Topikterkini.com.Donggala – Dinas Kesehatan Donggala sedang fokus menangani serius penurunan stunting di dua kecamatan di banawa. Ada 3 warga kecamatan banawa. dan 3 Kecamatan Banawa tengah. kami dari tim secara menyeluruh. kami menangani seluruh wilayah, hanya karena ada kemarin reward inflasi yang memang dikhususkan untuk penanganan stunting di kabupaten donggala ujar kepala dinas P2KB kabupaten donggala Dr H Lasamudia pada hari kamis tanggal 31/10/2023,
Pemda Donggala dalam hal ini terkhusus bukan hanya dinas P2KB ataupun dinas kesehatan saja”, atau Bappeda tidak”, tapi hasil rapat kami di Bappeda memutuskan bahwa kita spesifik untuk mengintervensi dulu untuk kecamatan banawa dan banawa tenga”, mengingat prevalensi stunting di banawa ini sangat tinggi dibanding kecamatan lainnya ujar kepala dinas P2KB kabupaten donggala Dr H Lasamudia.
yang kedua perilaku masyarakat di kecamatan banawa ini sangat heterogen, jadi memang lebih rumit lah tingkat kesulitannya lebih lebih sulit dibanding di kecamatan lainnya yang ada di kabupaten donggala”,
beberapa balita yang sekarang kami tangani di Kecamatan banawa dan banawa tengah dan bukan hanya 6 orang yang dimaksud”, ini keseluruhan stunting kami intervensi sekarang. hanya memang ada beberapa balita yang masuk dalam kategori wosting atau gizi buruk di dua kecamatan banawa dan banawa tenga”,
wosting itu belum tentu gizi buruk bisa kurang. tapi wasting yang masuk gizi buruk ini, itulah kita memberikan formulasi makanan khusus”, inilah harapan kami dari dinas P2KB”,
dan hampir semua OPD bersinergi untuk melakukan interferensi di kecamatan Banawa dan banawa tenga melalui sumber anggaran inflasi ini”, kebetulan di dinas P2KB Kami mendapatkan dana tersebut. protein yang sumber gizi yang akan diberikan kepada sasaran ini. betul-betul harus tetap sasaran.
ada juga yang memberikan makanan pendamping ASI sebelum mencapai di atas 6 bulan, itu juga masalah sebenarnya salah satu faktor yang menyebabkan tingginya terjadinya stunting dan ada beberapa juga yang keluarganya mampu, mampu makan tiga kali sehari dengan pola gizi seimbang”, namun karena anak-anaknya terlalu dimanjakan dengan uang jajan tiap hari. setelah pulang dari sekolah anak-anak ini sudah merasa kenyang. jadi asupan yang masuk itu dari makanan-makanan instan yang memang bisa dipastikan kandungan gizinya kurang dan tidak seimbang. inilah potensi-potensi yang sampai menyebabkan tingginya prevalensi stunting”,
Ketidaktahuan ini akan dikorelasikan dengan tingkat pendidikan ibu, olehnya itu pentingnya Pemda melalui Dinas kesehatan P2kb dan sektor lainnya melakukan edukasi terhadap orang tua atau warga ini penting di lakukan karena untuk merubah perilaku yang lebih baik. ketika perilaku ini sudah menjadi baik, insyaallah harapan kita itu dapat terealisasi”,
tapi butuh kesabaran karena penanganan stunting ini multi faktor, jadi tidak sesederhana itu untuk menyelesaikan dalam waktu 1 atau 2 tahun”, tidak semudah membalikan telapak tangan, ujarnya. (Alir).