Kotak Kosong, Dipintu Alternatif Pilkada Gowa
Oleh: Drs. Ahmadi Haruna
(Wartawan Senior)
Keberhasilan Adnan purichta SH.MH dengan wakilnya H.Abd.Rauf Malaganni S.sos.M.Si memimpin Kabupaten Gowa ditahun kelima ini tak dapat dipungkiri cukup berhasil tetutama dibidang religius dan Pendidikan dan banyak lagi penilaian yang menghujani media sosial memuji sikap kepemimpinan Adnan purichta- H.Abd.Rauf.
Kita cukup maklum apa yang dicapai Bupati termuda dari timur Indonesia ini, telah mengukir sederet Penghargaan yang membanggakan dan tentunya untuk kalangan birokrat tak segan mengayunkan jempol untuknya berdua.
Namun ingat ! Ini pesta Demokrasi bukan pesta prestasi dan penghargaan.Dan Demokrasi kita tengah mendaki menuju puncak.Artinya sedikit terpeleset bisa terjungkal kebawah dan pembangunan yang telah ditata tumpah sia-sia. Lagi pula masyarakat bawah tak paham Tata bahasa pembangunan atau perubahan, yang dia pikirkan tata kehidupannya yang senantiasa ingin diperbaiki. Dan ini maunya instant tanpa negoisasi atau konsultasi macam- macam.
Dalam filosofi Ilmu kesehatan, jika seseorang mengalami sehat jasmani dan rohani kecendrungan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam kondisi ALTERNATIF atau memilih satu dari dua pilihan akan jernih.
Hal ini yang perlu dibedah oleh petahana agar gerbong suara dari TPS 9 Desember mendatang tetàp menyertainya.saya menilai Petahana selama ini telah membangun RAGA Kabupaten berjuluk Gowa bersejarah namun JIWA warganya masih perlu diopname lebih jauh sehingga benar-benar segar bugar.
Dan kaitan pilkada di Bumi Sultan Hasanuddin kondisi warga berada didepan pintu Alternatif saat ini. Lengah sekilas – kotak kosong jadi kuda hitam.
Tiga bulan masih cukup waktu merancang scenario strategi untuk mengubah syhgologihs warga dalam memilih di TPS, apalagi pemilih pemula yang masih labil menentukan pilihan demikian juga pemilih pendatang yang baru hengkang berdomisili di Gowa, ini lahan suara bagi KK.
Artinya kita jangan terlalu Percaya Diri dan memandang remeh Kolom Kosong sehingga program tahapan menabur simpati dijalankan seadanya dan tidak rapi.Ingat segalanya sesuatu yang dijalankan tanpa perencanaan matang, jangan harap tepuk tangan menggemuruh saat pesta usai.
Secara terang benderang memang belum. Namun sikap kegelisaihan sebagian masyarakat Gowa, khususnya yang ditahun 2015 menjadi laskar tim sukses A.Maddusila Kr.Ijo mulai mengelus-elus Kotak kosong biar merubah wujud jadi Ayam jantan yang mampu menggelaparkan penantangnya.
Sebagai penutup penulis melakukan survey pribadi dengan mengunjungi beberapa Warkop di Sungguminasa dan berbincang tokoh pemuda,LSM, penggiat Sosmed, pada umumnya masih belum final akan pilihannya, alasannya waktunya masih lama dan tak ingin disebut munafik jika pilihannya berubah dihari ” H”. Namun meski tidak membeberkan pilihannya nampak ada yang disembunyikan dari sejumlah nara sumber. Ini tercermin dari kalimatnya ” Kita ini barisan hati yang luka” Andalah yang terjemahkan, pintanya pada penulis. Maknanya, Yah, KOTAK KOSONG DIPINTU ALTERNATIF.
Panaikang tengah malam.