MAKASSAR

Pertunjukan Seni dan Dialog Kesenian Jadi Penutup Temu Budaya Sulsel 2024 LAPAKKSS

68
×

Pertunjukan Seni dan Dialog Kesenian Jadi Penutup Temu Budaya Sulsel 2024 LAPAKKSS

Sebarkan artikel ini

Topikterkini.com-Makassar- Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKSS) menggelar Temu Budaya Akhir Tahun 2024, Sabtu (28/12/2024) di Gedung Mulo Mini Hall, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada sesi pertama, acara dimulai pukul 10.01 Wita hingga 12.30 siang, dengan kegiatan seremonial pembukaan serta seminar dan diskusi Budaya yang di isi oleh sejumlah narasumber yang kredibel dan ahli di bidangnya, seperti Prof. Dr. Munsi Lampe, M.A (Antropolog Unhas), Dr. Abu Haif, M.Hum (Akademisi UIN), dan Dr. Andi Ihsan, S.Sn.,M.Pd (Dekan Seni dan Desain UNM).

Kemudian pada sesi kedua, yang dimulai pukul 19.31 hingga 22.30 malam, persembahan terakhir dalam Temu Budaya 2024 oleh LAPAKKSS ini berupa Pertunjukan Seni dan Dialog Kesenian yang menampilkan 2 pertunjukan karya tari dari Andi Abubakar Hamid, teaterikal Sanja Mangkasara “Inakke Pasombala” oleh Sanggar Seni Bija Tau Tidung Makassar, pertunjukan teater rakyat dari Komunitas Lagoa pimpinan Bahar Merdhu dan pembacaan cerpen religius oleh Sa’diah Lanre Said.

Wakil Ketua Komisi B, Andi Izman M. Padjalangi,            hadiri Temu Budaya 2024 LAPAKKSS

Acara malam puncak Temu Budaya 2024 di hadiri Wakil Ketua Komisi B, Andi Izman M. Padjalangi, SH.,M.Kn., mewakili pimpinan DPRD Sulsel. Sementara Dr. Rahma M, M.Sn., sebagai moderator pada sesi kedua melakukan sedikit penyesuaian terhadap rundown acara dalam Pertunjukan Seni dan Dialog Kesenian tersebut.

Teaterikal Sanja Mangkasara “Inakke Pasombala”

Pertunjukan seni dimulai dengan penampilan teaterikal Sanja Mangkasara “Inakke Pasombala” yang diperankan oleh Sanggar Seni Bija Tau Tidung Makassar dan berhasil menghentak peserta Temu Budaya dengan penampilan yang memukau di iringi alunan syahdu kesok-kesok. Karya teaterikal dari Syahril Patakaki Dg. Nasa ini diperankan dengan sangat baik, khidmat dan menggugah sanubari peserta Temu Budaya.

Diketahui bersama, bahwa Innake Pasombala adalah instrumen sastra daerah dalam bentuk Sanja Mangkasara, yang berkisah tentang manusia dalam mengarungi anugerah samudera kehidupan. Teaterikal ini menggambarkan manusia sebagai Nahkoda dalam pelayaran hidup, diperhadapkan dengan pasang surut kehidupan yang membutuhkan sikap dan keyakinan kuat dan tegar dalam mengarahkan biduk bahtera kehidupannya. Tujuannya agar manusia tahu diri sebagai hamba dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta guna mendapatkan keridaan dan keberkahan hidup dari yang Maha Kuasa.

         Penari Langkang Kuajang, Putra Gobel dan                                   Cantika Sari Islami

Lalu Temu Budaya dilanjutkan dengan penampilan Tari Langkang Kuajang karya Andi Abubakar Hamid. Andi Abubakar Hamid di kenal sebagai maestro tari di Sulawesi Selatan yang karya-karyanya dipentaskan baik nasional maupun internasional. Karyanya yang melengenda adalah Tari Tomepare.

Tari Langkang Kuajang ini diangkat dari cerita klasik tanah Luwu tentang Burung Lankang Kuajang, Burung Elang. Penguasa angkasa ini memiliki karakter mandiri, setia, pandangan yang visioner, sikap tegas, perkasa dan tidak kenal takut. Dibalik keperkasaannya ini, burung langkang kuajang memiliki jiwa yang perlu dibasuh dengan rasa cinta. Pasangan penari Putra Gobel dan Cantika Sari Islami mampu menghipnotis peserta dengan gerakan tarian yang indah dan powerful, serta ekspresi penuh penjiwaan.

     Pembacaan cerpen Cenning Rarana Mariatang                          oleh Sa’diah Lanre Said

Sementara pertunjukan seni berikutnya menampilkan pembacaan cerpen Cenning Rarana Mariatang oleh Sa’diah Lanre Said. Penulis cerpen merupakan salah satu dari sepuluh antologi Penulis Fiksi ASEAN Terbaik tahun 2016. Anak dari ulama besar Anregurutta Haji Lanre Sa’id ini, membaca cerpen dengan gaya khasnya serta mimik wajah penuh penghayatan yang membuat pendengar larut dalam kisah asmara sosok Mariatang dan Andi Azhar tersebut.

Dan pertunjukan Seni terakhir Teater “La Coki VS Brutus Tikus” yang mengundang gelak tawa penonton dengan aksi kocak dan totalitas teaterisnya. Para pemeran di isi oleh teateris senior dari Komunitas Lagoa, di antaranya, Bahar Merdhu, Is Hakim, Goenawan Monoharto, Irwan AR Brutus, Jamal Kalam, Asis Nojeng, Satriani, Egy, dan Sukma Sillanan.

Teater “La Coki VS Brutus Tikus” Komunitas Lagoa

Bahar Merdhu adalah maestro teater, dengan kelompok sandiwara petta Puang yang dibentuknya beberapa tahun lalu. Teater “La Coki VS Brutus Tikus” ini berdasar dari kisah Meongpalo KarellaE yang dikemas dalam bentuk sketsa perseteruan Tom & Jerry yang absurd dan komikal, menggunakan konsep dan gagasan teater minimalis.

Di penghujung acara Temu Budaya Akhir Tahun 2024 oleh LAPAKKSS ini, di isi dengan rangkaian Diskusi Kesenian berupa tanggapan terhadap karya seni Tari oleh Dr. Halilintar Latif dan tanggapan terhadap karya seni Sajak dan Teater oleh Dr. Nurlina Syahrir, M.Hum., dan Seniman Sulawesi Andi Mahrus.

Para Penanggap Pertunjukan Seni Tari, Sajak, dan Teater

Setelah Dialog Kesenian, Ketua Dewan Pembina LAPAKKSS, Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM., memberikan penghargaan berupa sertifikat bagi group penampil maupun sertifikat penanggap dan moderator.

Ketua Dewan Pembina LAPAKKSS, Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM.

Kemudian acara Temu Budaya Akhir Tahun 2024 di tutup secara resmi oleh Ketua Dewan Pembina LAPAKKSS, Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM.

Laporan: Arief Rahman/Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *