Gunakan Batu Karang, Proyek Rekonstruksi Tembok Penahan Ombak Di Pantai Alorang Disorot Warga

TOPIKTEEKINI.COM – BULUKUMBA | Kegiatan Proyek pembangunan Rekonstruksi Tembok Penahan ombak  yang berada di pantai Alorang, Kelurahan Bontokamase, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba disorot warga Jumat (24/6)

Proyek tersebut disorot warga lantaran dinilai kurang tepat jika menggunakan batu karang.

“Ya sepertinya kurang tepat jika proyek tersebut menggunakan batu karang, semestinya, proyek tersebut menggunakan batu kali (batu gajah)

Menyikapi soal batu karang yang digunakan oleh pihak pelaksana proyek Rekonstruksi tembok penahan ombak, sangat mustahil bangunan tersebut bertahan lama, kata sumber.

“Kalau sepengetahuan saya, asal bicara soal proyek pemecah ombak yang mana kegunaanya untuk menahan dan di jadikan sebagai tanggul di bibir pantai terhadap hantaman ombak besar, harusnya proyek tersebut menggunakan batu sungai (batu gajah), Tutur Sumber yang menolak namanya dituliskan dalam pemberitaan ini

Masih kata sumber bahwa dengan menggunakan batu karang yang hampir sejenis batu kapur akan mudah keropos kalau terkena air. Apalagi mau dijadikan tanggul pemecah ombak sangat mustahil rasanya bertahan lama,” pungkasnya.

Pihak pelaksana kegiatan proyek Rekonstruksi tembok penahan ombak yang dikonfirmasi via telepon membenarkan soal kegiatan tersebut.

Kata dia, kegiatan proyek rekonstruksi mulai tanggal 9 Mei sampai dengan 5 September 2022. Terhitung 120 hari kalender.

Masih kata Ibnu, untuk pekerjaan tersebut dinamakan batu Armor yang mana armor itu, dengan spesifikasi 10 kilo sampai 20 kilo.

Adapun kami datangkan batu karang dilokasi itu, berdasarkan kesepakatan hasil tinjauan bersama, oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam hal ini, direksi badan penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bulukumba.

” Setelah ditinjau beberapa lokasi, hanya satu lokasi yang masuk spesifikasi, karena yang lain itu berkapur dan kebetulan pemilik tambang yang berinisial R memiliki izin usaha produksi (IUP)

Atas rekomendasi dan persetujuan konsultan pengawas pihak pelaksana menggunakan batu Armor yang sejenis batu karang, kata Ibnu.

” Memang disitu menggunakan batu Armor bukan batu gajah, atau apapun batu lain, Itu sudah sesuai di rencana anggaran biaya (RAB). Dengan spesifikasi berat 10 kilo sampai 30 kilo.

Kenapa tidak menggunakan batu kali, atau batu permukaan gundul, itu licin permukaannya, sedangkan kata Ibnu, kalau batu karang saling mengikat.

Sementara, kata Ibnu bahwa batu karang hanya berfungsi menahan gerusan pada saat nanti ada buis dibelakangnya.

” Ya akan ada buis beton semacam gorong gorong yang tersusun keatas sebagai pondasi, dan adalgi pasangan pondasi naik yang melengkung seperti model bebek,” katanya.

Sementara kepala dinas badan penanggulangan bencana Daerah (BPBD) A. Akrim yang dikonfirmasi via telepon membenarkan adanya kegiatan proyek rekonstruksi tembok penahan ombak.

Namun Akrim, mengaku kalau terkait batu karang (Armor) yang dipasang didepan tanggul nantinya mengurangi hantaman ombak.

Terkait ini untuk armor yang di pasang di depan tanggul nantinya mengurangi hantaman ombak nantinya ini juga sesuai di dokumen perencanaannya yang di buat konsultan karna kita langsung kalau bisa tanyakan ke konsultannya karena bersifat teknis.

Selain itu, kepala dinas penanggulangan bencana Daerah menyarangkan agar menghubungi pihak konsultan perencanaan.

“Iye terkait itu ada pasti pertimbangan nya konsultan yg buat dokumen nya yee kita bisa lngsung komunikasikan dengan konsultan perencanaan spy jelas apa pertimbangan nya yee,” jelas Akrim.

Laporan: Andi Burhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *