Begitu kompleknya permasalahan hidup dan kehidupan yang mendera masyarakat menengah ke bawah di Provinsi Sulawesi Tengah, menuntut ke depannya harus ditata dan diperbaiki melalui percepatan yang memadai.
Diberbagai bidang, apakah itu infrastruktur, sarana kesehatan, kualitas dan kuantitas pendidikan, kendala sektor pertanian, perkebunan, kelautan hingga nasib para para guru yang bertugas di daerah terpencil.
Belum lagi berbagai persoalan lainnya yang menuntut Gubernur Sulawesi Tengah Periode 2024-2029, harus berperan aktif melakukan percepatan yang akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulteng.
Maka ketika kontestasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah kali ini, menjadi komitmen bagi sang Ahmad Ali untuk membangun daerah dan kampung halamannya, tentu saja upaya itu sudah dilakukan lama oleh Ahmad Ali.
Bukan sekedar sehari atau dua hari, melakukan upaya menanam, memupuk dan dan merawatnya, apalagi simsalabim abrakadabra, namun telah tertata apik melalui pencapaian prestasi yang secara langsung menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Adalah H Ahmad H. M Ali yang kerap disapa dengan panggilan Mad Ali, kini sebagai Calon Gubernur Sulteng Nomor Urut 1 berpasangan dengan Abdul Karim Aljufri sebagai Calon Wakil Gubernur, dan sangat berpotensi besar memenangkan kontestasi Pilgub Sulteng berdasarkan popularitas dan elektabilitasnya.
Ahmad HM Ali lahir di Morowali, Sulawesi Tengah, pada 16 Mei 1969. Ia dikenal publik sebagai seorang pengusaha dan politisi dengan latar belakang pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Tadulako.
Sebelum terjun ke dunia politik, Ahmad Ali memulai kariernya sebagai karyawan di PT Tadulako Dirgantara Travel. Kemudian, kariernya meningkat dan ia tercatat pernah menjabat sebagai direktur di beberapa perusahaan swasta, yakni PT Graha Istika Utama, PT Graha Mining Utama, dan PT Graha Agro Utama.
Ahmad Ali mulai terjun ke dunia politik pada 2009 dengan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali dari Partai Patriot hingga 2014. Pada 2013 Ahmad Ali pindah ke Partai Nasdem dan dicalonkan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2014-2019 dan berhasil terpilih selama dua periode sekaligus hingga 2024
Selama bertugas di DPR, Ahmad Ali menjabat sebagai anggota Komisi III DPR yang memiliki tugas di bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Ia juga tercatat menjabat sebagai ketua fraksi Partai Nasdem DPR pada 2019 hingga 2024. Selain itu, Ahmad Ali juga menjadi ketua DPW Partai Nasdem Sulawesi Tengah pada 2013 hingga 2018, kemudian menjabat sebagai bendahara umum Partai Nasdem pada 2017 hingga 2019, dan wakil ketua umum Partai Nasdem pada 2019 hingga 2024.
Suami dari Hj Nilam Sari ini lahir dan besar di blantika perpolitikan negeri berbekal sepak terjang beliau sebagai seorang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang terbilang mantul pernah menjabat Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) di era 90an.
Di eranya sebagai aktivis mahasiswa, berkecimpung di HMI sebagai organisasi terbesar mahasiswa dan puta dari Muhammad Ali yang lahir 55 tahun silam itu, tidak sekedar menjadi aktivis biasa, namun lebih jauh membuktikan dirinya berada ditataran elit aktivis mahasiswa nasional dimasanya.
Dari berbagai sumber yang penulis dapatkan, khususnya ungkapan dari rekan-rekan seangkatan beliau semasa menjadi Pengurus PB HMI, menyebutkan bahwa diantara beberapa kelebihan Ahmad Ali adalah memiliki publik speaking yang sangat mumpuni.
Menurut hemat penulis, kemampuan berbicara di depan umum alias public speaking yang dimiliki Ahmad Ali sedari dulu, memang tidak otomatis menjadikan seseorang berhasil sebagai pemimpin.
Akan tetapi, tanpa bekal public speaking yang memadai, Ahmad Ali tidak akan menjadi pemimpin yang berhasil. Ini bukan kata mutiara melainkan fakta. Lihatlah pemimpin bangsa menjadi pemimpin kelas dunia seperti Mahatma Gandhi, Margareth Teacher, Barrack Obama, atau bahkan Soekarno. Semuanya adalah pembicara yang hebat.
Pada sisi Ahmad Ali yang kini bersiap menjadi pemimpin nomor 1 Sulteng, berdasarkan kualitas pengalaman berorganisasimya, baik organisasi bisnis (perusahaan) maupun organisasi publik (instansi pemerintah), sangat dipengaruhi oleh kualitas pemimpinnya.
Salah satu kemampuan yang telah dimiliki oleh Ahmad Ahli sebagai pemimpin adalah kemampuan berbicara di depan umum alias public speaking. Kemampuan ini mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Sebab seorang pemimpin harus bisa menyampaikan informasi, memotivasi, mempengaruhi, bahkan menggerakkan para staf atau karyawannya. Agar visi dan misi organisasinya tercapai.
Apatah artinya sebuah ide besar, jika seorang pemimpin tidak dapat mengkomunikasikannya dengan baik. Komunikasi yang baik bagi seorang pemimpin adalah komunikasi yang memiliki kekuatan pengaruh.
Pengaruh untuk memotivasi, pengaruh untuk menginspirasi hingga pengaruh untuk menggerakan setiap orang yang mendengarnya untuk tergerak dengan ide yang disampaikan.
Ide perubahan besar berasal dari kepala seorang pemimpin, namun pergerakan perubahan yang besar dimulai dari kekuatan public speaking seorang pemimpin.
Public speaking bukanlah bawaan sejak lahir bagi seorang pemimpin. Namun, kompetensi tersebut didapat dari kemauan untuk belajar dan mencoba. Banyak pemimpin berusaha untuk menjadi public speaker, dengan cara melatih diri didepan cermin, memberanikan diri untuk berdiskusi, berpidato dan banyak cara lainnya. Dan ekslusif seorang Ahmad Ali memiliki itu semuanya dengan sangat baik.
Maka sebagaimana yang diungkapkan para Relawan Ahmad Ali dalam rangka mensukseskan pemenangannya sebagai Gubernur Sulteng, bahwa pembangun daerah, tidak hanya mengandalkan elektabilitas dan popularitas. Tetapi, jejaring yang kuat di legislatif dan eksekutif skala nasional. Itu sangat penting dimiliki seorang kepala daerah.
Dan jawabannya untuk menegaskan bahwa saatnya Sulteng sejahtera adalah dengan Ahmad Ali menjadi pucuk pimpinan pemerintahan Provinsi Sulawesi Tengah.
Dan yang patut dibanggakan saat Ahmad Ali menjadi Gubernur Sulteng mendatang, selain publik speaking yang sangat mumpuni sebagai pemimpin, kemampuan lobinya juga di atas rata-rata.
Bahkan dalam obrolan penulis dengan para sebior di Jakarta saat kontestasi Pilpres lalu, yang paling ditakutkan oleh pihak lawan adalah jika Ahmad Ali ditunjuk sebagai Ketua Timnas Pemenangan Anies Baswedan sebagai Capres.
Menurut mereka, peta konstalasi akan berubah, karena Ahmad Ali adalah seorang yang juga ahli strategi berorganisasi di masyarakat yang syarat dengan pengalaman.
Itu artinya, dengan sekelumit catatan di atas, menegaskan bahwa menjadi anugerah yang luar biasa bagi masyarakat Sulteng dengan memiliki Ahmad Ali sebagai Gubernur Sulteng.
Sehingga asa dan cita menuju Sulteng lebih baik dan sejahtera, tidak hanya sekedar menggantang asap mengukir langit. Namun dapat diimplementasikan melalui karya nyata mensejahterakan masyarakat Sulteng.
Oleh: Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)
BERSAMBUNG