Pemberian Baju Jubah Adat Nias ke Salah Satu Anggota DPRD Prov Kepri Tuai Polemik, Masyarakat Nias : Kami Minta Pdt Joel Beri Klarifikasi Tatap Muka

(Sumber Foto: Postingan Paulus Rahman Tambunan di Akun Medsos Facebook)

BATAM. TOPIKTERKINI.COM – Akhir-akhir ini di hebohkan Terkait Pemakaian Baju Adat Nias, sejumlah Tokoh masyarakat Nias Berkomentar Tegas atas kejadian pemberian baju jubah adat nenek moyang.

(Kat foto : hasil screenshot ke salah satu warga sama chating)

Hal ini, tuai komentar tegas di beberapa kalangan tokoh masyarakat nias, (29/8/23).
Viral nya hal ini, terkait pemakaian Baju Adat Nias yang dipakaikan kepada seorang Anggota DPRD Provinsi Kepri di sebuah Gereja yang terlihat pada salah satu akun Facebook tersebut beberapa hari yang lalu.

Dari pantauan awak media pada  (21/8/23) salah satu postingan Media Sosial dengan akun Facebook milik Paulus Rahman Tambunan, terlihat Anggota DPRD Provinsi Riau, AP sedang dipakaikan Baju Kebesaran Ono Niha, baju kebesaran adat Nias oleh salah satu Gembala Gereja Tuhan Di Indonesia (GTDI) Sungai Yordan Kota Batam Provinsi Kepri.

Salah satu warga yang tak mau sebut namanya, iya mengatakan kepada awak media bahwa Gembala tersebut pernah chat dia,” ya pernah chat saya, Ya kan ramai dan heboh nya di grup Forum Ono Niha (FON) saya pun ikut berkomentar.

Trus dia chat saya katanya gini,” Saya joe, Mau mu apa skg? Kau posting trus postingan saya Kalau mau jumpa saya Dimana kita jumpa Saya akan jumpai kau, Saya bertobat dari penjara.

katanya gitu ke saya, ya saya pun gk ambil pusing kan bukan hanya saya yang koment di group begitu banyak yang komentar,” ungkap salah seorang warga Nias yang ikut gabung di grup Forum Ono Niha.
Gembala Gereja GTDI Sungai Yordan, Joe Perubahan Ndruru mengatakan bahwa beliau (Asmin Patros) merupakan sosok yang sangat mulia terhadap gereja yang sedang saya pimpin.

Terlihat pun di komputer nya di akun Facebook milik (Paulus Rahman Tambunan), iya mengatakan bahwa sosok beliau sudah membantu gereja nya,” sudah begitu lama dia bantu gereja yang saya pimpin dan oleh karena itu, tidak janji kami sama dia dan tidak ada yang bisa kami berikan, hanya lah yang bisa kami buat, jadi ini urusan gereja kami bukan orang lain,” katanya di salah satu komentar di akun Facebook Paulus Rahman Tambunan, yang kini telah di hapus.
Hal ini telah menjadi soroton Siulu (Tokoh masyarakat/Penasihat Adat) asal Nias yang ada di Kota Batam.

Beberapa tokoh masyarakat mengatakan bahwa hal tersebut tidak di benarkan,”
“Ya hal ini tidak bisa dan tidak di benarkan. Karna itu adalah baju atau jubah ke hormatan ada Nis dari nenek moyang kita,” ungkap beberapa tokoh masyarakat nias.

Pantauan kami, awak media pun terus berupaya untuk mengikuti hal ini, guna untuk memberikan hal yang positif bagi kalangan masyarakat Batam dan sekitarnya.
(Anton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *