Topikterkini.com.Donggala – Diskriminasi audit kasus stunting (AKS) merupakan upaya kegiatan penyebaran informasi dan hasil analisis terkait kasus stunting. kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Tujuannya adalah untuk menemukan ide dan gagasan dalam menangani masalah stunting secara bersama-sama. Ujar PJ Bupati Donggala Moh Rifani Pakamundi. dalam kegiatan tersebut di hadiri oleh sekretaris Daerah kabupaten donggala Dr H Rustam Efendi. Kepala dinas P2KB Dr H Lasamudia. Kodim. Polres donggala yg di wakili. Asisten. Para kepala OPD. Camat. Lurah dan kepala puskesmas sekabupaten Donggala. Pada hari Jumat tanggal 29/11/2024. di ruangan kasiromu.
Prevalensi stunting Kabupaten Donggala hasil SSGI tahun 2022 34,2%, mengalami kenaikan 1,7% menjadi 34,1% berdasarkan survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Secara real Time melalui inputan EPPGM bulan Agustus 2024. Kabupaten Donggala angka stuning 17,4, angka wasting: 6,0%, angka underweigh : 14,8%, tentu ini tanda-tanda yang sangat menggembirakan,
namun program untuk terus menjaga agar angka stunting kita tidak naik. harus terus kita lakukan ujar Moh Rifani Pakamundi. mengingat angka wasting dan underweigh Donggala masih lumayan tinggi. Harapan Kita semoga tahun 2024. hasil SSGI bisa menurun paling tidak mendekati mencapai target nasional yakni 14%. Penekanan angka stunting yang ditargetkan oleh pemerintah 14% tahun 2024 merupakan target yang wajib dicapai,
karena stunting dapat berpengaruh terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk mencapai target tersebut PJ Bupati Donggala Moh Rifani Pakamundi. mengajak seluruh pihak dan lapisan masyarakat untuk saling bersinergi dan bekerja sama untuk mengatasi kondisi stunting di Kabupaten Donggala, dan meminta agar desiminasi audit kasus stunting yang dilakukan memiliki dampak yang terukur.
dimulai dari identifikasi kasus hingga dilakukannya desiminasi dan rekomendasi dari tim pakar agar dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah melalui tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat kabupaten.
Berbagai masalah yang saat ini masih dihadapi dalam upaya mengatasi stunting beserta rumusan aksi nyata yang harus dilakukan. Hal penting untuk mengetahui sampai di mana progres saat ini,
mengidentifikasi apa kendala yang dihadapi lalu menentukan strategi yang diterjemahkan menjadi aksi nyata untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Kabupaten Donggala. banyak hal yang harus dibenahi di lapangan, dari aspek tata kelola, koordinasi,
anggaran data dan komitmen, saat ini masih menjadi masalah yang banyak dirasakan, sedangkan dalam aspek intervensi spesifik, masalah pemberian ASI eksklusif, konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil dan remaja putri, imunisasi, pemantauan tumbuh kembang dan pemberian makanan pendamping ASI juga masih menjadi persoalan.
Jadi perlu dilihat yang menjadi prioritas. Dalam aspek intervensi sensitif, dampingan pada calon pengantin, akses terhadap sanitasi layak, pengasuhan dan pendampingan dalam pemberian gizi anak, saat ini masih menjadi masalah utama di lapangan. Hal ini menjadi penting termasuk keterlibatan pemerintah sampai ke tingkat desa. Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) mulai dari tingkat pusat provinsi, Kabupaten,.Kecamatan, sampai dengan desa dan kelurahan.
Kami mengharapkan agar seluruh pihak terkait benar-benar fokus pada intervensi yang mempunyai daya ungkit pada intervensi yang menyasar langsung pada calon pengantin, ibu hamil dan anak di bawah 2 tahun, sebagai gerakan untuk mengatasi berbagai persoalan kesehatan termasuk stunting.
Untuk mengatasi masalah ini, aksi yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong kolaborasi pemerintah dengan pihak swasta dalam penanganan percepatan penurunan stunting. ujarnya.
(Alir).