Dialog Publik, ARN Ingin Makasar Jadi Kota Industri Kreatif

Laporan : A M Dg Nappa
TOPIKterkini.com–Makassar– Aroma Pilwalkot Makassar 2020 sudah mulai terasa, arena dialog menyonsong pesta demokrasi warga kota Makassar mulai terbuka. Dialog Publik dijadikan sarana untuk menyisir potensi bakal calon pemimpin kota Makassar yang mumpuni menakhodai Ibu Kota Sulsel.

Tak luput seorang Abdul Rachmat Noer dengan taglinenya AyoMi CiKa’, tampil sebagai salah satu pembicara bersama Wawali Demosioner Dg Ical duduk sepanggung dalam dialog Publik yang digelar di Kampus Unismuh. ARN berkeinginan menjadikan Makassar sebagai kota industri kreatif.

“Peluang menjadikan kota ini sebagai kota industri kredit sangat memungkingkan diwujudkan. Apalagi sudah ada blueprint pemerintah pusat untuk pengembangan industri kreatif di Indonesia” Gagasan tersebut disampaikan ARN pada Dialog Terbuka yang mengusung tema ‘Meneropong Makassar 2020’ di Gedung Iqra Lantai 5 Unismuh Makassar, hari Rabu 17 Juli 2019

Menurut pakar Marketing ini, produktivitas warga kota Makassar sangat mendukung ke arah itu. Saya melihat banyak anak2 muda Makassar yang memiliki ide dan kreativitas yg menjadi landasan pengembangan kota industri kreatif, ujar Rachmat.

Setelah era ekonomi lanjut Rachmat, teknologi informasi masyarakat hari ini memasuki era industri kreatif. Subsektor yang menjadi bagian dari pengembangan industri kreatif di Makassar meliputi Fashio, film, musik, kriya, kuliner, dan aplikasi digital, tambahnya.

Anak-anak muda Makassar itu sangat kreatif, tidak kalah dengan pemuda di Jawa, tegas Rachmat.

Pengembangan industri kreatif menurut Putra Jeneponto ini, selain menciptakan lapangan kerja baru juga akan melahirkan Enterprenur muda. Jangan lupa bahwa Makassar ini sejak dulu dikenal sebagai kita niaga. Kebetulan saat ini komoditasnya bukan lagi barang tetapi pengetahuan dan ide kreatif, ujar Rachmat.

Acara dialog publik dilaksanakan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar. Tampil sebagai pembicara Syamsu Rizal mantan Wawali Makassar, akademisi Nurul Haq Syarif, pengamat politik Andi Luhur Priyanto.(Ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *