TOPIKterkini.com – Kendari : Minggu ini menjadi minggu yang berat bagi bangsa Indonesia bahkan seluruh dunia. bagaimana tidak serangan virus korona atau covid 19 yang tak kasat mata ini sangat dahsyat sehingga hampir seluruh Negara dibuat keteteran. Pemerintah Indonesia juga telah melakukan berbagai kebijakan lintas sektor untuk untuk kemudian melakukan upaya penanganan secara penuh agar bisa terhindar dari serangan virus covid
Wabah virus korona atau covid 19 ini mengakibatkan arus hantaman terhadap ekonomi internasional, dan indonesia secara khusus. Hal kemudian mempengaruhi kebijakan strategis ekonomi Nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan penyebaran wabah virus corona yang terjadi belakangan ini berpotensi menggerus pendapatan negara. Karena penurunan pendapatan tersebut, defisit APBN 2020 diperkirakan akan membengkak menjadi Rp853 triliun atau 5,07 persen dari PDB. ( https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20200406154330-532-490863/sri-mulyani-sebut-virus-corona-sebabkan-apbn-tekor-rp853-t)
Berbagai Sektor Ekonomi mengalami pelemahan dan kewirausahaan terus mengalami kemerosotan dilain sisi Kebutuhan untuk segera melengkapi kebutuhan alat kesehatan dan pemberian perlindungan sosial bagi mereka yg terdampak kebijakan social distancing harus di penuhi, Dengan perhitungan tersebut, menteri keuangan Ibu Sri Mulyani mengatakan belanja negara akan meningkat dari Rp2.540 triliun menjadi Rp2.613 triliun ( https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20200406154330-532-490863/sri-mulyani-sebut-virus-corona-sebabkan-apbn-tekor-rp853-t)
Ketua Umum Badan Pengurus Wilayah Himpunan Mahasiswa Pengusaha Muda Indonesia (HIMAPINDO) Provinsi Sulawesi Tenggara, Ahmad Zainul, S.Sos di Sekretariatnya mengatakan, saat ini yang terpenting adalah keselamatan masyarakat dan bangsa. Berkaca dari hal itu maka relaksasi sektor pertambangan menjadi penting kemudian untuk di gulirkan kepada komisi 7 DPR RI agar kestabilan ekonomi mendatang bisa kemudian terselamatkan.
Dalam kondisi gejolak ekonomi di tengah Covid 19, saya kira menjadi momentum pas untuk pemerintah mengenjot sektor pertambangan dengan membuka keran ekspor ore nikel, karena hal ini bisa menghasilkan devisa. Produksi ore nikel kita di tambah ore nikel kadar rendah akan sangat mampu untuk mensuport pemerintah.
Saya kira pemerintah perlu mengambil kebijakan ini, pemerintah bisa tidak mengeluarkan anggaran. Dalam hal ini bapak Presiden bisa mengeluarkan kebijakan relaksasi ekspor dengan limit waktu yang terbatas dengan harapan virus ini bisa cepat selesai.
Saya juga mendesak kepada Menko Kemaritiman dan Investasi agar dapat mempertimbangkan pembukaan Keran eksport. Saat ini kita minim opsi sementara APBN harus disehatkan agar kita tidak bertumpu semata-mata dari sumber utang Negara. mengingat kondisi APBN semakin berat menanggung beban pengeluaran negara yang tidak berimbang dengan pemasukan Negara
Hal ini perlu di pertimbangkan karena serapan tenaga kerja sektor pertambangan cukup banyak. Maka akan sangat sulit bagi para investor khususnya investor lokal untuk bertahan dalam kondisi seperti ini apalagi mensuport pemerintah. Saya berkeyakinan jika pemerintah mampu melonggarkan ekspor, para ivestor akan berfikir bagaimana caranya agar mereka ikut memberikan kontribusi dalam perbaikan ekonomi Negara dalam menghadapi wabah Dan pasca wabah,” pungkasnya.
Laporan : Tim