Potensi generasi muda Islam sangat besar untuk berperan aktif dan memberi kontribusi dalam membangun serta membangkitkan sebuah peradaban.
Gambaran sosok pemuda harapan tersebut, selaras dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Kahfi 18:13 sebagai berikut:
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”.
Generasi muda Islam yang memiliki potensi-potensi iman, keikhlasan, ghirah dan amal sholeh seperti itu, terutama pemuda Islam harus dipupuk dan ditumbuh kembangkan melalui proses pendidikan (tarbiyah) yang benar.
Pembinaan jiwa dan akhlak, sehingga mereka bisa menjadi generasi muda yang tangguh dan handal dalam menghadapi tantangan jaman.
Maka ketika niatan tulus Ahmad Ali bersama sang istri untuk membangun Pesantren yang khusus mempelajari Al Qur’an menjadi kenyataan, membuat seorang Ahmad Ali benar-benar merasakan nikmat zahir batin dan menginginkan lahirnya generasi baru IsIam yang benar-benar mumpuni menghafal dan mendalami isi kandungan Al Qur’an.
Adalah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an dimotori melalui Yayasan Insan Cita Indonesia hasil dari kolaborasi apik Ahmad Ali bersama istri tercintanya Nilam Sari yang kini juga sebagai Anggota DPR RI, mampu menjadi oase keimanan di tengah-tengah gemuruh peradaban yang semakin modren dan serba canggih.
Ahmad Ali bukan hanya sekedar melahirkan kultur pendidikan berbasis ansich Al Qur’an semata, namun Ahmad Ali berhasil memuliakan para cikal-bakal generasi emas Indonesia yang diharapkan mampu menjadi setawar sedingin menikmati indahnya hidup dan kehidupan dengan ilmu Al Qur’an.
Tentu saja, lembaga pendidikan formal Yayasan Insan Cita Indonesia ini , dengan dikelola dan diurus serius atau dengan kata lain jika menjadi lembaga pendidikan formal yang dikelola dengan mengutamakan mutu, maka lembaga pendidikan yang seperti ini menjadi menolong dan mendidik generasi muda Islam, dengan mutu dan kualitas generasi muda Islam.
Mereka menghabiskan waktu untuk mengenyam pendidikan dan menuntut ilmu yang bermanfaat atas kemuliaan pemiliknya yang totalitas memberikan beasiswa.
Bangsa ini pun telah mencatat sejarah, betapa dengan semangat keikhlasan dan keseriusan dalam mendidik serta membina generasi muda yang dicontohkan oleh beberapa ulama besar di pondok pesantren dan tokoh-tokoh pendidik Islam di beberapa lembaga pendidikan formal, telah melahirkan banyak tokoh bangsa dan pemimpin ummat yang tangguh.
Apa yang telah dilakukan Ahmad Ali ini adalah tanggungjawab pembinaan generasi muda Islam yang mutlak harus diperhatikan oleh semua pihak, mulai dari orangtua atau keluarga, masyarakat, hingga lembaga pendidikan formal.
Amanah yang sangat besar dan berat ini harus ditangani dengan serius dan penuh keikhlasan.
Komitmen Ahmad Ali melakukan pembinaan generasi muda Islam agar istiqomah keimanannya, rajin ibadahnya, baik akhlaknya, teguh pendiriannya, berjiwa pejuang, kuat fisiknya, terdidik dan terlatih skill-nya, serta menjadi pelopor dalam penguasaan IPTEK.
Melalui Pesantren Tahfiznya ini, Ahmad Ali juga menyampaikan pesan kepada kita semua, bahwa ajaran Islam yang diimplementasikan secara kaffah dan tegas oleh generasi muda Islam, seperti sifat kejujuran, keadilan, bertanggung jawab, semangat kerja keras, berbudaya ilmu harus ditanamkan sejak dini merupakan kunci utama masa depan bangsa, negara dan ummat Islam.
Adapun penampakan Pesantren ini, yang di bangun oleh Ahmad Ali ini, terbilang cukup mewah dan megah.
Santri dari berbagai pelosok Sulteng ada disini, dan yang luar biasanya ini GRATIS.
Sejatinya uang memang tidak dibawa tati. Tapi lihatlah jika uang ada ditangan orang baik..!
Pondok Pesantren yang dibangun dengan anggaran bangunan kurang lebih 22 Miliar itu, berada diatas Tanahnya sendiri seluas 6 hektar.
Ponpes itu dibina langsung Syaikh dan Doktor dari Universitas Islam Madinah bernama Syaikh Dr. Syaraf Ali Utsman, Doktor Ilmu Quran Universitas Islam Madinah Pemegang 10 Sanad Qira’at.
Dengan 100 persen beasiswa kepada seluruh santrinya, termasuk makanan santri 3 kali sehari.
Menu makanannya pun mungkin sedikit pondok yg bisa menyamai. Lauknya berganti, pagi telur, siang udang, malam ikan dan bisa nambah nasi dan lauk.
“Orang kaya yang sadar bahwa harta abadinya adalah yang dia bawa sebagai amal. Barakallah yaa rabb”.
Setiap tanggal 22 Oktober, masyarakat di Indonesia, khususnya yang beragama Islam memperingati Hari Santri. Peringatan Hari Santri Nasional setiap 22 Oktober pertama kali diresmikan pada 2015 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Berdasarkan hal tersebut, artinya Hari Santri Nasional 2024 merupakan peringatan yang kesepuluh.
Dirangkum dari laman resmi Kementerian Agama, Hari Santri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Awalnya, sempat ada wacana untuk menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri.
Namun, usulan tersebut ditolak oleh KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU saat itu, yang mengusulkan 22 Oktober sebagai tanggal yang lebih tepat.
Tanggal 22 Oktober dipilih karena pada hari itu pada tahun 1945, KH Hasyim Asy’ari bersama para ulama mengeluarkan Resolusi Jihad.
Resolusi ini menyerukan umat Islam untuk berjihad melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin kembali menguasai Indonesia setelah kemerdekaan.
Resolusi Jihad tersebut menjadi pemicu pertempuran besar melawan pasukan NICA di Surabaya, yang mencapai puncaknya pada peristiwa 10 November 1945, yang kini dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Santri dan ulama berperan besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui jihad fisabilillah. Dengan penetapan Hari Santri pada 22 Oktober, pemerintah ingin menghormati kontribusi besar kaum santri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Masih dikutip dari sumber yang sama, Hari Santri memiliki makna penting sebagai pengakuan terhadap perjuangan santri dalam membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan.
Selain peran di medan perang, Hari Santri juga mencerminkan kontribusi santri dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan berakhlak mulia.
Peringatan ini tak hanya mengenang jasa para santri dan ulama yang berkontribusi dalam perjuangan melawan penjajah, seperti yang tergambar dalam Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
Tetapi juga menegaskan bahwa santri berperan besar dalam membentuk masyarakat yang bermoral, beradab, dan berkontribusi positif bagi negara.
Di masa kini, Hari Santri memiliki makna lebih luas, yakni sebagai pengingat akan tanggung jawab santri dalam membangun masa depan bangsa.
Santri tidak hanya diharapkan menguasai ilmu agama, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan sosial dan budaya, membantu menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat.
Hari Santri Nasional 2024 mengusung tema ‘Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’ yang mengajak para santri untuk melanjutkan semangat perjuangan yang diwariskan oleh pendahulu mereka, sambil menghadapi tantangan zaman dengan optimisme.
Semangat juang yang tidak kenal lelah ini direpresentasikan melalui logo Hari Santri Nasional 2024, yang menggambarkan santri berlari dengan tangan terangkat, melambangkan tekad dan harapan menuju masa depan yang lebih baik.
Kementerian Agama berharap melalui tema ini, santri terus berkontribusi dalam membangun bangsa yang beradab, sejahtera, dan bermartabat.
Logo Hari Santri Nasional 2024 memiliki filosofi mendalam, dengan dua tali yang melilit membentuk huruf ‘S’ dan ‘I’, simbol dari Santri Indonesia. Tali tersebut menggambarkan kesinambungan perjuangan antar generasi, persatuan, dan kekuatan.
Sementara lingkaran merah melambangkan keberanian dan pengorbanan para pahlawan yang telah mendahului. Warna hijau pine yang elegan mencerminkan ketenangan dan spiritualitas, sedangkan emas melambangkan kejayaan dan kesuksesan, menegaskan harapan akan masa depan yang cerah melalui perjuangan para santri.
*Pendidikan Generasi Baru Muslim Sulteng Melalui Pondok Pesantren*
Masyarakat Sulawesi Tengah harus merasa nyaman dan masuk diakal sehat mereka bahwa tentang Ahmad Ali yang telah banyak berbuat untuk negeri Tadulako ini adalah petunjuk yang menerangi dan menegaskan sosok yang sangat layak dan tepat untuk dipilih sebagai Gubernur Sulawesi Tengah adalah Ahmad Ali.
Masyarakat Sulawesi Tengah jangan sampai termakan hoax, berita-berita yang menyesatkan, bahkan jangan sampai mau diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, menegaskan bahwa masyarakat Sulawesi Tengah harus mampu menjalin persatuan dan kesatuan dalam keukhuwahan nan hakiki.
Sesungguhnya dalam demokrasi wajib berbeda, namun bagaimana saat berbeda itu kita tidak perlu bermusuhan, sesuai firman Allah bagaimana kita mendewasakan, mengedukasi masyarakat agar bisa melaksanakan aturan permainan demokrasi.
Agar kemudian untuk memilih pemimpin Sulawesi Tengah, jangan sampai menimbulkan perpecahan, adalah keniscayaan menjaga keharmonian yang seiring dengan harapan masyarakat Sulawesi Tengah.
Maka perlu kesadaran politik agar tak terjadi perpecahan meski berbeda pendapat.
Contoh sederhana negara-negara di Eropa yang telah maju berdasarkan sistem demokrasi bukan terjadi dalam waktu yang sebentar namun perlu proses panjang.
Mereka mengawalinya dari Renaissance abad pertengahan 500 tahun yang lalu, sementara Indonesia umumnya dan Sulawesi Tengah khususnya, baru memakai sistem demokrasi selama 77 tahun.
Tentu masih amat sangat muda, jadi dengan perjalanan waktu proses pendewasaan bahwa berbeda itu tidak mesti bermusuhan.
Namun, saat sudah duduk di tampuk kekuasaan di Pemerintahan Sulawesi Tengah, dengan terpilihnya Ahmad Ali sebagai Gubernur, harus tetap mengutamakan prinsip keadilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia baik bagi yang memilih ataupun tidak.
Keadilan itu tercantum dalam doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, jangan sampai yang berkuasa itu orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak sayang kepada kami (rakyat).
Maka sangat wajar kiranya penulis menegaskan harus cerdas, pilih yang shalat dan shaleh dalam segala hal, jika tidak maka akan diduduki oleh orang yang tidak tepat, sementara rakyat biasa tidak bisa berteriak karena di luar sistem.
Dan menjadi harapan ketika dengan terpilihnya H Ahmad Ali sebagai Gubernur Sulawesi Tengah, Sulteng terjauhkan dari pemimpin yang zhalim. Dan diyakini Ahmad Ali bersama pasangannya Abdul Karim Aljufri, mampu menerangi Sulawesi Tengah yang thaibatun wa rabbun ghafur.
Penulis menekankan betapa pentingnya pondasi kekuatan ilmu pengetahuan kepada generasi muda dan jangan sampai terjerumus ke dalam pergaulan bebas serta narkoba.
Menegaskan agar menjauhi gaya hidup model berpacaran, adalah pesan menohok yang menegaskan bahwa jangan sampai para muda mudi muslim berkubang dosa dan terhindarkan dari godaan syaitan terkutuk.
Penulis sangat mengaharapkan dengan terpilihnya Ahmad Ali sebagai Gubernur Sulawesi Tengah di periode 2024-2029 ini, akan banyak terbangun lembaga pendidikan seperti pesantren dan Islamic Centre melalui dana APBD Sulawesi Tengah.
Ahmad Ali dan keluarga juga sedari dulu membina generasi muda dengan biaya pribadinya membangun Pusat pendidikan generasi qur’ani bagi para putra putri Sulawesi Tengah, namun harapan penulis adalah adanya dana pemerintah Sulteng yang mengalir untuk membangun dan membiayai pesantren.
Sehingga para santrinya mendatang, mampu meneruskan belajar dengan beasiswa ke Mesir, Sudan, Maroko, Madinah ataupun Turki hingga universitas lainnya di dunia ini yang mendalami ilmu keislaman secara khusus.
Dan sekembalinya ke Indonesia, putra putri Sulawesi Tengah dapat mensiarkan dakwah Islamiah ke seluruh penjuru Sulawesi Tengah khususnya.
Dan masyarakat Sulawesi Tengah sangat menyakini bahwa Ahmad Ali dengan berbagai pengalaman yang dimiliki, berbekal jabatan Gubernur Sulawesi Tengah, mampu memenuhi harapan tersebut.
Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)
BERSAMBUNG