Belajar Dari Kesantunan Ahmad Ali Tidak Terprovokasi Luapan Emosi Lawan Politik Yang Tidak Beretika dan Bermoral (Jilid 160)

Di tengah atmosfer politik di sejumlah daerah, selain santun dan tidak mengedepankan emosi yang meledak-ledak, Sulawesi Tengah pun butuh Gubernur yang jujur, berintegritas, kredibel dan bermartabat yang memperhatikan etika dan moral dalam berpolitik. Hanya dengan cara-cara itulah, para politisi bisa membawa kemajuan bagi bangsa ini.

Dan tak terbantahkan bahwa gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur di Sulawesi Tengah semakin memanas.

Katakanlah, yang saat ini memasuki masa kampanye pemilihan Gubernur (Pilgub). Sejumlah kandidat seringkali saling serang untuk memojokkan saingannya dengan cara black campaign demi mengapai kursi gubernur.

Di Sulawesi Tengah pun, tak jauh berbeda. Dengan kondisi perhelatan Pilgub Jabar akan digelar pada 27 November 2024 mendatang, suasana politik semakin memanas. Pilkada di tingkat kabupaten/kota di Sulawesi Tengah pun, setali tiga uang.

Manuver-manuver politik mulai terasa. Mulai dari persaingan di internal partai masing-masing, hingga terjadi gesekan kecil antarpartai.

Seperti kader-kader partai tertentu yang ramai-ramai menyeberang ke partai lain karena tidak ada tempat lagi bagi dia untuk bersaing untuk menjadi calon. Ataupun upaya memecah belah partai, dengan menarik-narik seorang tokoh untuk jadi bakal calon sehingga terjadi friksi di internal partainya.

Apa yang kurang sehingga seringkali terjadi gesekan, bahkan menjurus kepada saling baku lontar ujaran kebencian dan fitnah. Maka kesantunan dalam berpolitik sangatlah diutamakan baik itu oleh paslon maupun para pendukungnya.

Medan politik khususnya pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah memang keras, penuh pertempuran dalam memperebutkan kekuasaan. Kadang segala cara dihalalkan dan dilakukan untuk mencapai satu tujuan, yakni kekuasaan.

Namun bukan berarti cara santun tidak bisa dilakukan dalam berpolitik. Para politikus bisa tetap memenangkan hati rakyat agar memilihnya, apakah menjadi legislator atau kepala daerah, tanpa harus meninggalkan kesantunan dalam berpolitik.

Dan politik santun ini jangan pula disalahgunakan hanya untuk sebuah pencitraan dalam rangka meraih atau mempertahankan kekuasaan.

Santun tidak dijadikan kedok untuk mendulang dukungan konstituen. Tidak juga menampilkan kesantuan yang tidak sesuai dengan realita, hanya untuk menarik simpati.

Ternyata di balik kesantunan yang tampak tersebut, tersembunyi niat bulus yang hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Persaingan dalam dunia politik memang menjadi sesuatu yang tidak dapat terhindarkan dan merupakan hal biasa. Tapi hendaknya persaingan untuk memenangkan hati rakyat pemilih dilakukan dengan mengedepankan etika politik yang santun. Persaingan dalam tentunya tidak harus keluar dari norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah lama dianut bangsa ini.

Apalagi sejatinya politik, termasuk di dalamnya sebuah kekuasaan hanya salah satu cara dalam mencapai tujuan. Dengan tujuan utama yakni memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, juga dengan tetap menjaga kesatuan dan kesatuan bangsa.

Cara berpolitik yang menghalalkan segala cara sudah barang tentu sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa, seperti saling menghormati dan bertenggang rasa. Apalagi keharusan berkata dan bersikap santun adalah norma sosial umum yang universal, yang dianut bangsa dan agama manapun.

Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah akan dilaksanakan pada 27 Februari 2024. Masyarakat diharapkan dapat mewujudkan Pilkada damai demi menyukseskan program ini serta menghindari permusuhan yang mampu menimbulkan konflik berkepanjangan.

Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah program 5 tahunan yang sakral dan wajib dilaksanakan di seluruh Indonesia. Dan khususnya di Sulawesi Tengah, masyarakat menunggunya dengan antusias karena mereka ingin menanti pemimpin Sulawesi Tengah yang baru.

Pilkada menjadi agenda yang harus diikuti karena semua WNI (yang berusia 17 tahun ke atas) memberikan suaranya.

Namun sayangnya sebelum masa kampanye sudah ada isu yang memecah-belah masyarakat. Mereka diharap untuk tidak terprovokasi isu tersebut.

Jangan sampai ada propaganda menggiring kepada permusuhan yang menggagalkan Pilkada damai dan membuat rakyat Sulawesi Tengah tidak jadi bersatu.

Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri sesungguhnya berharap agar masyarakat Sulteng wajib sukseskan Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah 2024. Gunakan hak suara dengan damai, bahagia dan senang.

Pilkada Gubernur Sulawesi Tengah adakah kontestasi rutin 5 tahunan, terlalu sayang jika menjadi penyebab pertikaian, permusuhan, dan perpecahan. Pilgub Sulteng harus damai, adil, jujur, riang dan gembira.

Masyarakat Sulawesi Tengah harus mengawasi semua proses dan tahapan Pilgub 2024 agar tidak terjadi praktik politik uang dan kampanye hitam serta berita bohong.

Jangan golput (golongan putih), ajak semua orang memilih pemimpin yang terbaik, yang memahami, mengerti, dan bisa menyejahterakan rakyat.

Dalam artian, Pilgub damai di Sulteng, harus dijaga demi persatuan Indonesia di Sulawesi Tengah. Masyarakat mampu berperan besar untuk menciptakan Pilgub yang damai.

Pilgub Sulteng adalah ajang untuk memilih pemimpin dan Gubernur baru. Jangan dijadikan tempat peperangan atau permusuhan sengit karena terlalu mendukung pasangan calon tertentu.

Untuk mewujudkan Pilgub damai di Sulawesi Tengah, maka masyarakat harus menghindari permusuhan. Saat memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur, pilihan bisa berbeda-beda.

Akan tetapi hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk memperbesar permusuhan, apalagi dengan sengaja membuat pertikaian.

Perbedaan pilihan politik adalah hal yang biasa. Sejak era Orde Lama sudah ada banyak partai politik (parpol) dan rakyat memilih berdasarkan kesukaan masing-masing.

Jangan sampai ada perpecahan saat Pilgub Sulteng karena akan menghapus perdamaian.

Masyarakat Sulawesi Tengah wajib menyadari bahwa Sulteng berdiri di atas perbedaan, tetapi tetap bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Jangan sampai Pilgub Sulawesi Tengah mengobarkan permusuhan dan membuat rakyat berseteru, hanya karena beda pilihan calon Gubernur.

Rakyat Sulawesi Tengah perlu belajar dari gelaran Pilkada Gubernur ataupun Kabupaten Kota pada 2014 dan 2019.

Di mana masa kampanye Pilkada (kala itu) sangat mendebarkan karena ada permusuhan terang-terangan di antara para pendukung yang berbeda.

Mereka menyebut pendukung lain dengan sebutan yang sangat kurang pantas. Oleh karena itu pengalaman buruk ini jangan sampai terulang agar terwujud Pilgub 2024 yang damai dan tentram.

Masyarakat Sulawesi Tengah juga lebih paham untuk menjaga perdamaian, terutama saat masa kampanye.

Menunjukkan simpati ke suatu pasangan calon diperbolehkan (saat masa kampanye). Apalagi saat ini akses ke media sosial makin mudah dan cepat dan para pendukung meng-upload foto capres kesayangannya.

Akan tetapi tidak boleh ada ejekan ke pendukung atau Cagub lain. Mereka wajib diingatkan bahwa ada UU ITE yang bisa menjerat dan membawanya ke penjara karena melakukan ujaran kebencian di dunia maya.

Sementara mendukung Pilgub damai di Sulawesi Tengah dan menolak politik uang pada Pilgub 2024 harus dilakukan. Dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Menolak politik uang dan mencegah kecurangan pada Pilgub 2024 nanti. Selain itu, akan mengawasi Pilgub agar berjalan dengan damai, tentu dengan sinergi dari Bawaslu.

Komitmen tinggi untuk menjaga perdamaian pada Pilgub 2024 mendatang. Mereka juga bekerja sama dengan Bawaslu sebagai lembaga resmi negara yang mengawasi kelancaran Pemilu, baik sebelum dan sesudah masa pencoblosan.

Dengan kolaborasi ini maka diharap Pilgub di Sulawesi Tengah dan Pilkada di Kabupaten Kota se Sulawesi Tengah berjalan dengan damai tanpa ada kendala sama sekali.

Diplokamirkan di Sulawesi Tengah dan berbagai Kabupaten Kota se Sulawesi Tengah. Menggiring masyarakat untuk sadar bahwa perdamaian wajib dijaga baik saat kampanye maupun sesudah Pilgub berlangsung.

Jangan ada permusuhan berkepanjangan gara-gara perbedaan pilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.

Untuk mewujudkan Pilgub damai maka masyarakat berkomitmen penuh untuk bersatu, meski pilihan Gubernur dan Wakil Gubernurnya berbeda.

Mereka harus menyadari bahwa perbedaan adalah hal yang biasa. Pilgub damai harus dilakukan tanpa adanya propaganda agar Sulawesi Tengah tetap aman, dengan tidak adanya kerusuhan dan perpecahan di masyarakat.

Bagi setiap warga negara tentu berharap dalam setiap pesta demokrasi dapat melahirkan pemimpin yang terbaik yang dapat memajukan wilayah daerahnya.

Oleh karena itu untuk menjamin kualitas demokrasi yang baik dibutuhkan peran aktif masyarakat untuk mengawasi pemilu yang jujur dan adil.

Peran serta masyarakat dengan partisipatif agar jangan sampai cara-cara yang tidak bermartabat beriring tebaran fitnah dan saling menjatuhkan nama baik lawan tarung, sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas demokrasi di Sulawesi Tengah.

Keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengawasan menjadi salah satu kunci suksesnya pesta demokrasi yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah melalui sosialiasi pengawasan yang masif terkait pentingnya menjaga kualitas demokrasi yang aman, damai, terbebas dari fitnah dan hoaks serta politik uang.

Mengingat sampai saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tugas mulia menjaga kualitas demokrasi hanya menjadi tugas pengawas pemilu semata.

Adanya anggapan tersebut menjadikan masyarakat abai terhadap kualitas demokrasi yang ada. Padahal sejatinya tugas mengawal kualitas demokrasi merupakan tugas bersama antara pengawas pemilu, penyelenggara pemilu, masyarakat dan stake holder.

Sehingga peningkatan kualitas demokrasi dengan melibatkan peran aktif masyarakat menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah pusat maupun daerah.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah melalui peningkatan kapasitas masyarakat sebagai pengawas pemilu partisipatif.

Akan halnya dengan potensi kejahatan cyber yang marak terjadi dalam setiap penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia.

Potensi tersebut dapat berupa ujaran kebencian, fitnah, isu sara dan sebagainya yang biasanya menyasar pasangan calon (paslon) dengan tujuan untuk menjatuhkan citra lawan politik.

Oleh karena itu Ahmad Ali selalu Bakal Calon Gubernur Sulawesi Tengah berpesan bahwa di era percepatan teknologi seperti saat ini masyarakat harus lebih melek literasi dengan terlebih dahulu mengecek kebenaran suatu berita ke dalam situs turnbackhoax.id.

Kemudian Ahmad Ali mengingatkan akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan pemilu.

Ahmad Ali menegaskan bahwa pengawasan dan pencegahan pelanggaran pemilu dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Terlebih terhadap pelanggaran politik uang yang seolah-olah sudah membudaya secara umum di Indonesia dan Sulawesi Tengah pada khususnya.

Oleh karena itu, Ahmad Ali berpesan bahwa penanganan dan pencegahan pelanggaran pemilu tidak cukup hanya diserahkan kepada lembaga pengawas pemilu semata, tetapi harus melibatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat.

Sehingga harapannya masyarakat dapat ikut terlibat aktif menolak serta melaporkan berbagai macam pelanggaran pemilu yang terjadi ditengah masyarakat.

Menjadi sebuah harapan ketika pengawasan pemilu partisipatif tidak hanya bersifat seremonial semata, tapi harapannya dapat membekas serta tertanam di hati seluruh masyarakat sehingga dapat bersama-sama mengambil peran dalam mengawal suksesnya pesta demokrasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah pada 27 November 2024 mendatang.

Maka sangat patut diapresiasi seruan Calon Gubernur Sulawesi Tengah, Ahmad Ali kepada seluruh pendukungnya untuk menjunjung tinggi pemilu damai, tanpa serangan atau fitnah terhadap kandidat lain.

Ahmad Ali menekankan pentingnya sikap positif dan kesabaran dalam menghadapi kritik.

“Saya tidak membenarkan simpatisan Ahmad Ali menyerang atau membuka aib lawan politik. Apapun yang orang katakan tentang Ahmad Ali, cukup berikan senyum kepada mereka. Kita punya cukup stok senyum untuk dibagi setiap hari,” ujar Ahmad Ali.

Pernyataan ini menunjukkan pendekatan berbeda yang ingin diambil Ahmad Ali dalam kontestasi politik.

Alih-alih terlibat dalam perdebatan atau serangan balik, Ahmad Ali justru mengajak para pendukungnya untuk bersikap santai dan menanggapi kritik dengan bijak.

“Tidak ada gunanya kita jelaskan kepada orang yang tidak suka kepada kita. Tidak ada gunanya kalian menjelaskan tentang kebaikan Ahmad Ali, karena sesungguhnya mereka juga adalah orang-orang yang pernah merasakan kebaikan Ahmad Ali,” Tegasnya.

Ahmad Ali meyakini bahwa kebaikan yang telah ia tanam selama ini akan berbicara lebih keras daripada argumen atau serangan politik.

Dengan menekankan sikap ramah dan damai, Ahmad Ali secara tegas ingin menghindari polarisasi yang kerap muncul dalam setiap perhelatan politik.

Pendekatan kampanye yang menekankan perdamaian dan ketenangan ini menjadi ciri khas Ahmad Ali dan timnya.

Senyuman, menurutnya, adalah senjata terbaik dalam menghadapi serangan politik.

Oleh : Maulana Maududi (Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Central Analisa Strategis – DPP CAS / Angkatan 18 Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)

BERSAMBUNG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *