Tangkal Bahaya Radikalisme, BEM Hukum Unmuha dan SOMADA Gelar Seminar Publik

TOPIKterkini.com, BANDA ACEH – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, bekerjasama dengan Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda (SOMADA) Aceh Besar menggelar seminar publik dengan tema ‘Bersatu Menangkal Bahaya Radikalisme Dan Terorisme di Indonesia’ pada Selasa, (25/6/2019).

Kegiatan yang pandu oleh ketua BEM Fakultas Hukum Unmuha itu berlangsung dengan hangat di 3 In One Coffee Shop lantai II Lampineng Banda Aceh. Kegiatan tersebut turut dihadiri Prof.M.Hasbi Amiruddin (Ketua FKPT Aceh), Tarmizi, M.Si Aktivis ’98 (Ketua Pospera Aceh) dan Tengku Muhazzir Budiman, M.Ag (Akademisi STISNU Aceh).

Dalam pemaparannya, Prof. Hasbi mengatakan bahwa, pemeluk agama Islam harus melawan radikalisme dengan cara menjauhi paham-paham yang mengarah pada sikap radikal.

“Dalam Islam, paham radikal harus di lawan, bukan dengan cara membunuh, karena Islam itu Rahmatan Lil’alamin dan siapa saja yang tidak menghukum sesuai hukum Allah, maka dia kafir, itu yang sering dikatakan oleh sebagian kelompok, padahal kita tidak bisa mengambil kesimpulan secara sepihak,” ucap Prof. Hasbi dalam press release yang disampaikan oleh Aljawahir pada Rabu pagi, (26/6/2019).

Pada seminar tersebut, Tengku Muhazzir Budiman juga menyampaikan bahwa, salah satu faktor pemicu timbulnya paham radikalisme, dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman umat manusia tentang berbagai penjelasan dari paham radikal itu sendiri.

“Kenapa kita radikal? Dikarenakan kita dibatasi tentang penjelasan-penjelasan tentang radikal itu yang ada di dalam Islam,” ujarnya.

Namun yang terpenting kata Muhazzir, mulai saat ini Islam harus bersatu, agar tidak terjadi perpecahan dan diadu domba oleh orang-orang yang mempunyai maksud tertentu.

“Jangan memperdebatkan hal-hal yang berbeda pemahaman, karena yang terpenting adalah sama dalam memahami rukun Iman dan rukun Islam,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pospera Aceh Tarmizi, M.Si juga mengungkapkan bahwa, saat ini paham radikalisme dan terorisme telah banyak menyusup di kalangan masyarakat.

“Dalam bermasyarakat banyak terjadi judgement yang berkembang, namun kampus diam seribu bahasa karena tidak ada kajian publik,” ungkap pria yang kerap disapa Waktar ini.

Selain itu, adanya kepentingan-kepentingan yang bercampur menjadi satu sehingga terjadi gerakan sesuai dengan pemikiran orang atau kelompok tertentu.

“Seperti yang terjadi hari ini adalah konsensus, dimana menjadikan berita viral sebagai kebenaran tanpa dipikirkan dengan akal,” tutupnya. (**)

Laporan Jurnalis: Anton

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *