IKA Fakultas Hukum Unhas Angkatan 87 Sukses Gelar Reuni ke-35 di Bira, Bulukumba

Topikterkini.com-Bulukumba-  Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH-UH) Angkatan 87, sukses menggelar reuni ke 35 di dua tempat, di Bira Bulukumba dan Bara Sulawesi Selatan, 28-30 Oktober 2022. Kedua destinasi wisata ini terkenal dengan pantai pasir putihnya yang memanjakan mata. Sepanjang acara berlangsung hangat, akrab, dan penuh kekeluargaan, sesuai tema yang diusung, “Merindu untuk Bersama”.

IKA Fakultas Hukum Unhas Angkatan 87 Sukses Gelar Reuni ke-35 di Bira, BulukumbaDiawali dengan “Nostalgia 87” di area kolam renang Same Hotel, yang dari situ bisa dilihat Pulau Liukang Loe, tempat penangkaran penyu, dengan keindahan bawah laut yang cocok untuk diving dan snorkeling. Acara dibuka oleh Ketua IKA FH-UH 87, Prof Dr Andi Suriyaman Mustari Pide, SH, M.Hum, yang menekankan pentingnya alumni tetap menjaga nama baik almamater. Sebagai Sarjana Hukum, katanya, pasti lebih memahami hukum. Pakar hukum adat, yang akrab disapa Prof Rury itu, menyatakan bangga dan mengapresiasi Angkatan 87 yang penuh semangat dan senantiasa saling dukung.

Dr Gazalba Saleh, SH, MH, mewakili alumni yang bermukim di luar Makassar, bernostalgia ketika masa-masa mahasiswa, terutama dinamika sebagai aktivis kampus. Dia juga bercerita perjalanan kariernya sebagai akademisi hingga menjadi Hakim Agung pada Mahkamah Agung RI. Andi Agus Patra, berterima kasih karena diamanahkan menjadi Ketua Panitia Reuni ke-35. Meski dia mengaku sempat ragu, tapi berkat kerja sama dan dukungan semua panitia, di antaranya Niny Savitry, Desy Firdausy, Andi Tenri Irawati Lantara, Nurjabal Rahma, Ariyanti Arsyad, Masita Majadi, Wirma Nur Haryaksa, Ema Husain, Rahman Soeltan, Nursalam, dan lain-lain, acara berlangsung lancar.

Muhammad Ismak, Muhammad Burhanuddin, dan Andi Agung Nurdin, ketiganya advokat, serta alumni lainnya, banyak memberikan dukungan, selama persiapan sampai terlaksananya acara. Selain pengacara, alumni Angkatan 87 berkiprah di berbagai profesi, seperti di bidang perbankan/bankir, perpajakan, akademisi, birokrat, anggota dewan, wiraswasta, jaksa, dan sebagai anggota TNI di matra yang berbeda.

Reuni yang dikemas santai dan penuh gelak tawa ini dipandu oleh Harun Al Rasyid. Beberapa alumni menunjukkan bakat terpendamnya dengan membawakan lagu-lagu kenangan dan lagu daerah Bugis-Makassar. Sementara Rusdin Tompo membacakan puisi “Gembira di Bira” yang dibuat khusus untuk acara reuni ke-35 tahun ini. Pada saat pembukaan, juga dilakukan pembacaan doa sekaligus mengenang para sahabat yang telah berpulang ke haribaan Tuhan, Sang Maha Pencipta.

Keesokan paginya, dilakukan aksi bersih-bersih sampah di kawasan Pantai Bira, agar wisatawan nyaman saat berekreasi. Pada hari kedua ini, peserta diajak ke Titik Nol Bulukumba, di Kawasan Pantai Tanjung Bira. Eksotisme pemandangan dengan tebing karang yang curam, dinikmati peserta setelah melewati anak-anak tangga yang dicat warna-warni. Tak henti-henti peserta mengabadikan keindahan itu dengan smartphone-nya. Hampir semuanya merupakan spot foto yang instagramable.

Sorenya, peserta menikmati sunset di Bara diteman kelapa muda, sebelum diadakan “Malam Ramah Tamah” dengan busana berkonsep Hawaii. Acara diawali dengan pembacaan doa oleh Prof Dr Arfin Hamid, SH, MH. Nyala obor dan barbeque membuat susana reuni terasa berbeda. Beberapa alumni, di antaranya Otniel FE Siwy, yang kini bermukim di Gorontalo, berbagi cerita semasa masih menjadi mahasiswa. Muhammad Burhanuddin, yang pernah jadi pengacara Bharada E—dalam kasus Irjen Pol Ferdy Sambo—ikut menyumbangkan suaranya dalam acara yang penuh kegembiraan itu. Pada kesempatan itu, Muhammad Ismak, langsung mengusulkan agar reuni tahun depan diadakan di Ubud, Bali.

Tema reuni ke-35, “Merindu untuk Bersama”, benar-benar jadi momen lepas kangen antara sesama alumni Angkatan 87. Peserta dari luar juga dimanjakan lidahnya dengan kuliner khas Sulawesi Selatan. Panitia menyuguhkan sarabba, sanggara balanda, barongko, bolu cukke, roti berre, dan kudapan lainnya sebagai pengobat kerinduan bagi mereka yang kini tinggal dan berkiprah di luar Sulawesi Selatan. Lagu “Oto Ji” yang merupakan lagu ‘kebangsaan’ Opspek 87 dan lagu Mars Universitas Hasanuddin” menutup acara malam itu.

Keesokan paginya, sebelum pulang ke Makassar, peserta reuni diajak ke pembuatan perahu Pinisi di Tana Beru, Kelurahan Bonto Bahari. Destinasi wisata ini bukan hanya merupakan ikoniknya Sulawesi Selatan, tapi juga Indonesia, bahkan dunia. Badan PBB, UNESCO, telah menetapkan Pinisi sebagai Memory of the World. Suasana kebersamaan dan saling merindukan terus terbawa dalam percakapan yang riuh dan saling bersahutan di grup WhatsApp IKA FH-UH 87.

Laporan: Rachim Kallo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *