahnya pada prinsipnya sama.

Sedangkan pada tawaran program pengembangan sektor Kepariwisataan dan Kebudayaan, para Paslon lebih menitikberatkan pada perbaikan akses infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), sedangkan sektor Pengairan dan Lingkungan Hidup, para Paslon kompak menyoroti keterbatasan infrastruktur yang dimiliki Kabupaten Jeneponto.

Jika demikian, maka yang menjadi PR (pekerjaan rumah-red) kedepan Paslon terpilih adalah harus membuat grand desain upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna membiayai sektor-sektor sentral tersebut.

Jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang sudah ada, maka cukup sulit merealisasikan karena postur anggaran yang ada sudah memiliki pos atau alokasinya masing-masing.

Selain itu kemampuan membangun relasi dengan Pemerintah Pusat guna menarik anggaran dari lembaga atau kementerian teknis juga menjadi kunci kedepan.

Tidak hanya itu, kemampuan mengelaborasi kebijakan guna kemudahan berinvestasi di daerah serta penataan kembali regulasi dan tentunya merujuk pada visi dan misi Presiden Terpilih yakni Asta Cita atau 8 Program Prioritas yang harus bersinergi dari pusat sampai ke daerah.

Secara keseluruhan dua debat yang sudah dilalui, para Paslon dan pendukung serta simpatisan memperlihatkan nilai etik dan budaya yang tinggi sehingga sikap “Sipakalabbiri, Sipammaling-malingi” atau saling menghargai ini tersaji dengan baik dan dibuktikan tidak terjadi gesekan dan benturan di lapangan yang ditimbulkan dari perbedaan sudut pandang selama sesi debat.

Kita sudah memperlihatkan pada masyarakat Sulawesi Selatan bahwa tingginya “Ada’ Siri’ Napacce” masyarakat Turatea yang berkomitmen mengawal dan menjaga proses demokrasi yang berintegritas bukan sekedar ilusinasi dan isapan jempolan semata.

Sinergi antara Pemerintah Daerah, KPU, Bawaslu, Pihak Polri/TNI dan LO para Paslon telah memperlihatkan sebuah suguhan perhelatan demokrasi yang cantik dan beradab.

Tentunya sesuai dengan cita mulia awal mula ide demokrasi yang dicetuskan Aristoteles yaitu kesejahteraan, kesetaraan dan kebebasan.

Waktunya masyarakat menilai, melihat, merasakan dan pada akhirnya di tanggal 27 November 2024 menentukan pilihan. Jeneponto akan maju di tangan kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *