TOPIKTERKINI-KARO-Kaum Milenial Indonesia wilayah Kab. Karo melaksanakan webinar sekaligus peringatan HUT kaum milenial Indonesia ke- 1 tahun dengan Thema “Menakar Masa Depan Karo Pasca Pilkada. Acara tersebut dimoderatori oleh Vik. Arnilia Br Bangun, S.Th. dan menghadirkan empat orang narasumber, yakni Dr. Badikenita Br. Sitepu, S.E,. M.Si (Anggota DPD/ MPR RI), Arya M. Sinulingga (Staf Khusus Menteri BUMN), Pdt. Rehpelita Ginting, S.Th, M.Min (Sekretaris Umum GBKP) dan Elfanta Purba,S.E (Aktivis Muda Tanah Karo). Kegiatan tersebut diselenggarakan pada hari Jumat, 16 Oktober 2020, pukul 19.17 s/d 21. 45 wib dengan jumlah peserta Zoom Meetings 52 orang.
Artinus Hulu. S.E Direktur Wilayah Kaum Millenial Karo Mengatakan, Kegiatan ini sebagai panggilan bagi kaum milenial Karo untuk mendiskusikan persoalan dan masa depan Karo yang lebih baik.
Generasi Millennial saat ini menjadi harapan utama dalam menentukan arah perubahan. Disamping itu sejarah juga telah membuktikan bahwa peran pemuda dalam setiap perubahan adalah salah satu bagian terpenting… Tegas Artinus
Dr. Badikenita Br. Sitepu, S.E juga menyampaikan bahwa “Ada banyak masalah di tanah Karo akan tetapi dengan semangat kaum milenial kita mampu menakar masa depan tanah Karo yang labih baik. Pemuda harus berani keluar dari zona nyaman dan mulai berkarya. Lebih kreatif lagi dan jangan lemah. Seperti contoh nya keberhasilan orang orang penemu Fb, amazon, WA dan Zoom. Itulah kekreatifan Kata DPD RI Tersebut.
Selanjutnya Pdt. Rehpelita Ginting selaku sekum moderamen GBKP Mengatakan, “Sebagai kaum milenial, kita harus tetap kritis, jangan hanya menjadi penonton pilkada tapi mampu menjadi pangawal. Ia juga menyoroti pentingnya peran kaum milenial dalam pembangunan kedepan. Pemuda karo yang lulus kuliah sebaiknya pulang kampung dan berkarya di kabupaten karo. Itu lebih baik daripada jadi buruh dikota, Sebab kita tidak kekurangan potensi yang bisa dikelola pemuda! Terangnya.
Ia mencontohkan di samosir ada tamatan ITB yang pulang kampung dan jadi kepala Desa di salah satu Desa di samosir. Ia memberi contoh bahwa pihak GBKP telah mengirim beberapa pemuda belajar pertanian ke Israel untuk kemudian bisa dipakai pemkab ilmunya dalam membangun pertanian di karo. Sayangnya pemkab tidak memakai ilmu mereka terangnya. Ia juga menyayangkan seringnya silpa APBD Kab. Karo dari tahun 2016-2018 silpa hampir 1 T ujarnya.
Kemudian Elfanta Purba selaku Aktivis muda karo mengatakan bahwa saat ini karo sedang sakit berat, bayangkan saja mulai dari runtuhnya ekonomi petani jeruk karna lalat buah, dilanjutkan dengan bencana sinabung yang sampai hari ini belum ada kejelasan kapan berahir, ditambah colera babi yang membunuh ribuan ternak babi masyarakat serta pandemi saat ini. Maka tidak aneh ketika masalah di Karo semakin berat, mulai dari masalah ekonomi, sosial dan budaya. yang rentan terjerumus dalam penyalah gunaan narkoba dan judi sebagai pelampiasan. Marilah jangan selalu menutut pemuda lebih kreatif sedangakn mereka yang sudah berkarya saja diabaikan. Lalu apa alasan pemuda lain yang didesa untuk percaya diri? tegasnya.
Peserta dalam diskusi ini juga menegaskan bahwa kaum muda mileneal harus diperhitungkan. Ini berkaitan investasi sosial. Indonesia mulai krisis petani terangnya. Karo sebagai wilayah yang berpotensi besar dalam pertanian justru pemudanya enggan jadi petani atau bahkan menganggap bertani jalan terakhir.
Disamping itu peserta yang lain juga menegaskan bahwa jangan pernah menganggap pemuda itu lemah, pemuda semua ingin maju, hanya tidak diberi kesempatan. Pemuda sering salahkan pemerintah bukan tanpa alasan tapi karna nyata pemuda merasa diabaikan. Peserta yang lain juga menyampaikan hal yang sama terkait pengelolaan pariwisata yang buruk di Karo dan sistem pemerintahan yang kurang berpihak sama masyarakat. (tim)