MANILA , TOPIKterkini.com – Seorang bocah laki-laki tewas setelah diterkam buaya dari sebuah kapal di Filipina selatan
Seperti yang dilansir dari (AN) Bocah 10 tahun itu berada di atas kapal bersama dua saudara lelakinya yang lebih tua di dekat kota Balabac, yang terkenal karena konfrontasi dengan makhluk-makhluk besar itu, ketika ia ditarik ke dalam air.
Ayahnya gagal menemukan bocah lelaki itu setelah pencarian semalaman, tetapi seorang nelayan menemukan jasad anak itu yang setengahnya sudah dimakan buaya, Senin malam di rawa bakau, kata sebuah laporan polisi.
Perkembangan dan populasi yang terus meningkat di Filipina terus menginvasi habitat makhluk-makhluk itu, memaksa mereka ke rawa-rawa yang semakin kecil.
Manusia dan buaya berbagi ruang yang sama telah menghasilkan banyak perselisihan, di mana orang telah terbunuh atau hancur oleh binatang.
“Sejak 2015, sampai saat ini setiap tahunnya selalu ada kasus serangan (buaya)” di Balabac, kata Jovic Pabello, juru bicara dewan pemerintah yang bekerja untuk melestarikan lingkungan kelompok pulau Palawan yang mencakup Balabac.
“Ini konflik penggunaan air,” tambahnya.
Juga disebut buaya muara, air asin adalah salah satu reptil terbesar di dunia, tumbuh hingga panjang enam meter dan beratnya mencapai satu ton.
Pada bulan Februari seekor buaya menerkam seorang anak laki-laki berusia 12 tahun ketika dia berenang di sungai Balabac, tetapi dia berhasil melarikan diri ketika saudara-saudaranya memukul kepala reptil dengan dayung sampai melepaskannya pergi, kata Pabello.
Seorang nelayan kepiting Balabac tewas dan setengah dimakan oleh buaya air asin pada Februari tahun lalu, kata polisi, tiga bulan setelah keponakannya yang berusia 12 tahun diseret oleh buaya pada akhir 2017.
Gadis itu tidak pernah terlihat lagi.
Kelompok pulau Palawan, yang sering disebut Filipina sebagai “perbatasan terakhir” adalah rumah bagi keanekaragaman flora dan fauna yang luar biasa, tetapi terancam oleh pembangunan yang tidak terkendali.
(Editor : HP)