TOPIKTERKINI.COM – BARRU: Baru baru ini lembaga mitra lingkungan sulsel sebagai anggota ASPUK memfasilitasi pelatihan seri I yang di laksanakan di kabupaten barru pada tanggal 13, 14, 15 Desember 2019
Kegiatan ini di buka langsung oleh kepala BAPPEDA (pejabat SEKDA) Kab Barru
Untuk seri kegiatan ke 2 akan di laksanakan di kabupaten pangkep dan seri ke 3 di kabupaten maros pada bulan desember ini juga.
Selain itu juga akan di lakukan di sulawesi tengara di kota kendari, kab baubau dan kabupaten wakatobi pada bulan januari 2020.
Dasar pikir dilaksanakannya kegiatan ini diantaranya, Indonesia diprediksi akan menerima bonus demografi antara tahun 2020-2030 dimana umur produktif 15-64 tahun akan lebih besar.
Olehnya ASPPUK bersama Oxfam Indonesia merancang kerja kolaboratif untuk menjawab tantangan tersebut di 2 provinsi, SULSEL dan SULTRA. Pintu masuknya adalah anak muda, perempuan, wilayah desa pantai, dan rentan perubahan iklim.
Program ini kami sebut “Empower Youth For Work”. Bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di wilayah desa pantai yang rentan terhadap dampak perubahan iklim melalui penguatan pemuda (perempuan dan laki-laki) untuk mampu mengambil peluang terhadap kerja, dan menciptakan bisnis (kewirausahaan).
ASPPUK dan Oxfam memfasilitasi pemuda (laki-laki dan perempuan) untuk mendapatkan peluang kerja yang lebih baik melalui penguatan kapasitasnya, membantu mereka untuk mengembangkan attitude yang baik dan budaya kerja unggul, meningkatkan peluang-peluang baru ekonomi di dalam areal kewirausahaan dan pekerja yang dibayar, mendorong pemuda untuk terlibat dengan perusahaan, mendapatkan lingkungan kerja yang baik, memfasilitasi mereka untuk meminta hak-hak kesehatan, dan menikmati lingkungan social yang mensupport potensi dan perkembangannya.
Kami juga mendorong orang tua dan masyarakat sekitar terlibat dalam menciptakan suasana dan lingkungan yang sehat bagi pemuda untuk mampu “self-reliant” dan mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian.
Sementara itu, pemerintah dan perusahaan mendukung dan membangun akuntabilitas dengan perspektif gender dan youth-friendly policies.
Laporan: A. Agung Iskandar