Oleh: Rachim Kallo (Sekretaris LAPAKKSS)
Dalam rangkaian kegiatan KFBN 2024, yang diikuti 5 Provinsi, 15 Kecamatan dan 33 sanggar seni lokal. Termasuk Tim Lapakkss dan peserta lainnya berkesempatan untuk mengikuti city tour yang menampilkan kekayaan sejarah dan budaya Tenggarong, Rabu, (10/07/2024).
Tepat pukul 8 waktu setempat usai sarapan pagi peserta naik ke bus masing-masing yang di dampingi Liaison Officer (LO). Khusus Tim Lapakkss LO pendamping Raynhard Kadmaer, S. Pd untuk mengunji beberapa destinasi utama dalam tur ini adalah Pokant Tokaq, Museum Mulawarman, dan Rumah Besar Sangkoh Piatu.
Pokant Tokaq, Tempat Pembuatan Kerajinan Tradisional
Perhentian pertama adalah Pokant Tokaq, sebuah tempat yang terkenal dengan kerajinan tradisional khas Tenggarong terletak di Loa Ipuh, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Memasuki kawasan itu, terlihat jalan sempit sehingga 9 bus peserta sedikit agak pelan menyusuri perkampungan penduduk. Untung, kesigapan panitia KFBN 2024 dapat mengatasi hal tersebut hingga berjalan dengan lancar.
Para peserta melihat langsung proses pembuatan berbagai macam, mulai tenun, menyulam hingga melihat hasil kerajinan tangan. Selain itu, peserta mendapatkan penjelasan dari mentor di Pokant Tokaq.
Momen ini pun dimanfaatkan dari tim Lapakkss berkesempatan mengabadikan dengan foto bersama dari beberapa gadis dayak yang memakai kostum tradisionalnya sebagai penerima tamu peserta KFBN 2024.
Museum Mulawarman, Menelusuri Jejak Sejarah
Selanjutnya, peserta mengunjungi
Museum Mulawarman terletak di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Museum ini memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah dan budaya Kerajaan Kutai, salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang dibangun pada tahun 1936 oleh Sultan Adji Muhammad Parikesit. Pada tahun 1971 bangunan ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan diresmikan pada tahun 1976.
Museum ini dibawa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. Mantan plh UPT Museum Mulawarman, Nurzam saat di konfirmasi jumlah pengunjung tahun 2024 mengatakan pasca covid-19 mulai membaik, namun dua bulan terakhir turun lagi jumlah pengunjung.
“Untuk meningkatkan kembali, kita banyak lakukan berbagai event-event yang kita pusatkan kegiatannya di area museum ini, ” ujar Alumni Unhas 2007.
Rumah Besar Sangkoh Piatu, Warisan Arsitektur Klasik
Perjalanan city tour berlanjut ke Rumah Besar Sangkoh Piatu, sebuah bangunan bersejarah yang memadukan arsitektur klasik dan tradisional. Rumah besar ini dahulunya merupakan tempat tinggal para bangsawan dan kini dijadikan sebagai situs warisan budaya.
Di tempat ini para peserta akan santap siang bersama yang disiapkan panitia KFBN 2024 dan pengelola rumah besar. Sambil menunggu acara seremoni, salah satu tim Lapakkss – Ishakim mengambil mic untuk memecahkan suasana dari para peserta yang terlihat mulai lelah dari dua tempat sebelumnya. Lalu Ishakim yang dikenal juga Seniman perupa, membaca karyanya berjudul ‘Impresi Tari’.
Seketika suasana berubah riuh sembari menyimak bait demi baik puisi itu.
Di tempat rumah besar Sangkoh Piatu dihadiri beberapa kabid dan staf dari Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara beserta pengelola rumah besar yang termasuk Cagar budaya selalu tuan rumah.
Di acara lainnya, ada pertunjukan Tari Topeng dengan judul Nelayan. Di akhir acara, santap siang dengan penyajian prasmanan, masakan khas rumahan.
City tour ini menjadi pengalaman berharga bagi para peserta KFBN 2024, memperkaya pengetahuan mereka tentang budaya dan sejarah Tenggarong.
Menurut salah satu staf Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara, yang selama ini sebagai Komunikator Lapakkss di KFBN 2024, Hadiyansyah,S.STP.,M.Si (JF Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif) mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal dan mendorong pelestariannya di masa mendatang. (bersambung)