TOPIKterkini.com, BUTON TENGAH – Sejumlah massa dari Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Kecamatan Lakudo (HIPPMILAK) Kendari menggelar demonstrasi di depan kantor Bupati Buton Tengah (Buteng) pada Kamis, (04/07/2019). Aksi demonstrasi ini dikawal oleh puluhan aparat Kepolisian yang merupakan gabungan dari beberapa Polsek di Kabupaten Buton Tengah.
Dengan merujuk pada Undang-Undang No. 15 Tahun 2014, Pasal 7, tentang letak kedudukan ibukota Buteng yang harus diwujudkan melalui pembangunan, massa HIPPMILAK kemudian mempertanyakan kejelasan anggaran pembangunan di Labungkari sebagai jantung ibukota Kabupaten Buteng yang sampai hari ini masih berupa hutan.
Amatan langsung media ini, massa HIPPMILAK melakukan orasi di dua titik, yakni di perempatan toko Lala Kecamatan Lakudo dan di kantor Bupati Buteng. Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Hazlan dalam orasinya meminta kepada Bupati Buton Tengah H. Samahuddin, SE untuk mengefektifkan anggaran daerah agar pembangunan daerah tidak diterlantarkan.
Ia juga menyebutkan bahwa infrastruktur menjadi bagian dari kemajuan pembangunan daerah, untuk itu pembangunan perkantoran yang permanen dipandang perlu sebagai salah satu upaya mengefektifkan pelayanan masyarakat.
“Kita melihat hari ini di Labungkari sebagai jantung ibukota Buton Tengah, sama sekali belum ada pembangunan perkantoran, kemudian masih kurang terciptanya lapangan kerja, kami berdiri dengan rakyat maka perjuangan kami untuk rakyat,” tegas Hazlan.
Berikutnya, Ketua HIPPMILAK Asmudin dalam orasinya juga mengingatkan, rakyat tidak boleh bungkam apabila melihat berbagai persoalan yang menimpa daerah, rakyat harus berani mengingatkan pemerintah agar pemerintah tetap menjalankan pelayanan publik pada koridor yang tidak menyimpang.
“Sejak mulai mekar pada tahun 2014 lalu, dan saat ini sudah lima tahun Buton Tengah mekar, namun bila kita lihat di Labungkari yang ditetapkan sebagai ibukota belum ada realisasi dari pembangunan, kita ingin pertanyakan kepada pemerintah dimana anggaran-anggaran yang masuk, kenapa tidak difokuskan untuk pembangunan di ibukota Labungkari, kenapa tidak ada satupun pembangunan perkantoran yang dibangun oleh mereka,” sambung Asmudin.
Ia juga menuturkan, hingga saat ini Kabupaten Buton Tengah belum memiliki rumah jabatan (Rujab) dan kantor Bupati yang permanen, rujab dan kantor yang ada hari ini masih bersifat sementara.
“Yang perlu dicamkan, harus kita pertanyakan kembali kepada wakil rakyat kita, kenapa tidak ada satupun pembangunan atau perkantoran di ibukota Labungkari, anggaran-anggaran yang masuk di Kabupaten Buton Tengah itu dikemanakan, jangan sampai anggarannya banyak yang masuk kantung dan kemudian membuncitkan perut-perut mereka, karena mereka makan hak rakyat,” tuturnya.
Di depan kantor Bupati Buteng, Asmudin mengatakan bahwa, pihaknya akan terus mempertanyakan kejelasan anggaran pembangunan, HIPPMILAK juga menuntut Bupati Samahuddin untuk mempercepat pembangunan perkantoran di Labungkari.
Selain itu, massa HIPPMILAK menduga, adanya ketidakseriusan Pemkab Buteng dalam membangun perkantoran berbagai instansi, merupakan bentuk dan cara untuk mempermudah langkah memindahkan ibukota Buteng dari Labungkari.
“Jangan sampai uang rakyat mereka salah gunakan, jangan sampai mereka selalu semena-mena, kita ketahui bahwa pemerintah adalah wakil rakyat, bukan orang yang diutus untuk berkuasa, pemerintah harus bertanggung jawab dengan amanah yang diberikan rakyat, pemerintah adalah pelayan bagi masyarakat ketika ada keluhan atau persoalan,” kata Asmudin.
Setelah berorasi selama kurang lebih15 menit, massa aksi kemudian diterima untuk berdialog di halaman kantor Bupati Buteng oleh Asisten II Drs. La Angkata yang didampingi oleh Camat Lakudo Drs. Usman dan Sekretaris Bappeda La Ode Nursyamsu, S.STP. Hal ini disebabkan Bupati Buton Tengah H. Samahuddin, SE tidak berada di Buteng karena sedang menghadiri undangan peringatan HUT Kabupaten Muna ke-60.
Dihadapan para peserta aksi, Asisten II Drs. La Angkata mengungkapkan bahwa, seluruh pihak harus bersabar untuk menunggu realisasi pembangunan perkantoran di Labungkari, namun saat ini pemda Buteng masih fokus membangun infrastrukturnya (Jalan beraspal) guna memudahkan pembangunan perkantoran.
“Sebetulnya apa yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa ini maka itu pula keinginan pemerintah daerah, akan tetapi bahwa di dalam merealisasikan penyelenggaraan pembanguann di Buteng, tentu perencanaan pembangunan itu yang sesuai dengan visi misi Bupati, kita sama-sama ingin memajukan Buton Tengah,” ungkap La Angkata.
Camat Lakudo Drs. Usman juga menimpali bahwa, sebagai generasi muda, harusnya mahasiswa Lakudo mampu berkordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendiskusikan tentang bagaimana mewujudkan percepatan pembangunan sarana-prasarana agar dapat menunjang efektivitas pelayanan publik yang terpusat.
“Makanya tadi saya kaget kenapa langsung ada demo seperti ini, yang bagus itu mari kita cerita, yang bagus itu kenali dulu tokoh-tokoh, kita duduk komunikasikan bersama, dan kita antar sama-sama ke pak Bupati, komunikasi yang saya rindukan, mudah-mudahan ini sebagai langkah awal untuk mendiskusikan bagaimana pembangunan Buteng kedepan, yang bagusnya itu mari kita dudukkan, datang kesini bawa data baru kita diskusi dan adu argumen, itu baru top,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Bappeda, La Ode Nursyamsu, S.STP memaparkan, Pemkab Buteng tidak mau terburu-buru membangun sarana perkantoran tanpa adanya perencanaan matang. Ia juga menyampaikan bahwa, Pemkab Buteng menginginkan agar seluruh fasilitas dan infrastruktur tidak hanya dinikmati dalam jangka pendek, melainkan bisa dinikmati dalam kurun waktu hingga 50 tahun kedepan.
“Sekarang saya tantang adik-adik, cepat selesaikan perkuliahan di kampus, setelah itu pulanglah ke Buteng agar kita bisa bersama-sama satukan pola pikir untuk bagaimana membangun Buteng kearah yang lebih baik,” pungkasnya. (**)
Laporan Jurnalis: Anton