Pj Bupati Jeneponto, Sekda Dan Perwakilan BSIP Kunjungi Lokasi Penangkaran Benih Padi

Topikterkini.com-Jeneponto- Ingin Jeneponto menjadi daerah penghasil benih padi, Pj. Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri didampingi Sekda H. Muh. Arifin Nur dan Perwakilan Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian kunjungi tiga lokasi strategis penangkaran benih padi, Selasa (2/4/2024).

Ketiga rencana lokasi strategis penangkaran benih padi tersebut, yakni Desa Tuju Kecamatan Bangkala, Desa Sapanang Kecamatan Binamu dan Desa Kalumpangloe Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

Peninjauan itu dilakukan adalah untuk memastikan bahwa kedepan ketahanan pangan di Kabupaten Jeneponto aman dan terjaga dengan baik.

Pada kesempatan itu, Pj. Bupati Juanedi Bakri mengungkapkan, bibit padi yang diproduksi di penangkaran itu kualitasnya sangat baik, apalagi jenis varietas yang dikembangkannya juga cukup banyak dan beragam.

Potensi ini akan terus dioptimalkan sampai tingkat offtaker atau pasar, dan pemerintah hadir di situ untuk memfasilitasi.

“Karena sebuah produk, itu biasanya sangat tergantung dari kualitas bibitnya, selain ada juga faktor pupuk. Nah, semoga kedepannya di Kabupaten Jeneponto ini , itu semua sudah ada, tinggal bagaimana membangun ekosistem produksinya,” ungkapnya.

Ia juga meminta OPD terkait untuk bisa memfasilitasi kelompok tani mandiri itu sampai tingkat pasar, yang merupakan ujung dari faktor produksi. Untuk sasaran tahap pertama, bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan bibit padi di dalam daerah terlebih dahulu.

Apalagi saat ini, katanya, isu pangan sudah menjadi isu dunia dan tentunya itu membawa dampak besar terhadap pandangan Indonesia di mata Internasional.

“Saya yakin dan percaya bahwa kabupaten yang kuat pangannya sangat dihormati oleh kabupaten lainnya , dan kita punya potensi itu.
Kita juga akan minta pelibatan dari balai benih untuk bisa berperan dalam peningkatan kualitas benih bibit padi. Termasuk bagaimana agar para petani kita tertarik menjadi penangkar benih” katanya.

Faktor produksi lainnya yang juga menjadi perhatian khusus Pj. Bupati adalah perbaikan saluran irigasi.

Menurutnya, ini penting dilakukan mengingat sebagian besar persawahan di Jeneponto ini merupakan tadah hujan. Maka dari itu, sumber-sumber air yang ada harus terus ditingkatkan.

“Memang tidak bisa mengairi semuanya, nanti kita hitung berapa persen yang bisa diairi dari irigasi yang ada. Kita segera menyusun agenda itu ke depan. Irigasi dan infrastruktur akan kita upayakan dengan baik ” jelasnya

Junaedi berharap agar nilai tambah bagi petani itu harus ada di kelompok tani, jangan di perusahaan.

“Artinya, para penangkar benih padi itu harus dipersiapkan untuk menjual produknya dalam bentuk jadi atau untuk menuju ke arah situ,” harapnya.

Olehnya itu, tegas Junaedi, diharapkan Kepala Dinas Pertanian nantinya secara kontinyu dan terstruktur melakukan koordinasi dengan lembaga usaha, baik itu BUMN, BUMD atau mungkin dengan Perguruan Tinggi dan sebagainya.

“Kita akan mulai kolaborasikan,” tegasnya.

Sebagai informasi tambahan, kata Junaedi, jumlah penangkaran benih padi yang ada di Kabupaten Jeneponto saat ini kurang lebih sekitar 5 hektar yang ada di dusun palippiri.

Menurut, Junaedi, kebutuhan benih dalam setahun untuk Kabupaten Jeneponto sekitar 10 ribu ton, atau dengan kata lain 2/3 kebutuhan dari produksi lokal sudah tercukupi, terlebih ada tambahan benih dari bantuan pemerintah.

“Kita segera akan membuat proses bisnis benih bibit padi ini, pada tahapan mana ada nilai tambah di petani. Sehingga selain mereka menerima nilai tambah, stok bibit didalam daerah aman, juga kita bisa memberikan kontribusi kepada nasional,” pungkasnya.

Laporan: A. Baso Pangerang Kr. Tumpu
Editor : Arief Rahman/Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *