Ekonomi Kreatif Menjadi Pilar Perekonomian Masa Depan

Ekonomi Kreatif Menjadi Pilar Perekonomian Masa Depan

Oleh: Misrawati
(Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar)

Keyakinan masa depan terhadap sektor ekonomi kreatif ini yang mendorong Presiden membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang diharapkan berfungsi menjadi akselator pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. Kreativitas juga akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan ramah lingkungan serta menguatkan citra dan identitas budaya bangsa.

Ekonomi kreatif (Ekraf) merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa mendatang.  Pada  saat ini, pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia menunjukkan tren positif sehingga   perkembangan dari sektor ini menjadi salah satu fokus pemerintah.

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 %. Artinya berada di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan. Saat ini terdapat sekitar lebih dari 8,2 juta jumlah usaha kreatif di Indonesia yang didominasi oleh usaha kuliner, fashion, dan kriya. Selain itu, terdapat 4 sub sektor ekonomi kreatif dengan pertumbuhan tercepat yaitu film, animasi, dan video, seni pertunjukan, dan desain komunikasi visual.

PDB ini diproyeksikan pada tahun 2017 sudah melampaui Rp1000 triliun, dan meningkat menjadi Rp1.105 triliun pada tahun 2018. Kemudian tahun 2020 terus mengalami peningkatan kontribusi sektor ekonomi kreatif diperkirakan mencapai Rp1.100 triliun, dan pada sektor ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia tahun 2021 ekraf memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDB perekonomian nasional hingga mencapai 6,98 persen, hampir 7 persen dengan nilai tidak kurang dari Rp1.134 triliun. Ekonomi kreatif pun tak terbatas bahkan saat pandemi Covid-19 terjadi sektor ekonomi kreatif relatif mampu bertahan di era pandemi.

Namun harus perlu disadari, upaya untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif memerlukan kebersamaan, memerlukan sinergi dari semua pihak pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya melalui temu kreatif nasional yang melibatkan para pelaku industri dan ekonomi kreatif untuk curah pikiran, curah gagasan, berbagi pengalaman, unjuk kerja, dan kreativitas untuk kemajuan sektor ini.

Menghadapi tantangan yang semakin berat ke depan, kita perlu memperkuat kemampuan industri kreatif untuk bersaing dengan produk-produk ekonomi kreatif impor. Keterkaitan dengan sektor-sektor lain baik ke belakang, dengan pemasok maupun keterkaitan ke depan yang menyerap subsektor ekonomi kreatif perlu diperkuat. Salah satunya adalah tempat pameran yang representatif yang memberi ruang dan kesempatan bagi para pelaku industri kreatif seperti Indonesia Convention Exhibition di BSD City yang  memiliki fasilitas Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibition (MICE) yang dapat mendukung ekonomi regional dan nasional.

Berdasarkan teori Robert Solow dimana yang mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Dapat dikatakan sejalan karena didalam ekonomi kreatif terbentuk adanya kreatifan manusia menghasilkan ide merupakan hal yang dapat memajukan pertumbuhan ekonomi pada ekonomi kreatif, dan menjadikan pembangunan manusia yang lebih baik serta pemakaian teknologi yang semakin canggih.

Terdapat strategi dari pemerintah untuk mengembangkan ekonomi kreatif seperti  Memberikan Intensif Pada Pelaku Usaha, Membuat Roadmap Ekonomi Kreatif, Mengadakan Pelatihan Ekonomi Kreatif, Memberikan Perlindungan Hukum Untuk Produk Ekonomi Kreatif, serta Menyiapkan Investor Untuk Pengembangan. Dengan adanya ekonomi kreatif ini dapat Menciptakan lapangan kerja yang dapat mengurangi angka pengangguran.

Ekonomi kreatif juga menjadi solusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara luas dan berkelanjutan, dikarenakan ekonomi kreatif mampu mendobrak batas geografis, gender, ras, dan strata ekonomi dan ekonomi kreatif ini akan semakin kuat dan diperhitungkan sebagai kekuatan ekonomi yang inklusif. Karena itu, pengembangan ekonomi kreatif harus terus dipacu agar menjadi sektor yang futuristik, tumbuh lebih cepat, lebih besar, dan maju pada masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *