Sejarah Singkat Kerajaan Yang Pernah Berkuasa di Sinjai

Selanjutnya Raja Turungeng pertama menikah dengan anak Raja Bone melahirkan 7 orang anak, anak pertama perempuan menggantikan Ibunya menjadi Raja di Turungeng, sementara 6 lainnya menyebar menjadi Raja Manipi, Manimpahoi, Suka, Balasuka dan Pao. Karena mereka memiliki hubungan nasab Raja, maka terbentuklah “Persekutuan Pitulimpoe-E”.

C. Aliansi Gowa dan Tellulimpo-E

Dalam melawan V.O.C / Belanda
Aliansi Gowa dengan Tellulimpo-E terjaling sejak abad ke-15, yang diperakasai oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Mattanre To Mapparisi Kallona dengan Raja Bulo-Bulo ke-5 Aputappareng yang dikenal dengan “Perjanjian Sombaopu”.

Perjanjian ini diperbaharui di masa Pemerintahan Raja Bulo-Bulo ke-8 Daommo Mabisuneng Eppa-E dengan Raja Gowa ke-10 Tunipallagga Ulaweng.

Dihadapan para bangsawan Kerajaan Bulo-Bulo/Tondong, Lamatti dan Raja Tunipallagga menyampaikan perjanjian yang isinya sebagai berikut: “sekalipun Gowa kalah perang dan Sombaopu dibumihanguskan namun Tellulimpo-E belum kalah, maka Gowa belum dikatakan kalah dan sekalipun Tellulimpo-E kalah perang, namun Gowa belum kalah maka Tellulimpo-E belum dikatakan kalah. jika Gowa kalah pada pagi hari, maka Tellulimpo-E pada sore hari, karena itu segala kesulitan Gowa akan dibantu oleh Tellulimpo-E demikian sebaliknya.

Implikasi dari perjanjian tersebut membuat Tellulimpo-E terlibat dalam setiap peperangan yang dilakukan oleh Kerajaan melawan penguasa atau kerajaan lain pada masa itu.

Keterlibatan Persekutuan Tellulimpo-E secara langsung dalam perang Gowa dengan Kerajaan lain terjadi ketika Raja Gowa X Tunipallagga menyerang Bone pada abad ke-16, pasukan Tellulimpo-E pada saat itu dipimpin oleh La Paddenring Arumpalie, yaitu suami Raja Bulo-Bulo ke-8 Mabisuneng Eppa-E sekaligus sebagai Raja Lamatti dan beliau gugur dalam peperangan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *