Raja Gowa Hadiri Upacara Adat KATTO BOKO di Balla Lompoa Maros

TOPIKTERKINI.COM – MAROS | Sombayya/Raja Gowa ke-XXXVIII PYM Andi Kumala Idjo Dg Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III serta Permaisuri Raja Gowa Andi Hikmawati Kumala Idjo Patta Umba dan Rombongan perangkat adat kerajaan Gowa lainnya diantaranya Andi Idris AM.Idjo Karaeng Buang, Andi Arfan.A.Idjo karaeng Serang akan menghadiri acara KATTO BOKO / pesta panen raya yang diselenggarakan oleh Kerajaan Marusu dimaros yang akan dilaksanakan pada hari minggu 20 Maret 2022.

Raja Gowa Hadiri Upacara Adat KATTO BOKO di Balla Lompoa MarosPada kesempatan itu Sombayya/Raja gowa mengatakan bahwa acara adat KATTO BOKO suatu tradisi yang sudah dilaksanakan turun temurun oleh Kakaraengan Marusu Kerajaan Marusu’.
Ditambahkan lagi Kekaraengan atau Kerajaan Marusu di Maros, Sulawesi Selatan adalah salah satu kerajaan adat yang masih menjalankan tradisi mereka. Beragam upacara adat yang digelar dan ino menjadi daya tarik wisata budaya Kabupaten Maros. Salah satunya upacara adat Katto Bokko.

Perlu diketahui Katto Bokko adalah pesta panen raya yang digelar setiap tahun oleh Kerajaan Marusu. Upacara itu dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas datangnya masa panen sekaligus ajang silaturahmi antarwarga.dan diupacarakan adat “Katto Bokko” pada panen raya Kekaraengan (Kerajaan adat) Marusu yang dipimpin Abd Waris Karaeng Sioja
dan pelaksanaan tradisi ini sudah dilakukan oleh silsilah keturunan Raja Marusu ke-24. Namun setelah kemerdekaan RI tidak lagi berbentuk kerajaan, tetapi dalam bentuk Kekaraengan yang dipimpin oleh pemangku adat kerajaan Marusu’.

Upacara adat Katto Booko diawali dengan berkumpulnya warga Maros di rumah adat Balla Lompoa. Selanjutnya iring-iringan warga dengan pakaian adat Bugis-Makassar para turunan Kerajaan Marusu bersama masyarakat menuju sawah adat yang dikenal dengan nama torannu. Mereka panen bersama.

Seusai memanen, hasil panen raya yang sudah diikat dan dihias sedemikian rupa diarak menuju rumah adat untuk dilaksanakan upacara adat oleh pemangku adat Abd Haris Karaeng Sioja. Salah satu pemandangan yang unik pada kegiatan budaya ini, panen masih mempertahankan alat pemanen padi tradisional anai-anai, termasuk menggunakan jenis varietas padi yang turun-temurun.

Laporan: Erank

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *