Mahasiswa UMM Gelar EDUKASI DAGUSIBU Pada Masyarakat Desa Ngembul

TOPIKTERKINI.COM | JAWA TIMUR

BLITAR – Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada masyarakat.

PMM tersebut memiliki tujuan untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (01/08/2024).

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari Gelombang 6 kelompok 29 baru-baru ini melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan fokus pada edukasi tentang DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN, BUANG) di Desa Ngembul,Sumberpandan, Kec. Binangun, Kab. Blitar, Jawa Timur.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi orang tua dan anak muda yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan dan pengelolaan obat yang benar.

Tim PMM Bhaktiku Negeri UMM gelombang 6 kelompok 29 bertujuan untuk mengaplikasikan sebuah langkah besar dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat dan pemanfaatannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Tim PMM Bhaktiku Negeri UMM gelombang 6 kelompok 29 yang beranggotakan sebanyak 4 mahasiswa dari jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan dan 1 mahasiswa jurusan manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang ,yang beranggotakan Arreta Aurora Salsa B.M.C.S.P.,Ahmad Farid Maulana,Narendra Pambudi Nugroho,Maya Citta Suci Wulandari,Reihan Aulia Candra.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan PMM Bhaktiku Negeri UMM 2024 di Desa Ngembul, Kab.Blitar dibawah bimbingan bapak Muhammad Wildan Affan, S.E., M.S.A memberikan sosialisasi mengenai DAGUSIBU dan sukses melangsungkan kegiatan pengabdian masyarakat.

Diketahui, Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis (01/08/2024) di Desa Ngembul,Sumberpandan, Kec. Binangun, Kab. Blitar, Jawa Timur.

DAGUSIBU merupakan sebuah singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang yang ditujukan agar masyarakat lebih paham mengenai obat.

Tim PMM Kelompok 29 memberikan Penjelasan dari singkatan tersebut agar masyarakat mendapat obat di tempat yang terjamin mutu dan kualitasnya (obat asli dan berkhasiat).

Masyarakat juga dipastikan bisa menggunakan obat dengan benar sesuai dengan etiket yang tertera atau sesuai petunjuk dari dokter dan apoteker.

Tim PMM Kelompok 29 juga menyampaikan cara menyimpan obat dengan benar Agar Obat bisa digunakan hingga masa kadarluasanya maka harus menyimpan sesuai dengan petunjuk penyimpanan yang tepat.

Selain itu, Masyarakat juga dihimbau untuk membuang obat yang kadaluwarsa.

Tim PMM Kelompok 29 memberikan himbauan kepada masyarakat untuk membuang Obat kadaluwarsa tidak boleh dibuang secara sembarangan karena beresiko disalahgunakan atau tidak sengaja terminum oleh orang.

Dengan manfaat yang luas yang disampaikan oleh Kelompok PMM, DAGUSIBU diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengelola dan merawat berbagai kondisi kesehatan, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan secara keseluruhan.

“Saya dan warga desa bersyukur dengan adanya kegiatan dari anak-anak PMM UMM, kita jadi tau tentang cara penggunaan obat yang baik dan benar melalui cara DAGUSIBU ini, dan kami juga berterimakasih karena sudah di beri ilmu sehingga kami yang sebelumnya sembarangan dalam hal ber obat dan awam kini menjadi lebih paham dan mengerti.” Ujar Bu Erna salah satu warga desa Ngembul.

Setelah Tim PMM kelompok 29 menyampaian materi, Kelompok PMM memberikan cendramata berupa plakat sebagai bentuk apresiasi dan sebagai ucapan terimakasih atas partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan ini.

Antusias warga desa ngembul sangatlah besar seperti dengan banyaknya pertanyaan mengenai cara mendapatkan obat dengan benar, menggunakannya dengan bijak, dan cara menyimpan obat pada tampat yang tepat serta cara membuang obat dengan benar.

PMM 29 gelombang 6 mengajak warga agar selalu menjaga kesehatan karena Kesehatan menjadi tanggung jawab bangsa, maka marilah bersama kita lebih peduli terhadap penggunaan obat-obatan yang benar dimulai dari keluarga tercinta dengan DAGUSIBU.

“Kami juga berharap bahwa masyarakat dapat menyebarkan pengetahuan ini kepada masyarakat lain,dan menciptakan budaya kesehatan yang lebih baik”. Tutup.

Penulis : M. Fachrudin Andrians
Editor : Nanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *